28

40.5K 2.8K 305
                                    

⚠️❗ Tandai typo ❗⚠️

____________

Di gelapnya malam Nesa berjalan dengan langkah terseok-seok, dengan kondisi mata yang membengkak, dan rambut berantakan,bahkan pergelangan tangannya masih mengeluarkan darah segar.

Setelah kejadian dimana dirinya ngamok seperti Reog, Nesa memilih pergi berlari ke luar rumah. Dan parahnya lagi TIDAK ADA YANG MENGEJAR DIRINYA!!.

Padahal ia pikirkan akan ada adegan dimana ketiga lelaki itu bersujud di bawah kakinya sambil memohon untuk tidak pergi, nyatanya salah. Ya sudahlah lupakan itu.

"Ternyata sakit" Guman Nesa sambil melihat darah berceceran di lantai trotoar itu.
Entah dia mau kemana habis ini,Sambil terus berjalan tak tau arah Nesa kembali memikirkan kejadian tadi.

Kepalanya mendongak ke atas lalu tiba-tiba senyum menawan itu tercetak jelas di wajah cantiknya, dia menutupi wajahnya dengan telapak tangannya dan selang beberapa detik terdengar tawa dari Nesa yang seperti orang gila, Untungnya di sini tidak ada orang lewat... kalau ada Nesa pasti sudah dikatakan gila.

Sialan...

Ini...

Sangat menyenangkanhahaha. Batin Nesa tertawa terbahak-bahak sampai air mata keluar. Oiyo bukankah ini keren?

"Ck ck, Dasar para manusia Bodoh. sudahlah lupakan itu " Ucapnya sambil terus berjalan, haruskah menemui Theodore sekarang?

"Kita liat drama apalagi yang akan terjadi." Gumamnya menendang kerikil kecil yang berada di depan Nya.

"Huhh kenapa tidak ada manusia lewat? Aku kan ingin numpang" Guman Nesa melihat ke kanan dan kiri, dia menghela nafas lalu duduk di kursi panjang samping trotoar.

"Aku Bisa mati kehabisan darah kalau terus begini" Ucap Nesa melirik ke lengannya yang terus-menerus mengalir darah. Bagus setelah ini pasti akan ada berita 'ditemukan mayat seorang perempuan cantik mati mengenaskan akibat sayatan di nadinya' batinnya lalu mendongak ke langit malam menatap datar langit yang bertaburan bintang bintang.

"Enak saja mereka ingin hidup bahagia setelah berani membunuhku, Gue akan balas satu demi satu kelakuan bejat kalian. kecuali my ayang ku" Ucap Nesa tersenyum-senyum membayangkan wajah tampan Theodore.

"Ck dasar otak tolol" Guman Nesa lalu memukul kepalanya, dirinya baru ingat saat ini sedang mengunakan Bandana berwarna hitam dilehernya, segeralah dia melepaskan bandana itu lalu mengikatkan ke pergelangan tangannya.

"Apa ke sirkuit Eklios aja ya? Nesa laper" Ucapnya sambil mengelus perutnya yang rata. Saat hendak menutup mata nya menikmati hembusan angin malam, ekor mata nya melihat satu mobil yang ia kenal sedang mengarah ke sini.

"Omo Omo apakah itu Mas Malaikatku?, Rolling action!" Secepat mungkin Nesa membuang jauh jauh  bandana itu dari pergelangan tangannya, melihat darah yang mulai berhenti mengalir dengan inisiatif Nesa menekan kuat pergelangan Nya, mengakibatkan sayatan itu mengeluarkan darah, mengalir deras.

Setelah itu Nesa dengan lebaynya menjatuhkan dirinya sendiri ke lantai trotoar.
"Tidak tidak, ini terlalu berlebihan" Ucapnya lalu merubah posisinya menjadi jongkok tak lupa juga ia mengeluarkan air mata nya.

Mobil itu berhenti tepat di depan nya! Dengan kepala menunduk ke arah trotoar Nesa masih berusaha mengeluarkan air matanya.

"ELIN!!" Teriak seseorang itu, dengan tergesa-gesa menghampiri Nesa, siapa lagi yang memangil Nesa dengan sebutan seperti itu selain Genta yang ganteng.

"Hey hey mengapa bisa begini?! Katakan kepada ku siapa yang melakukan ini!" Dengan lembut Genta membantu Nesa berdiri. Jantung nya hampir saja copot melihat kondisi teman tersayangnya.

NitrogenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang