8. Niat Berubah

200 77 2
                                    

⚠️Plagiat dilarang mendekat!
.
.
Follow Ig: @arinda.ap23
.
.
•Happy Reading•

***

Sesampai di kamarnya, Iky, Adit, dan Alam melemparkan tubuhnya ke kasur. Mereka menatap langit-langit sembari tertawa mengingat ustadz Maul yang marah-marah.

Membuat ustadz satu itu kesal adalah hobi mereka bertiga. Karena sejak pertama kali masuk di pesantren ini, ustadz Maul sepertinya sudah mengibarkan bendera perang kepada mereka. Sehingga membuat mereka terusik dan tak suka dengannya.

Jika kalian tanya, apakah mereka hanya bertiga satu kamar?maka jawabannya adalah iya. memang mereka meminta kamar hanya untuk bertiga. Mereka tidak mau tidur bersama-sama dengan ranjang tingkat yang sempit dan satu kamar berisi banyak santri. Bisa-bisa mereka tidak tidur nyenyak nantinya. Yah, walaupun sekarang asrama di pesantren ini sudah di renovasi dan masing-masing kamar hanya untuk maksimal lima orang. Karena orang tua mereka sahabat Kyai Abdullah, mereka pun di beri fasilitas paling lengkap di sini.

Kamar mereka di desain seperti apartemen. Terdiri dari ruang tamu, tiga kasur king size, dan dua kamar mandi. Juga balkon yang cukup aestetik.

Awalnya mereka mengira akan mendapatkan kamar yang sempit dengan ranjang tingkat. Sehingga membuat mereka menolak untuk masuk pesantren. Ketika awal memasuki kamarnya mereka dibuat takjub karena berasa di apartemen. Mereka pun mengurungkan niatnya untuk kabur.

Iky yang berada di tengah menatap kedua sahabatnya. "Nggak nyangka ya kita udah mau dua tahun di pesantren ini" ucapnya menatap langit-langit seperti menerawang.

"Hoo, gue kira gabakal betah di sini" jawab Adit.

"Gue mau berubah" ucap Iky membuat mereka berdua menoleh cepat ke arahnya.

Alam menaikkan sebelah alisnya. Adit menatap Iky takjub. "Serius lo?" ucap Adit.

Iky mengangguk. "Iya, gue gamau mama kecewa. Gue udah janji. Gue bakalan berubah atas kemauan gue. Bukan paksaan orang lain termasuk mama dan papa" ucapnya membuat Adit dan Alam tersenyum salut.

"Tapi gatau kalo di sekolah." celetuk Iky membuat mereka berdua memutar bola matanya malas.

***

Pukul 03.00 wib.

Iky terbangun dari tidurnya tanpa di bangunkan. Bahkan Adit dan Alam yang berada di samping kanan dan kirinya belum bangun. Setelah bercerita semalam, mereka berdua ketiduran di kasur Iky sehingga mereka tidur bertiga. Bukan sekali mereka tidur bertiga dalam satu kasur. Bahkan hampir setiap hari mereka tidur bersama. Entah apa alasannya, tidur bertiga lebih nyenyak di banding tidur sendirian katanya.

Iky memasuki kamar mandi. Ia menggosok gigi dan mencuci muka. Kemudian mengambil air wudhu. Ia mengambil sarung, peci, dan baju koko nya. Setelah di pakai, ia menatap kedua sahabatnya yang tampak tertidur pulas. Ia menatap cermin memperhatikan dirinya dari bawah hingga atas kemudian tersenyum tipis.

Iky keluar dari kamarnya. Lorong asrama terlihat masih sepi. Belum ada tanda-tanda santri atau santriwati yang terbangun. Ia berjalan santai dengan pandangan lurus ke depan. Ia berniat untuk ke masjid sekarang untuk sholat malam. Selama di pesantren ini, baru kali ini ia berniat bagun sholat malam tanpa di minta.

Sampai di masjid ia langsung melaksanakan sholat malam sendirian. Selesai sholat ia mengambil Al-Qur'an kemudian tadarus. Tanpa ia sadari, sedari tadi ada seseorang yang memantau gerak-gerik nya. Dia menatap Iky kagum juga terharu melihat perubahannya.

Tit tit tit

Suara alarm adzan subuh berbunyi membuat Iky menghentikan tadarus nya. Ia menengok kearah kanan dan kiri, ia heran ketika belum ada satu pun santri atau santriwati yang datang ke masjid.

"Kok masih sepi ya?" gumamnya bingung.

"Ini juga Adit sama Alam kok belum kesini?" batinnya.

"Apa gue aja ya yang adzan biar mereka langsung pada datang?kan suara gue merdu muehehe" gumamnya lagi di akhiri kekehan dan merapikan pecinya.

Ia mengambil mic dan bersiap adzan.

Allahuakbar Allahuakbar

Suara berat nan serak basahnya melantunkan adzan dengan merdu. Perlahan satu persatu santri dan santriwati yang masih di dalam asrama mendadak heboh mendengar suara adzan yang sangat jarang terdengar.

Mereka langsung keluar dari kamar masing-masing. Ada juga yang mengintip dari balko. Begitu juga Adit dan Alam yang tampak kaget.

"Itu Iky bukan sih?" ucap Adit sembari mengucek-ucek matanya.

Alam tak menjawab pertanyaan dari Adit. Ia langsung bersiap-siap kemudian keluar kamar meninggalkan Adit yang menatapnya cengo.

Eh itu Alfa bukan yang adzan?

Tumben banget

Subhanallah calon imam

Gila itu si Alfa suaranya ngalahin ustad Maul

Ustadz Maul yang kebetulan lewat menghentikan langkahnya menatap santri itu tak terima. "Apa kamu bilang?" tanya nya tak terima.

Santri itu terkejut menatap ustadz Maul yang tiba-tiba berada di belakangnya. Tanpa sepatah kata ia menunduk kemudian berlari meninggalkan ustadz Maul yang melotot garang.

"Bisa-bisa nya suara saya di kalahin sama tu Alfamart berjalan" gumamnya sinis.

Laailaahaillallahhh

Ustadz Maul mendengarkan adzan yang di lantunkan Iky dengan serius. Ia mengelus-elus dagunya sembari menerawang ke atas. "Eh, tapi kalo di dengar-dengar--kok suaranya bagus juga ya" ucapnya tersenyum.

Ia memudarkan senyumnya kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya cepat
"Ndak, ndak, ndak!masa saya kalah sama dia. Big no!tidak bisa!." gumamnya sinis.

•Bersambung•

***

⚠️ Don't forget vote komen and share ke temen-temen kalian see you next part 💖
.
.
⚠️ Alangkah baiknya jika kalian follow akun author terlebih dahulu. Karena sebagian part mungkin akan di privat!follow dulu baru bisa baca!
.
.
Spam next!!!
.
.
Iky udah mau berubah tuh, gimana ya kira-kira next part?
.
.
✓ada yang ingin di sampaikan untuk Iky?
✓ada yang ingin di sampaikan untuk Alam?
✓ada yang ingin di sampaikan untuk Adit?
✓ada yang ingin disampaikan untuk ustadz Maul?
.
.
Draf: Selasa, 1 Februari 2022.
✔️Publis: Minggu, 27 Februari 2022.
.
.
882 kata.

Hijrah Is My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang