12. Pulang

137 59 3
                                    

⚠️Plagiat dilarang mendekat!
.
.
Assalamualaikum ayang😉
.
.
♨️Mulai Part ini dan seterusnya akan mengandung teka-teki, siapkan otak untuk menebak!♨️
.
.
And selamat Overtingking😜
.
.

•Happy Reading•

***

"Tapi pah, kan ini bukan hari libur, masa Iky harus pulang sih?terus sekolah aku gimana?,"

"Urusan sekolah udah papa atur. Kamu tinggal pulang, and beres,"

"Sepenting apa sih sampai-sampai aku harus pulang?!kan bisa lewat telepon!," ucap Iky sedikit ngegas.

"Nanti kamu akan tau, kedua sahabatmu juga harus ikut pulang!,"

"Pah---"

"ARGHHH!," teriak Iky membanting ponselnya ke kasur. Ia mengacak rambutnya frustasi.

"ini pasti masalah itu." gumamnya.

Alam menepuk bahu Iky. "Tenang ky, kita bakal bantu lo kok" ucapnya di angguki Adit.

"Mendingan sekarang kita sholat dulu abis tu prepare," ucap Adit merangkul Iky sembari memonyongkan bibirnya seperti ingin mencium.

Iky bergidik ngeri. "Hii, Najis." ucapnya menjauhkan kepala Adit.

***

Setelah selesai sholat, Iky terdiam sejenak dengan tatapan kosong ke depan. Kyai Abdullah tersenyum tipis dengan jari yang terus menggerakkan tasbihnya. Ia berjalan menghampiri Iky.

Ia menepuk pundak Iky membuatnya tersentak. "Pak kyai?," ucapnya kemudian menyalami dan mencium tangan kyai Abdullah.

"Semua masalah akan ada jalan keluarnya," ucap kyai Abdullah seolah tahu isi pikiran Iky.

"Saya yakin kamu pasti bisa,"lanjutnya menepuk-nepuk bahu Iky.

Iky menatap bahunya yang di tepuk-tepuk kemudian beralih menatap kyai Abdullah dengan tatapan sulit diartikan.

"Sekeras apapun hati papa kamu, akan luluh dengan sendirinya setelah mengetahui fakta yang sebenarnya." lanjutnya membuat Iky tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya.

Memang kyai Abdullah sudah tahu tentang masalah Iky. Bahkan ia tahu fakta yang sebenarnya.

***

Kini ketiganya sudah berdiri di depan pesantren dengan mobil mewah di depannya. Di sana juga ada pak kyai dan supir yang menjemputnya.

Tak jauh dari sana, ustadz Maul dan kedua pengikutnya sedang memantau mereka.

"Enak ya jadi mereka, bisa pulang terus." ucap Ustadz Maul.

"Iya, mana di jemput mobil mewah lagi." lanjut Ubay takjub.

Dzul bersedekap dada. "Mereka kan emang kaya, sultan mah bebas." ucapnya seperti menyombong kan dirinya. Karena memang dia kaya.

"Yee, sampean mah liatnya dari enaknya aja, nggak ngerasain susahnya jadi mereka." ucap Ubay.

"Kayaknya mereka ndak pernah ngerasain nggak enak." ucap ustadz Maul geleng-geleng.

Hijrah Is My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang