Win membalik tubuhnya ke arah kanan. Tidak lama, ia memutar ke arah kiri. Terakhir ia mengubah arah menjadi telentang,lalu mengerang frustasi.
"Ada apa denganku? Kenapa aku menjadi seperti ini?"
Win mengusap wajahnya. Bright bahkan sudah beberapa waktu ini menjauhinya, entah dengan alasan apa. Seharusnya itu hal yang bagus, tetapi kenapa hatinya merasa lain? Memang tak ada lagi yang mengganggu tetapi juga ia merasa kehilangan.
Hatinya terasa sesak, dan Win mengerjap. Ia terkejut merasakan sebulir air matanya mengalir turun dari sudut mata kanannya. Apa ini?
Win terduduk, mengusap lelehan air bening itu di pipinya.
"Aku tidak percaya ini. Aku… menangisi seorang Bright Vachiravit? Aku pasti sudah gila…"
Win menggelengkan kepalanya, memikirkan hal tidak penting seperti tadi hanya akan membuatnya lebih sulit tidur.
Lebih baik ia beristirahat, karena mulai minggu depan bandnya akan sibuk dengan tampil berkeliling di café-café mewah yang tersebar di Bangkok. Ia harus mengingat pesan Khao untuk menjaga staminanya.
Sementara itu…
Bright menggoyangkan gelas wine di tangannya. Meminum minuman ini membuatnya sedikit merasa rileks. Masih terngiang ucapan adiknya tadi.
Benarkah ia se-brengsek itu?
Onyx kelamnya menerawang, memikirkan apa saja yang sudah dilakukannya kepada Metawin. Runyam. Kenapa pemuda manis itu bisa membuat hidupnya jungkir balik dengan begitu cepat? Tidak melihatnya beberapa hari ia sudah seperti ini. Bright menatap cairan merah keunguan yang bergolak di gelasnya. Kemudian meneguknya hingga tandas, matanya terpejam.
Begitu matanya kembali terbuka, tampak tekad kuat terlihat di kedua bola mata kelam nan tajam itu. Memiliki Win adalah suatu keharusan. Dengan begitu mungkin ia akan merasa benar. Tidak kacau dan tidak jungkir balik. Tak peduli apa tanggapan adiknya nanti, bahkan Win sekalipun. Ia tidak akan melepas Metawinnya lagi.
****Win, aku dan Frank ingin bicara."
Win menatap bingung pada kedua sahabatnya. Ia sedang memasak pagi itu, dan mereka datang bertamu seperti biasanya.
"Bicara saja. Kenapa kalian serius se—"
"Phi Bright menidurimu 'kan? Kenapa kau tidak mengatakannya kepada kami?"
Win melepas begitu saja spatula yang sedang dipegangnya.
"A-aku…"
Drake mendekati Win, tangannya terulur memutar knop kompor hingga apinya padam. Matanya menatap Win lekat.
"Kau pasti disakiti olehnya, aku tahu itu semua salahku. Tetapi mengapa kau menyembunyikannya?"
Win menggeleng. "Tidak… Aku baik-baik sa—"
"Berhentilah mengatakan kau baik-baik saja! Aku tahu kau tidak baik-baik saja, Metawin! Mana ada orang yang baik-baik saja setelah diperkosa?!"
"Hentikan Drake!"
Win menjerit dan menutup kedua telinganya dengan tangannya. Frank buru-buru mendekati Win yang sudah merosot di lantai dapurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRECIOUS MAN (REMAKE)
FanfictionPERINGATAN !!!! Ini adalah cerita REMAKE dengan perubahan NAMA TOKOH, PERUBAHAN GENDER menjadi BOYS LOVE, serta menjadi fantasy karena MPREG. UNTUK YANG TIDAK SUKA SILAHKAN LEWATI CERITA dan bila suka silahkan nikmati ceritanya. Ringkasan Win Meta...