Bagian 18

391 42 4
                                    

Pusing. Satu hal yang dirasakan Win saat baru terjaga. Tubuhnya terasa aneh, pegal, padahal ia baru saja bangun. Matanya mengerjap beberapa saat, menyesuaikan dengan keadaan kamar yang terang. Eh, kamar? Kamar siapa?

Win langsung melebarkan matanya, dan berusaha bangun ke posisi duduk. Kamar mewah ini luas dan terang, seperti kamar hotel. Ah, hotel pun kalah sepertinya. Sinar lampunya tidak menyilaukan, tidak membuat mata sakit karena sinar keemasannya yang lembut itu. Memberikan perasaan damai dan nyaman.

Sembari perlahan duduk, Win mengedarkan pandangannya menyapu ke sekeliling kamar. perlahan memorinya terputar. Dan Win ingat sekarang. Ini kamar Bright!

Tetapi kenapa keadaannya sangat berbeda? Ruangan ini membuatnya nyaman sekarang, dengan sentuhan emas dan merah marun yang klasik dan elegan. Win menunduk mencengkeram bedcover tebal yang membungkus setengah tubuhnya. Berwarna marun sama persis dengan seprai dan sarung bantal, senada dengan tirai yang menggantung anggun di jendela sana. Kemudian lemari besar Bright yang berwarna coklat memenuhi sepanjang dinding di seberang samping dekat balkon itu.

Aneh. Win bahkan ingat ia masih enggan menutup matanya tadi siang, karena kamar Bright seperti menyimpan sesuatu yang menakutkan untuknya. Mungkin tadi ia tidak fokus dengan keadaan kamar yang sangat cozy ini, ia terlalu sibuk dengan rasa takutnya. Apa Bright yang merubah suasana kamarnya agar menjadi lebih hangat? Bright sengaja melakukannya dan membawanya kesini, benarkah begitu?

Win bingung. Lalu dimana Bright sekarang? Tadi sebelum ia tertidur Bright ada di sampingnya, memeluknya dan mengusap kepalanya lembut. Win menggelengkan kepalanya, sekarang ia merasa gugup. Berada di kamar Bright lagi, dan ia tidak tahu apa yang akan pria itu lakukan padanya. Memang Bright tidak memaksakan sesuatu kepadanya, kecuali tinggal di mansion megah ini.

Tangannya terulur menuju perutnya sendiri. Bright mengatakan disana sedang tumbuh calon bayi, bayi hasil hubungan dirinya dan Bright. Win tidak menyangka sama sekali. Ternyata ada calon bayi berdarah Chivare sedang berjuang hidup didalam tubuhnya. Dan Win ibunya, ibu biologisnya dan Bright ayahnya. Tidak pernah terpikir olehnya akan melahirkan bayi penerus Chivare kelak. Sama sekali tidak.

Dalam bayangannya yang sederhana, Win hanya mengharapkan sosok lelaki yang baik dan setia, juga sayang kepadanya untuk menjadi pasangan hidupnya. Lelaki tidak kaya pun tak masalah. Win tak pernah tergiur dengan kekayaan, sejak ia tahu bahwa ayahnya meninggalkannya dan ibunya hanya karena uang. Membiarkan dirinya yang masih kecil dan butuh kasih sayang seorang ayah, menangis kala itu. Sejak itu ia hanya hidup berdua dengan ibunya, dan Win benci sekali pada ayahnya yang tega membiarkan mereka berjuang hidup sendirian. Dimana tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, eoh? Meninggalkan anak semata wayang dan istri yang sedang sakit, demi mengejar harta seorang janda muda yang cantik dan kaya. Win menganggap ia tidak pernah memiliki ayah sejak saat itu.

Sekarang, Win masih tidak menyangka bahwa calon pasangan hidupnya adalah Bright. Bright Vachirawit Chivare. Pria brengsek penerus Chivare saat ini, milyarder muda yang sukses dengan saham tertanam dimana-mana. Pria yang dibencinya, sampai… saat ini? Entahlah, bahkan Win ragu dengan perasaanya yang sedang tak menentu.

Bright calon suaminya, Bright ayah kandung dari jabang bayi yang sedang dikandungnya, dan Brightlah yang mencintainya.

Benarkah? Benarkah pria itu mencintai pemuda sepertinya? Win tak perlu mencari tahu seperti apa orang-orang yang dikencani Bright sebelumnya. Karena setiap berita Bright berkencan dengan seseorang, maka topik itu akan menjadi hot news dimana-mana.

MY PRECIOUS MAN (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang