00.23

28.8K 2.6K 34
                                    

Dengan langkah perlahan lahan Ana memasuki kamar ibunya, mengambil koper besar yang berada di atas lemari.

"Sehabis ini ada job dengan Om Agus kan" Ucap Ana Sambil memasuki beberapa baju lili kedalam koper Ana terus mengoceh.

"Lalu bagaimana dengan Om Freddy? Malam ini juga kan" Ana berdecak kesal mengapa malam ini ia sibuk sekali, apa yang harus dirinya lakukan supaya jam mereka berdua tidak bertabrakan?

Cklek

Tiba-tiba saja lampu padam membuat Ana terjengit kaget.

"Dimana pintunya" ucap Ana, sebagai pedoman Ana meraba-raba dinding.

Ckelk

Pintu itu terbuka, hawa dingin langsung masuk membuat Ana meremang seketika, bahkan di ruang tengah keadaanya lebih parah, gelapnya itu Lo seperti gelapnya hidupmu.

Ana terus menerus berjalan untuk mencari letak senternya, berkali kali dirinya merasakan seperti ada sesuatu yang mengikuti dirinya dari belakang.

"DIMANA SENTERNYA SIALAN!!" Bentak Ana mengelegar keseluruhan ruangan, lagi lagi dirinya merasa bahkan di ruangan ini bukan hanya ada dirinya tapi juga ada orang lain.

"Kenapa Takut" Bisik seseorang tepat di telinga Ana.

Hembusan nafas itu membuat Ana terjengit kaget lalu melemparkan apa saja yang ia pegang.

PRAKK !!!

"S-SIAPA DISITU !!! " Didalam kegelapan Ana terus menerus merasa waspada, dirinya hampir terkena serangan jantung!! Saat mendengar suara itu, suara seorang pria.
Terdengar ringisan diujung sana.

"Sialan! kau berani melukaiku?" Suara pria itu semakin lama semakin mendekat, membuat Ana memundurkan langkahnya.

"K-kau mendekat a-aku akan membunuhmu!" Ucap Ana yang sudah terpojok di dinding,
Tangannya mulai berkeringat dingin.

"Bermimpi lah sesuka hati mu" ucap pria itu meletakkan pisaunya ke leher Ana.

Badan Ana bergetar hebat merasakan benda dingin itu menyentuh kulit nya, tubuhnya tiba tiba kaku bahkan celana jeans yang ia kenakan basah.

"... kau kencing di celana?" Tanya pria itu dengan shock, ia mencium bau bau Pesing.

"Sudahlah Gen bawa saja, Dia sudah Menggung terlalu lama." Ucap pria lain yang sedari tadi menatap keduanya, tidak ada yang menarik sama sekali dari kegiatan ini.

Pria yang dipanggil Gen itu menghela nafasnya lalu merogoh kantong jaketnya, mengeluarkan sapu tangan yang sudah diberikan obat bius.

"Sampai jumpa lagi" ucap Gen tersenyum tipis lalu membekap mulut Ana dengan sapu tangan itu.

Sementara ditempat lain, seorang gadis cantik berpakaian kaos lengan panjang berwarna biru, sedang Berdiri di depan kaca meneliti penampilannya.

"Cantik kok" ucap gadis itu melepaskan Wig panjang nya day terlihatlah rambut aslinya. Rambut pendek.

"Reanesa?" Tanya seseorang pria menepuk pundak Nesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Reanesa?" Tanya seseorang pria menepuk pundak Nesa.

"ABANG MOBIL!!" Ucap Nesa dengan semangat lalu berlari menuju Tayo dan memeluknya erat.

Tayo mundur beberapa langkah akibat pelukan hangat yang diberikan Nesa dirinya juga membalas pelukan hangat itu.

"Yang lain kemana?" Ucap Tayo mengendurkan pelukannya. Ia sedikit binggung biasa ruangan ini ramai diisi oleh teman temannya tapi sekarang hanya ada Nesa disini.

"Ada." Jawab Nesa menuntun Tayo supaya duduk di salah satu sofa.

"Rambut mu cantik" Tayo tersenyum tipis lalu mengelus lembut rambut pendek Nesa.
Dia bertambah manis, seperti Dora.

"Makasii, Nesa emang dari lahir Cantik, kata bng Rian Nesa didalam rahim Momy rajin memakai skincare" Ucap Nesa membuat Tayo tersenyum secara paksa.

"Mana it__" ucap Nesa terpotong akibat pintu yang didobrak dengan keras.

BRAKK!!

"ELIIAAA !! " Teriak Genta mengelegar keseluruhan ruangan. Genta jalan dengan tergesa-gesa menghampiri Nesa.

"Genta ih gak boleh seperti itu, seharusnya sebelum masuk harus mengucapkan salam terlebih dahulu!" Ucap Nesa menyonor jidat Genta. Genta hanya mengangguk kepalanya dengan pelan sambil mengerucutkan bibirnya.

"Loh bng Tayo disini juga?" Tanya pria yang masuk bersama Genta tadi. Dia Arlan.

"Udah jelas dia disini ngapai Lo tanyak lagi coba, yakan Elia?" Bukan Tayo yang menjawab tapi Genta yang menjawab sambil memeluk erat-erat tubuh kecil Nesa. Dia wangi.

"Genta jorok belum mandi, sana jauh-jauh dari Nesa" Ucap Nesa mendorong tubuh besar Genta supaya menjauh dari dirinya.

Genta mengerucutkan bibirnya sebel "inikan juga gara gara Elia! aku disuruh ngurusin si babi itu lihat nih jidatku kegores!" Genta menunjukkan jidatnya yang sedikit membiru sebab tadi terkena Vas bunga yang dilemparkan Ana. Bener bener baka tuh anak !

"iiihhh Beneran, tunggu bentar Nesa ambil Obat dulu" Ucap Nesa langsung bergegas pergi mencari keberadaan obat kasian juga si Genta. meninggalkan Genta, Arlan dan Tayo.

"Siapa kali ini?" Tanya Tayo mendatarkan ekspresi wajah nya tidak ada senyuman yang biasa ia tampilkan didepan Nesa.

"Anarana Feleciu, keluarga Feleciu yang hampir bangkrut." Jawab Genta dengan nada datarnya. Ia masih sedikit kesal dengan sikap Ana gara gara dia hidungnya harus merasakan aroma Menjijikan itu.

"Sudah selesai kan" Tanya Tayo lagi, dirinya baru pulang dari Jepang jadi tidak tau apa-apa.

Arlan mengangukan kepalnya "Sudah"

"Aku dengar Elia berpacaran dengan anak sulung keluarga Roosevelt?"

Genta dan Arlan sama sama mengangukan kepalnya.

"Bukankah dia seorang pecandu dan keriminal?" Tayo sedikit tidak mengerti jalan pikiran Nesa, bagiamana dia mau berpacaran dengan seorang seperti Theodore.

"Bahkan dia juga berencana membunuh ayah dari Theodore karena telah melukai pacarnya, bukankah itu Alay?" Ucap Genta berdecak kesal mengingat itu, enak sekali jadi Theodore sudah disayang Elia, dicintai pula.

"Lo setuju bng?" Tanya Arlan meneguk Vodka yang berada di atas meja. Walaupun dari tadi Arlan hanya diam saja tapi entah mengapa dirinya merasa Haus terus.

Tayo mengangguk-angguk kepalanya
"Lagi pula kalau aku larang tidak ada gunanya juga, Elia terlalu keras kepala."

"Kemana Elia? Kenapa lama sekali, nyangkut di mana dia?" Ucap Genta Sambil menghembus asap rokok nya.

Sedangkan orang yang sedang ditunggu tunggu malah berada didalam gudang belakang,
Menatap satu orang yang terikat di kursi depan.

"Hallo , kau sudah bangun?" Ucap Nesa  tersenyum manis.


•••

Wahai hambakuaku aku menciptakanmu karena aku mencintaimu, Aku ingin melihatmu berada di surgaku bersama orang-orang yang ku sayang, maka dari itu jagalah kesucianmu, jagalah kehormatanmu dan auratmu jagalah ibadahmu, niatkanlah hidupmu dan matimu hanya untukku, akan ku permudah semua niat baikmu.

Sesungguhnya aku merindukan mu,sudah aku siapkan tempat terbaik dan terindah di sisiku.

  kalau rindu sama manusia itu biasa...
  Tapi pernah nggak sih rindu sama Allah dan Rasulullah sampai mau nangis waktu salat?
 
   Bayangin Allah bilang seperti ini sama kamu  "masuklah ke dalam surgaku wahai hambaku. Sini katanya mau peluk"  Dengan senyuman yang selalu kita rindukan, Allah merentangkan tangannya siap menyambut kedatangan dirimu yang dirindukannya.
   Rasakan betapa hangatnya pelukan Allah

Pencet... makasih
👇

NitrogenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang