NINETEEN

2 1 0
                                    

Didalam mobil hanya terjadi keheningan tidak ada yang berbicara hingga juyeon membuka pembicaraan.

"Nazir nanti pulang tunggu kami di parkiran jangan pergi kemana-mana"juyeon

"Iya bang"sahut nazir tanpa melihat kearah juyeon dan fokus keluar jendela

"Hyunjae maaf atas perbuatan paman mark tadi kepadamu"sahut juyeon melirik kearah hyunjae

"Ah kamu tidak perlu minta maaf juyeon aku tau kok pasti paman mark hanya masih belum menerima keberadaan kami jadi tidak apa-apa"hyunjae

"Bang juyeon awas didepan"teriak nazir

Juyeon langsung memutar stir mobil dan untungnya mereka tidak apa-apa

"Kalian berdua baik-baik saja tidak, maaf aku tidak melihat kedepan tadi"sahut juyeon

"Sepertinya kamu masih memikirkan hal tadi ya ju, sudah sini aku saja yang nyetir"hyunjae dan juyeon saling bertukar tempat duduk dan melanjutkan perjalanan mereka ke sekolah

***
"Bagaimana dengan tawaran yang ayah berikan kepadamu, apa kamu bersedia menjalankannya lia"

"Aku masih belum percaya dengan kata-kata ayah kemarin malam, aku akan berbicara kepada nazir agar lebih tahu tentang ini"

"Hmm, baiklah ayah akan selalu menunggu jawabanmu. Sukses untuk sekolahmu sayang"

***
"Wah adek gua akhirnya datang"sunwoo langsung memeluk nazir

"Apaan sih loe main peluk adek orang lepaskan gini nih kalau jadi anak tunggal jadi susah sendiri"juyeon

"Kamu sudah baik-baik saja kan dek. Apa sih juyeon membuatmu kesal atau si hyunjae?"sunwoo

"Loe berisik bangat sih sunwoo, nazir lebih baik kamu ke kelas aja dek gak usah dengerin makhluk ini"sinb

"aku duluan semua"

"Ingat nanti jam istirahat kita lunch bareng"teriak juyeon

"Ya"

***
Yujin memberikan bekal makanan ke meja nazir yang membuat nazir kebingungan melihat yujin menyerahkan kotak bekal kepadanya

"Apaan nih, ngapain loe ngasih ke gua"

"Ini nyonya suzy yang kasih untuk lunch loe nanti"yujin

"Makasih"Nazir mengambil bekalnya dan meletakkan didalam laci meja dan membuka isinya ternyata berisi nasi goreng

Lia menghampiri nazir yang dimana nazir hampir menjatuhkan bekal makanan tersebut karena panggilan dari lia.

"Astaga lia loe buat jantung gua mau copot aja, untung bekal gua gak jatuh kan."
Nazir memasukkan kembali bekalnya ke dalam laci.

"Gua mau ngomong sesuatu yang penting, bisa kita bicara sebentar?"lia

"Ada apa ini sepertinys ini serius ok aku bisa dimana kita akan bicara di rootrop atau di tangga"

"Di rootrop ayo"mereka berdua pun pergi dan rini yang merasa ada yang aneh diam-diam mengikuti mereka berdua

***
"Wahh sudah lama aku tidak kemari setelah sekian lama, oh iya apa yang ingin kamu bicarakan lia"nazir

"Maaf sebelumnya kalau ini akan membuatmu tidak nyaman tapi aku harus bertanya soal ini kepadamu tidak apa-apa kan naz"lia

"Katakanlah mungkin aku bisa menolongmu"nazir tersenyum

Lia menghela nafas dan menatap seduh kearah nazir

"Apa benar kamu bukan anak kandung dari ayah dan ibumu nazir?"

Oh MY SHininGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang