35. Sendal Buluk

110 30 0
                                    

⚠️Plagiat dilarang mendekat!
.
.
🕌Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan, bagi yang menjalankan😄
.
.
•Happy Reading•

***

Di aula semua santri dan santriwati sudah berkumpul. Mereka menunggu ustadz Maul memberikan informasi. Di barisan paling depan, tepatnya di panggung kecil, kyai Abdullah duduk di kursi kebesarannya sembari menatap satu persatu dari ratusan santri dan santriwati nya.

Ustadz Maul mengambil mic sembari menepuk-nepuk nya. "Cek cek cek, tes satu dua tiga," ucapnya menggema di seluruh penjuru.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"

"Sebelumnya, terimakasih buat santri dan santriwati yang sudah berkumpul di sini, saya selaku tangan kanan Kyai Karim Abdullah mau memberikan informasi terkait bulan suci ramadhan yang akan datang beberapa hari lagi," ucapnya sengaja menyombongkan jabatannya sembari tersenyum bangga.

"Yang pertama, seperti biasa, semua santri di pulangkan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Libur awal Ramadhan selama seminggu. Setelah itu, semua santri harus kembali ke pesantren,"

"Info lebih lanjut, akan di bagikan surat edaran. Terimakasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"

"Semua boleh kembali ke asrama masing-masing kecuali---" ustadz Maul menjeda ucapannya sejenak membuat santri dan santriwati mendadak was-was.

Karena jika sudah seperti itu, maka akan ada salah satu dari mereka yang akan mendapat hukuman.

Ustadz Maul menatap satu persatu santri dan santriwati di hadapannya. "Kalian bertiga." ucapnya menunjuk Iky dan kedua sahabatnya.

"Lah?." celetuk Adit bingung.

"Kenapa lagi tu ustadz badungan." lanjut Iky memutar bola matanya malas.

Sedangkan Alam hanya menaikkan sebelah alisnya dengan wajah datar.

Seluruh santri pun beranjak meninggalkan aula kecuali Iky dan kedua sahabatnya yang masih duduk di tempat nya. Terlihat, ustadz Maul sedang berbincang dengan kyai Abdullah kemudian berjalan kearah mereka dengan raut kesal.

"Kalian ini lho, kalo di panggil mbok ya langsung datang, harus banget gitu saya kesini jemput kalian?." ucapnya menahan kesal.

"Lah?orang tadi nggak di suruh datang kok." ucap Adit ikut kesal.

Ustadz Maul menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Iya juga ya?," gumamnya.

Tersadar, ia menggelengkan kepalanya. Ia mengibaskan tangannya. "Alaahh, ndak usah alasan kalian itu, udah salah malah nglunjak lagi." ucapnya nyolot menatap mereka tajam.

"Nggak kebalik tu?" sindir Iky menatap ustadz Maul remeh.

"Kal--"

"Gausah basa basi," ucap Iky dingin memotong ucapan ustadz Maul.

"Oke." ucap ustadz Maul mengangguk-anggukan kepalanya.

"Apa," ucap Iky datar.

"Oke," ucap ustadz Maul mengulangi ucapannya.

"APA?!," ucap Iky ngegas.

"ASTAGFIRULLAH, OKE!." ucap ustadz Maul ikut ngegas.

"Maul!." peringat kyai Abdullah yang entah sejak kapan sudah berada dibelakang ustadz Maul.

Ustadz Maul membalikkan tubuhnya dan menggaruk tengkuknya canggung. "Ehehe, maaf pak kyai" ucapnya sembari membungkuk.

"Kamu ini kebiasaan, hukuman mereka saya pindahkan ke kamu." ucap kyai Abdullah membuat mereka menatapnya cepat.

Hijrah Is My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang