⚠️Plagiat dilarang mendekat!
.
.
Follow Ig: @arinda.ap23
.
.
•Happy Reading•***
Pukul 20.00.
Seluruh santri berkumpul. Sudah menjadi rutinitas mereka, setiap selesai sholat isya diwajibkan berkumpul di gubuk joglo yang lumayan besar. Di sana, adalah tempat yang digunakan untuk acara tertentu, dan sholawat juga hadroh.
Sedangkan santriwati, mereka berkumpul di serambi masjid untuk tadarus atau membaca kitab. Terkadang juga pengajian khusus santri putri.
Kini seluruh santri sudah duduk rapi di lantai yang dilapisi karpet hijau. Berhubung Ustadz Maul dan kedua pengikutnya belum datang, mereka memutuskan untuk menunggu sembari mengecek son.
Iky, Adit dan Alam yang baru datang langsung duduk di barisan paling belakang. Mereka fikir sudah telat karena sehabis sholat mereka ke asrama terlebih dahulu.
Padahal mereka sudah siap mendengar ocehan ustadz Maul karena selalu telat.
Iky hadroh yang masih tertata rapi di pinggiran joglo. Ia menepuknya tiga kali. Kemudian berlanjut sehingga menimbulkan bunyi yang enak di dengar. Bahkan sampai ngerol dengan cepat.
Adit ikut memainkan hadroh menyesuaikan alunan yang di mainkan Iky. Berlangsung selama beberapa menit. Perlahan tempo menjadi melambat. Tetapi lama-kelamaan malah menjadi musik koplo.
Tak sedikit santri yang malah menggelengkan kepalanya mengikuti irama. Beberapa juga ada yang asik bersholawat.
Alam yang tadinya anteng dan masih kalem, tiba-tiba ikut menggangguk-anggukan kepalanya.
Ustaz Maul yang terlambat datang karena ada keperluan, menatap seluruh santri tak percaya. Ia mengedarkan pandangannya mencari sumber suara.
Ia mendadak geram dan geleng-geleng ketika melihat Iky juga Adit yang masih asik memainkan hadroh.
Ubay dan Dzul yang juga baru datang sambil berlari menatap mereka terkejut sekaligus takjub.
Perlahan Ubay mengangguk-anggukan kepalanya. "Enak juga suaranya"ucapnya menatap Dzul.
Dzul yang dulunya mantan badboy sangat tahu irama itu. Perlahan menggoyangkan kepalanya. Lama kelamaan seluruh tubuhnya ikut berjoget sangat lincah karena temponya di percepat.
Ubay menatap Dzul dari atas hingga bawah. Ia sempat mengira teman nya itu kesurupan.
Perlahan Ubay ikut berjoget tak jelas. Bahkan memutar-mutar kan badannya sembari menggoyang-goyangkan bokongnya dengan tangan di atas.
Ustaz Maul yang hendak menghampiri Iki mendadak berhenti dan membalikkan tubuhnya ketika melihat dua pengikutnya malah ikut berjoget. Bahkan lebih parah dari santri-santri yang hanya menggelengkan kepalanya.
"Heh Bay!, Dzul!" peringat ustadz Maul melotot sembari berkacak pinggang ke arah mereka.
Tak ada sahutan. Mereka masih asik bergoyang. "Ubay!"
"Dzul!"
Masih tidak ada sahutan. Ia mendadak geram. Ia menarik nafasnya sedalam mungkin dan---, "STOOOPPPPPP!" teriaknya panjang hingga hampir saja bengek.
Seluruh santri menghentikan kegiatannya. Begitu juga Ubay dan Dzul. Tetapi tidak dengan Iky dan Adit yang masih asik memainkan hadroh.
"ALFA!ADIT!" teriaknya keras tetapi cempreng membuat seluruh santri menutup telinganya sembari menahan tawa.
Iky dan Adit menghentikan aktivitas nya. Mereka kompak menaikkan sebelah alisnya. Ustadz Maul berjalan menghampiri mereka disusul Ubay dan Dzul.
"Kalian ini, kalo memainkan hadroh itu mbok ya yang bagus!" ucap Ustad Maul.
"Kan tadi bagus," ucap Iky santai.
"Ya gak men" lanjutnya menatap seluruh santri.
Iyaaaa.
Sedikit menghibur ustadz.
Ustadz Maul memijit kepalanya pusing. Ia mengakui memang skill Iky tadi lumayan bagus, tetapi bukan begitu konsepnya. Astagfirullah, musuh abadi. Gumam ustadz Maul geram.
Baru saja ia akan mengintruksi untuk mulai latihan, tetapi bel makan malam berbunyi. Akhirnya latihan hari ini tidak jadi karena waktunya habis.
Seluruh santri berdiri. Satu persatu berjalan meninggalkan gubuk jogjo. Begitu juga Iky, Alam, dan Adit. Mereka sengaja berjalan melewati ustadz Maul, dan kedua pengikutnya dengan santai tanpa membungkuk.
Ustadz Maul bersedekap dada. "Kalian bertiga!"
Mereka yang merasa terpanggil pun kompak berhenti. "Iya" ucapnya serentak dengan datar tanpa membalikkan tubuhnya.
"Kalo ada yang manggil tu tatap orangnya. Ndak sopan banget" ucap Ustadz Maul geram.
"Gak minat" ucap mereka lagi kemudian melanjutkan jalan nya meninggalkan ustadz Maul, Ubay, dan Dzul yang terlihat kesal.
Ustad Maul mengepalkan tangannya. Wajahnya sudah memerah menahan emosi. "Kalian--tunggu hukuman dari Kyai Abdullah" teriaknya menunjuk mereka kesal.
Iky, Adit, dan Alam berhenti dan menolehkan kepalanya tanpa membalikkan tubuhnya. "Kang ngadu" ucap mereka serentak lagi.
Mereka saling tatap kemudian tertawa karena merasa sedari tadi mereka kompak dan sepemikiran.
Ustadz Maul yang kelewat geram melepas sendalnya dan di lemparkan kearah mereka. Tetapi salah sasaran.
"Nggak kena wlek." ejek Iky kemudian berlari diikuti Adit dan Alam.
•Bersambung•
***
⚠️Don't forget vote komen and share ke temen-temen kalian see you next part 💖
.
.
Maaf kalo masih gaje^_^
.
.
Spam next!!!
.
.
✅Draf: Selasa, 1 Februari 2022.
✔️Publis: Sabtu, 26 Februari 2022.
.
.
713 kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Is My Dream
Dla nastolatków⚠️Warning! »Mengandung kebengekan🔥 »Mengandung kekonyolan yang menyebabkan ketololan🔥 »Mengandung Hadroh roll koplo🔥 »Mengandung tingkah absurd trio cemut🔥 »Mengandung keruwetan🔥 »Mengandung kang santri yang alim tapi jahil🔥 »Mengandung dunia...