TWELVE

2 0 0
                                    

Lia dan nazir tiba di rumah dan lia terkejut akan kehadiran morslin disana.

"A...a...ayah, ayah kenapa ada disini?"gugup lia

"Silahkan duduk"

Lia mengajak nazir untuk duduk disamping morslin dan wajah lia sudah pucat.

"Ada apa dengan loe, kenapa muka loe pucat dan tangan loe gemetaran dia kan ayah loe jadi ngapain takut"bisik nazir

"Loe lebih baik diam aja"sahut lia

"Lia"panggil morslin dan lia kaget mendengar suara morslin dan menatap kearahnya.

"Iya ayah"lia

"Ada apa denganmu, mengapa kamu tanganmu gemetaran seperti itu"morslin

"Ah, aku gak apa-apa kok ayah. Oh ayah kenapa datang kesini tanpa memberitahu aku"sahut lia berusaha tenang

"Emang ayah tidak bisa datang kesini. Ini kan juga rumah ayah. Oh itu ayah baru mengetahui dari paman kamu bahwa ansel disini juga"morslin

"Paman mengatakan hal seperti itu, kenapa paman tidak memberitahu aku sebelumnya"batin lia

"Lia kamu mendengarkan ayah kan"

"Ah iya ayah. Ini ansel ayah"lia

"Halo paman aku ansel"sapa nazir dengan tersenyum

"Oh ini ansel wah kamu tampan juga ya. Bagaimana betah tinggal disini apakah lia membuatmu terganggu?"morslin

"Ayah apaan sih"lia

"Lia baik kok paman. Dia juga perhatian samaku ya kan sepupuku yang paling cantik"ejek nazir

Lia langsung mencubit paha nazir hingga nazir teriak kesakitan.

"Maaf paman"senyum nazir

"Baiklah. Ayah hanya ingin mengetahui keadaan kalian saja. Kalau begitu ayah kembali kekantor dulu"morslin

***
"Tuan besar tela tiba"sahut pelayan

Semua berdiri termasuk wanita dan anak kecil tersebut.

"Mytha bawakan makan malam ku keruanganku, aku mau makan disana saja"yoona berdiri

"Kamu mau kemana yoona, kenapa kita tidak makan bersama di meja makan ini."Stevan

"Lebih baik kamu pikirkan sendiri kenapa aku seperti ini. Mytha cepat siapkan semua"yoona meninggalkan meja makan

Juyeon yang melihat kepergian ibunya hanya menghela nafas atas kepergian ibunya dari sana.

"Juyeon bagaimana ujian masuk kedalam universitas itu? Apakah lancar"stevan

"Lancar"sahut juyeon kesal

"Juyeon kenapa kamu menjawabnya seperti itu"stevan

"Aku capek ayah. Aku mau kekamar"juyeon pun pergi.

"Lihat bang. juyeon dan kakak ipar sudah tak perduli lagi denganmu. Aku tidak nyangka abang berbuat seperti ini kepada kakak yoona"mark

"Jaga bicaramu mark. jangan pernah menyebutkan aku jahat"stevan

"lah emang kenyataan"mark

"Kamu"emosi stevan

"Mas sudah"wanita itu akhirnya bersuara

Mark melirik tajam wanita itu lalu pergi.

***
Juyeon menghampiri yoona yang sedang melipat tangannya di dada dan menatap keluar jendela.

"Bu"panggil juyeon dan yoona menoleh kearah juyeon dan memeluk anaknya

"Maafkan ibu sayang. Ibu tidak bisa berbuat apa-apa atas kejadian ini"yoona

Oh MY SHininGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang