5

152 8 0
                                    

Malam tiba dan bintang sudah banyak bertaburan di atas langit yang gelap. Jasmine duduk di tepi ranjangnya sembari menatap keluar jendela.

"Jasmine, lagi apa nak? Kenapa ga tidur?" Tanya bunda.

"Belum ngantuk bunda" jawab jasmine.

"Jangan ngegantung gini kakinya, naik ke atas kasur rebahin badannya" ucap bunda.

"Iya bunda" jawab jasmine menuruti apa yang di katakan bundanya.

"Besok gausah sekolah ya" ucap bunda.

"Gapapa kok bun, kaki jasmine baik-baik aja" ucap jasmine.

"Yaudah tunggu bunda ambilin kompres buat kamu" ucap bunda.

Jasmine mengangguk dan arini langsung berjalan keluar kamar untuk mengambil kompres. Jasmine menghela nafasnya perlahan dan berusaha menikmati angin yang segar dari luar. Matanya menatap bingkai besar yang terpajang di atas meja belajarnya membuatnya merindukan sosok ayah. Senyuman di foto itu yang menjadi senyuman terakhir ayahnya membuat jasmine merasa sedih. Beberapa hal terlintas di benaknya dan semua itu adalah sebuah angan.

"Andai waktu itu gue ga ngebiarin ayah pergi mungkin ayah masih ada"

Satu hal itu terlintas dan menjadi sebuah penyesalan untuk jasmine. Jasmine merasa hatinya hancur ketika mengingat kejadian 4 tahun silam, sebuah kejadian yang membuat hidupnya berubah dan hancur. Kesedihan akan ditinggal orang terkasih terus membekas di hatinya.

"Jasmine kamu kenapa?" Tanya panik arini melihat putrinya menangis.

Arini berlari kearah jasmine dan memeluk erat putrinya itu "kenapa sayang? Ada yang sakit?" Tanya arini.

Jasmine menggelengkan kepalanya "aku kangen ayah, bunda.." jawab jasmine.

Arini terdiam mendengar jawaban jasmine dan semakin memeluk jasmine erat.

"Jangan nangis ya sayang, ayah udah tenang di sana. Kamu harus senyum biar ayah juga seneng ngeliat putri kesayangannya bahagia" ucap arini.

"T-tapi bunda, semakin di tahan semakin sakit rasanya" ucap jasmine.

"Iya sayang, kesedihan emang ga boleh di tahan tapi jangan juga terlalu berlarut-larut" ucap bunda.

Air mata jasmine mengalir tak berhenti membasahi kedua pipi manisnya itu. Di dalam pelukan bundanya jasmine tak mampu untuk menahan semua kesedihannya selama ini.

*****

Mentari sudah menyapa sedari tadi dan gadis cantik itu sedang berjalan menuju ke sekolahnya dengan langkah yang sedikit pincang. Saat ini jasmine tidak terlambat tapi ia datang pas di saat waktu menunjukan pukul 07:30 dan jasmine sudah masuk kedalam gerbang.

"Gimana kaki lo?" Tanya juan yang sedang menjaga gerbang.

"Udah baikkan" jawab jasmine.

"Lo ga perlu ke perpus" ucap juan.

"Kenapa?" Tanya jasmine.

"Anak osis lagi piket di sana" jawab juan.

"Oh iya, makasih" ucap jasmine.

Juan mengangguk dan berjalan menuju gerbang untuk menguncinya. Jasmine melanjutkan langkahnya menuju ke kelas, ia melihat beberapa murid masih berada di lorong sekolah.

"Jasmine!" Panggil vita.

Jasmine menoleh dan melihat vita sedang berlari menuju ke arahnya.

"Telat lo?" Tanya jasmine.

"Ngga, tadi abis dari kantin beli ini" jawab vita.

"Ohh" ucap vita.

Jasmine dan vita berjalan menuju ke kelas bersama namun saat di pertengahan jalan mereka bertemu dengan pak bayu.

Juan & jasmine [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang