00.24

28.9K 2.5K 139
                                    

"N-nesa apa yang kau lakukan padaku?!" Ana keget melihat Nesa yang berdiri di depan dirinya, jadi semua ini ulah Nesa?

"Siram" Nesa mengkode salah satu bodyguard yang berada di sampingnya, Bodyguard itu mengangguk lalu menyiramkan air dingin ke tubuh Ana.
Keadaan Ana basah kuyup,Angin malam dan air dingin ini membuat badan Ana bergetar kedinginan.

"DASAR SIALAN!" Bentak Ana mengelegar, dirinya benar benar tidak habis pikir dengan Nesa, bagiamana dia bisa berbuat seperti ini kepada wanita cantik seperti aku? Batin Ana menatap tajam Nesa.

Nesa berjalan mendekati Ana sambil menyeringgai, Ana merinding melihat itu Bahakan bulu kuduknya berdiri.

" Kau masih berani membentak diriku?" Ucap Nesa dengan nada rendah dan dingin.

Nesa menepuk nepuk pipi Ana lalu berkata
"Kenapa kau diam?...Bisu?"

"Kak Lion a-akan menyelematkan aku, k-kamu lihat saja di pasti datang untuk menyelamatkan diri ku" Ucap Ana.

Nesa tersenyum geli mendengar ucapan Ana
"Emang kamu siapanya kak Lion? Jijik kali dia nolongin Lo!"  Lagi pula apa hubungannya dengan Lion, kegiatan disini tidak ada sangkut pautnya dengan Lion.

Wajah Ana memucat melihat Nesa mengeluarkan pisau berukuran kecil dari sakunya "Dari awal ketika kita bertemu aku ingin sekali melakukan ini kepada mu" Nesa tersenyum manis lalu mengoreskan pisau kesayangannya ke pipi Ana.

Ana meringis merasakan betapa tajamnya pisau itu mengores dipipinya.

Nesa mengoreskan pisau itu mengukir tanda X "Darahmu sangat tidak enak...pahit!" Ucap Nesa menjilati jari telunjuknya yang terkena darah Ana, entahlah bagaimana bisa darah Ana terasa pahit, rasanya sangat berbeda dengan Darah manusia yang lain.

"Shhhtt lepas-sh kan! " Nesa mengelengkan kepalanya lalu berjalan ke arah belakang.

"Kukumu cantik aku suka, boleh untuk aku?" Nesa memandangi jari jemari milik Ana yang masih terikat dibelakang kursi.

"Akkkkhhh menyingkir lah dari jari ku!" Ana memberontak saat merasakan pisau itu mencongkel kuku-kukunya. Rasanya ngilu saat benda tajam itu mencongkel keluar kukunya.

Nesa tersenyum manis lalu memasukkan kuku-kuku itu kedalam kotak yang dibawa Bodyguard nya "Baiklah baiklah sudah selesai kok" Nesa tersenyum melihat karyanya lihat jari-jari Ana sudah tidak mempunyai kuku lagi. Sangat cantik.

"Hiks k-kau keterlaluan hiks a-aku akan membalasmu hiks" Ana menangis merasakan betapa sakitnya jari jarinya, dirinya berjanji akan membalas semua perbuatan Nesa.

"Bagiamana kau mau membalas aku? Tunggu jantungmu berhenti berdetak?" Tanya Nesa meneliti setiap tubuh Ana mencari sesuatu hal yang menarik matanya.

"Ehh bagaimana bisa telapak kakimu begitu bagus?" Nesa tersenyum mengerikan melihat ke arah bawah.

Ana mengelengkan kepalanya "Tidak! k-kau tidak bisa melakukan hal ini kepada ku , Tolong hiks lepaskan aku kumohon hiks"

Nesa menghiraukan ucapan Ana "Tunggu sebentar oke! Aku akan berganti pakaian dulu" Nesa berlari meninggalkan Ana beserta beberapa Bodyguard di situ.

"Kumohon lepaskan a-aku hiks...Tuan" Ana memandangi salah satu bodyguard yang berada di depannya.

Bodyguard itu menatap datar Ana dirinya tidak merespon gonggongan Ana.

"A-aku bisa melakukan apa pun untuk kalian hiks kumohon lepasan aku dari iblis itu hiks" Ana menatap para bodyguard itu dengan tatapan mengharapkan.

Lagi lagi para bodyguard tidak merespon Ana "Diam lah, kau sangat menganggu kami"

NitrogenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang