Win menurut, tak lagi menolak saat Bright mulai merengkuh pinggangnya. Membawanya dalam dekapan hangat, dekapan layaknya pria yang ingin melindungi kekasihnya. Satu tangan Bright masih bermain di pipinya, dan bibirnya… masih menjadi tawanan Bright.
Bibir Bright bergerak pelan, teratur, menyapu setiap mili permukaan bibir Win dengan hati-hati. Ia sabar menuntun Win agar menikmati ciumannya, berusaha menghilangkan setiap lapis perasaan gugup dan takut calon istrinya itu. Hidungnya mencium harum kulit wajah Win, tentu saja, gadis itu baru selesai mandi bukan? Bright seperti mencium bau surga, well abaikan saja. Orang yang sedang jatuh cinta memang di mabuk kepayang dan selalu hiperbolis jika menyangkut pujaan hatinya.
Bright benar-benar merasa geli dalam hati, karena merasakan pergerakan samar dari Win. Bibir yang sedang dalam kuasanya ini bergerak samar, mungkin berusaha membalas gerakan Bright. Tetapi sangat terasa betapa bibir itu bergerak begitu lugu dan amatir, berbeda sekali dengan bibir gadis-gadis yang diciumnya selama ini.
Bright menghargai usaha Win dengan pelukannya yang semakin erat, entah pemuda tu sadar atau tidak dengan tindakannya saat ini. Dan yang Bright sama sekali tidak menyangka adalah… tangan Win balas mengelus pipinya!
'Ya Tuhan…'
Bright ingin langsung bergerak cepat melumat Win dan menindihnya sekarang juga. Tetapi ia tidak bodoh, Bright masih bisa mempertahankan akal sehatnya. Momen seperti ini tidak boleh ia rusak dengan tindakan gegabahnya, ia harus bersabar menahan nafsunya. Win baru saja menerimanya, menerima apa yang dilakukannya. Selama ini pemuda itu selalu menolak 'kan?
Tangan mungil itu bergerak menangkup pipi Bright, mengelusnya lembut. Tanpa tahu gerakan sederhana itu membuat jantung Bright berdegup kencang. Ia merasa melayang.
Bright menekan bibirnya lebih dalam sekali lagi, lalu melepas ciumannya. Matanya terbuka dan menatap Win langsung. Hal yang sama dilakukan Win, dan pemuda itu kelihatan salah tingkah dan bingung mendapati tangannya masih menempel di wajah Bright.
"A-aku…"
Win seperti kehilangan kata-kata, bibirnya terasa aneh untuk berbicara. Matanya membulat bingung seperti anak kecil yang tertangkap basah berbuat kenakalan. Ia ingin menarik tangannya dari wajah tampan itu, tetapi tangan Bright sudah menahannya.
"Tidak apa-apa, Metawin, tidak apa-apa… Sentuh saja, jangan takut…"
Win menelan ludahnya, tangan Bright menggenggam erat tangannya dan itu terasa hangat. Menenangkan. Bright menariknya semakin merapat pada pria itu, membuat nafas Win tercekat. Astaga, hal ini bahkan tidak pernah ada dalam mimpinya sekalipun!
"Kau satu-satunya orang yang sangat susah untuk kubawa dalam posisi ini, Win, tidak tahukah kau?"
Suara Bright nyaris seperti bisikan. Dan Win seperti terhipnotis untuk tidak mengalihkan pandangannya dari sana. Hening sejenak, tak ada yang berbicara lagi.
"Kau bilang…kau tidak sembarang membawa masuk orang dalam mansionmu." Suara Win yang mencicit pelan terdengar tak lama kemudian.
"Memang."
"Kalau begitu kenapa kau membawaku? Aku bukan siapa-siapa, aku tidak kaya, tidak menarik, tidak sebanding dengan—"
"Sssh, siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu? Aku yang paling tahu, Win, orang mana yang tepat untukku."
"T-tapi—"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRECIOUS MAN (REMAKE)
FanfictionPERINGATAN !!!! Ini adalah cerita REMAKE dengan perubahan NAMA TOKOH, PERUBAHAN GENDER menjadi BOYS LOVE, serta menjadi fantasy karena MPREG. UNTUK YANG TIDAK SUKA SILAHKAN LEWATI CERITA dan bila suka silahkan nikmati ceritanya. Ringkasan Win Meta...