Bagian 20

284 37 1
                                    

"Jadi… Winnie sedang mengandung?" Drake berbisik tak percaya. "Phi!"

Bright mengerutkan alisnya terganggu. Ia sedang asyik menatap gadget-nya, sibuk mencari nomor seseorang. Seorang desainer kenalannya.

"Iya, kau bawel sekali, ! Memangnya kenapa kalau Win hamil? Aku akan bertanggung jawab!"

"Apa?"

"Sudahlah, kau ini sudah menyita waktuku untuk semua penjelasan yang kau mau. Win sedang mengandung anakku, besok aku akan menikahinya, kau tidak keberatan 'kan kalau besok kita double wedding? Aish, para wartawan kurang kerjaan itu pasti akan ribut."

"Phi, aku tidak salah dengar?!"

Bright hanya tersenyum sekilas dan menepuk pundak adiknya, kemudian berlalu dari taman samping itu. Hari ini ia akan pergi dengan Win, menghabiskan waktu untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Pasti media akan gempar karena dua Chivare bersaudara itu menikah bersamaan.

Bright tak mau pusing memikirkan hotline news besok. Dan sudah pasti ia tidak akan membiarkan wartawan-wartawan pengganggu itu merusuh di acara sakralnya nanti. Pemberkatan pernikahannya akan ia buat tertutup dan setelah acara selesai barulah wartawan bisa mencari berita yang mereka butuhkan.

Semuanya hanya karena satu hal. Win tidak suka keramaian.

Bright sudah pernah melihatnya saat pemuda itu datang ke acara amal bersama adiknya dulu. Dulu, saat dirinya masih dikelabui oleh mereka berdua, adiknya dan calon istrinya.

Sekali lagi, semua ini tentang Win. Bright tidak mau Win merasa terganggu karena bersanding dengannya, ia ingin Win merasa nyaman bersamanya. Ah.

Lelaki jangkung itu melangkah cepat menuju pintu depan, tadi ia sudah meminta Win menunggu disana. Dan bibirnya mengukir senyum melihat pemuda itu menurutinya, tampak berdiri membelakangi arah keluar pintu dan serius memperhatikan halaman Chivare mansion yang luas.

"Ayo pergi…"
 

                             ***

"Sayang, Phi Bright akan menikahi Winnie."

Frank berhenti mengunyah roti bun-nya. Matanya sedikit membulat kaget, tetapi tidak terkejut sepenuhnya karena ia sudah memprediksi sesuatu yang mendekati kenyataan.

"Oh."

"Kenapa? Kau sudah mengetahui hal ini?"

Frank menggeleng dan meletakkan rotinya. Ia mengambil sehelai tissue dan mengusap pinggir bibirnya sejenak.

"Tidak, hanya saja aku sudah memperkirakan hal ini."

Drake termenung. Memang, ia melihat sorot tak biasa dari kedua mata kakaknya saat sedang menatap Win. Pancarannya berbeda, dan Drake yakin itu bukan sesuatu yang buruk. Walaupun dulu kakaknya pernah mengecam soal kebohongan mereka, tetapi bukan pancaran benci yang dikeluarkannya saat menatap Win.

Drake tidak pernah bisa menebak apa yang ada dalam pikiran dan hati kakak satu-satunya itu. Namun sebagai sesama lelaki ia mengerti dengan sikap dan sorot mata Bright. Itu gesture yang menunjukkan betapa kakaknya itu menginginkan Win. Posesif.

MY PRECIOUS MAN (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang