Bagian 17

347 42 7
                                    

"Pernahkah kakakmu itu bertingkah seperti ini sebelumnya, Drake?"

Drake menggeleng. Ia memejamkan matanya saat tangan kekasihnya mengusap surai coklat di kepalanya dengan lembut. Ini nyaman, dan yang penting adalah sekarang ia bebas melakukan ini—bermesraan, bersama kekasih tercintanya. Drake menggerakkan kepalanya, mencari posisi ternyaman di atas pangkuan sang kekasih.

"Sejauh ini tidak pernah ia bersikap begitu. Membawa gadis atau pemuda ke rumah pun hampir tidak pernah. Hanya satu dulu, Nevy yang bisa menginjakkan kaki di kamar Phi Bright. Selebihnya ia selalu di hotel atau cottage pribadinya."

Pemuda itu—Frank, hanya mengangguk mengerti. Tangannya terus bergerak mengusap kepala Drake, membuat pria itu terlarut dan sayup-sayup mengantuk.

"Apa kakakmu benar-benar mencintai Win?" bisik Frank.

Sekelebat perasaan cemas itu tetap ada, walaupun Bright sudah memberikan lampu hijau untuk mereka, tetapi dengan sahabatnya sebagai gantinya, Frank belum bisa tenang. Tidak pernah ada yang tahu apa yang akan dilakukan Bright, bisa saja didalam kamar itu Win sedang membutuhkan pertolongannya, mungkin Win sedang menyiksanya atau apa, atau—

"Sayang, tenang. Memang tidak ada yang tahu isi hati Phi Bright, bahkan aku. Tetapi di satu sisi hatiku mengatakan ia tidak akan berbuat apa-apa pada Win. Phi Bright tidak akan menyakiti Win lagi, sepertinya kecelakaan kemarin membuat Phi Bright berubah."

Drake menggenggam tangan kekasihnya erat. Mereka sudah bersama-sama dengan Win sejak sangat lama, maka mereka tidak akan membiarkan Win tersakiti. Sudah cukup Win hidup sebatang kara, tanpa kasih sayang orangtua, dan sudah seharusnya Win mendapatkan kebahagiaannya. Drake hanya berharap, bahwa Phi-nya serius. Serius mencintai Win, dan akan selalu menjaga sahabatnya itu dengan baik sebaik-baiknya.
 

                               *****

Bright benar-benar tidak pernah merasakan perasaan yang meluap-luap, begitu menyenangkan dan membuat hatinya seperti melayang. Euphoria aneh tetapi membahagiakan ini sama sekali asing untuknya, tetapi ia tidak keberatan. Selama delapan tahun perasaannya seperti membeku, dan ia hampir tidak pernah merasakan lagi apa itu cinta. Terakhir kali ia mengenal cinta adalah saat-saat bersama Nevy dulu, gadis pujaannya sedari sekolah menengah atas. Semua hati dan perasaannya ia curahkan hanya pada gadis itu saja.

Ketika Nevy ternyata bermain di belakangnya dan menganggapnya hanya sebagai anak ingusan, Bright terpukul. Ia sangat kecewa, dan sakit hati. Mengapa gadis itu begitu tega mempermainkannya selama tujuh tahun lamanya? Lalu apa arti tujuh tahun kebersamaan mereka? Cinta pertamanya, perasaan tulusnya yang murni Bright rasakan dan berikan pada Nevy ternyata sia-sia. Sejak perceraian orangtuanya, dulu, Bright bersumpah tidak akan melakukan apa yang orangtuanya lakukan.

Bright ingin yang menikah dengannya nanti adalah gadis setia yang bersedia mendampinginya sampai akhir. Dan Nevy memberinya harapan saat itu. Dengan bukti tujuh tahun kebersamaan mereka. Tetapi malam itu Bright benar-benar tidak percaya. Mereka baru saja melakukan seks, well, mereka sudah tidak asing lagi dengan hal itu. Walaupun rencana pernikahan masih beberapa minggu lagi.

"Bright. Lebih baik cukup sampai disini. Aku sudah tidak bisa lagi membohongimu lebih lama. Calon suamiku akan menjemputku besok, setelah itu aku akan ikut dengannya ke Jerman. Sudah ya, maaf tidak jujur selama tujuh tahun ini."

Rasanya Bright seperti mendengar bom meledak didalam kepalanya. Ia masih berusaha mencerna semua perkataan Nevy, bahkan Bright tidak sadar Nevy sudah pergi meninggalkan kamarnya. Meninggalkan Bright yang masih terpaku dalam kekecewaan, amarah dan rasa sakitnya. Bright menangis kala itu, ia merasa sangat bodoh selama ini. Selesainya ia menangis, ia bersumpah, semua orang ternyata sama. Jalang dan materialistis. Ibunya dan Nevy adalah contoh nyata. Ia mengerti sekarang apa sebabnya ayahnya menceraikan ibunya.

MY PRECIOUS MAN (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang