Chapter 15 : Afraid

261 17 19
                                    

Setelah selesai pesta, Logan mengajak Su Ryeon ke rooftop hotel. Di rooftop tersebut terdapat kolam renang, sofa-sofa dan lampu-lampu yang menyala indah yang membuat rooftop tersebut semakin cantik dimalam hari. Dan saat itu di rooptop tersebut sepi, tidak ada orang lain selain mereka.

"Wah Indah sekali tempat ini." Kata Su Ryeon begitu menginjakkan kakinya di rooftop. Dia lalu berkeliling-keliling, kemudian melihat kearah bawah.

"Dari sini kita bisa melihat seluruh kota Seoul." Kata Logan sambil merangkul Su Ryeon.

"Wah Seoul benar-benar cantik dimalam hari jika dilihat dari sini."

"Lihatlah itu rumahmu." kata Logan asal menunjuk kebawah.

"Yang mana?" Tanya Su Ryeon sambil tertawa.

"Itu, yang lampunya terang, apa Kau tidak melihatnya?"

Su Ryeon menggeleng sambil tertawa.

"Jika Aku sedang merindukanmu, Aku berdiri disini dan melihat rumahmu, berharap Kau keluar dari rumah lalu Aku bisa melihatmu." Kata Logan sambil tersenyum.

"Jika Kau merindukanku kenapa tidak langsung datang menghampiriku?"

Logan tertawa Dia benar-benar merasa terpojok dengan pertanyaan Su Ryeon kali ini. "Ya Kau benar jika merindukanmu Aku akan menghampirimu dan memelukmu seperti ini." Kata Logan Sambil memeluk erat Su Ryeon.

"Yaaahhhh...."Su Ryeon tertawa dan membalas memeluk erat Logan.

Beberapa saat kemudian Logan melepas pelukannya lalu merangkul pundak Su Ryeon. Sementara tangan Su Ryeon ada di pinggang Logan.

"Apa malam ini Kau senang?" Tanya Logan.

"Tentu saja senang, Kau sangat memanjakanku."

"Aku lega jika bisa membuatmu senang. Aku akan terus berusaha membuatmu bahagia."

Su Ryeon lalu menunjuk Sofa dibelakang mereka. "Ayo kita duduk disitu." Su Ryeon lalu duduk di sofa. Logan melepas jasnya dan menyelimuti Su Ryeon dengan jasnya. "Malam ini dingin, Aku tidak ingin Kau sakit." Kata Logan.

"Terima kasih Logan."

Logan lalu duduk di sebelah Su Ryeon, tangannya merangkul su Ryeon, sementara Su Ryeon mengalungkan tangannya di perut Logan, menyandarkan kepalanya di bahu Logan.

"Aku sangat bersyukur bisa mengenalmu. Selama 14 tahun aku menutup pintu hatiku untuk pria manapun. Dan memang tidak ada pria yang mampu menyentuh hatiku. Namun Kau berbeda Logan, meskipun awalnya Aku menutupnya untukmu, Kau tetap mampu membuka hatiku, bahkan masuk kedalamnya. Terkadang Aku berpikir, Kenapa kita tidak dipertemukan lebih awal?" Su Ryeon lalu menoleh ke arah Logan.

Logan tersenyum," Aku rasa saat ini memang waktu yang tepat untuk kita bertemu dan bersama. Aku percaya segala sesuatu waktunya sudah diatur yang tepat oleh Sang Pencipta. Mungkin kalau kita bertemu beberapa waktu yang lalu belum tentu kita saling mencintai, mungkin malah saling membenci. Dulu Aku orang yang menyebalkan." Logan tertawa.

"Benarkah?" Su Ryeon menengok ke arah Logan.

Logan mengangguk. "Aku juga melalui banyak pengalaman hidup, sehingga karakterku juga banyak berubah. Aku terus berusaha menjadi orang yang lebih baik setiap harinya. Sejak mengenalmu Aku juga menjadi orang yang lebih baik. Kau banyak membawa perubahan dalam hidupku." Kata Logan sambil mencium kening Su Ryeon.

"Sejak kapan Kau menyukaiku?" Tanya Su Ryeon penasaran.

"Mungkin sejak pertama kali kita bertemu." Jawab Logan sambil mengingat.

"Mwo, tapi saat itu Kau marah-marah padaku." Kata Su Ryeon.

Logan tersenyum. "Entah kenapa saat itu Aku tanpa sadar semakin tertarik membuatmu semakin marah."

True Happiness (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang