Bagian 14

459 57 4
                                    

"Kudengar tadi kau merengek meminta
pulang. Kau sudah bosan disini ya?"

"Kau menguping!" desis Win dengan nada menuduh.

Bright tertawa pelan. "Ya…katakanlah begitu. Sebenarnya, aku bisa meminta dokter untuk memberimu izin pulang sekarang juga.
Win diam, tetapi dalam hati ia mulai berdialog sendiri.

'Benarkah? Aku benar-benar sudah tidak tahan keluar dari sini. Rumah sakit membuatku muak.'

Tetapi tentu saja ia tidak akan mengatakan 'ya' dengan begitu mudah kepada Bright. Win tidak ingin semua kebutuhannya bergantung pada pria itu, memangnya siapa Bright?

"K-kau membual."

"Tidak percaya, hm?"

Bright mengendus pipi Win, membuat pemuda itu menggeliat risih dan mendesis kesal.

"Kalau kau tidak percaya, baiklah. Aku akan ke ruangan Khun Moo dan kau akan keluar dari sini hari ini juga."

Bright melirik ekspresi wajah Win. Jelas sekali terlihat binar di kedua mata bulat itu, dan Bright gemas melihat Win yang bertingkah kebalikan. Kenapa gengsi pemuda ini tinggi sekali, eoh? Dan itu hanya berlaku kepadanya! Yaish, Metawin benar-benar…

"Kau tidak tertarik?"

Win masih diam. Batinnya bergolak. Ia percaya Bright bisa melakukan apapun yang pria itu mau, tetapi rasanya berat sekali menerima pertolongannya. Win masih belum memaafkan Bright atas apa yang sudah pria itu lakukan padanya. Jemarinya mengerat selimutnya, bingung harus bagaimana.

"Aku memang sudah bosan disini…" Win bergumam pelan, tetapi cukup didengar Bright yang menempel di sebelahnya.

"Lalu dimana masalahnya? Aku membantumu agar cepat keluar dari sini dan kau bebas. Kau hanya perlu menurutiku Win…"

Itulah yang membuat Win enggan. Bright dan sikap diktatornya. Selalu saja meminta—memaksa orang lain untuk menurutinya. Cih!

Win masih bergeming. Menuruti pada kata-kata Bright membuatnya jengkel pada dirinya sendiri, tetapi ia memang sudah tidak betah di rumah sakit.

"Lagipula tiga hari lagi Drake menikah… Memangnya kau tidak ingin melihatnya?"

"…"

"Melihat Drake menikah itu hanya sekali seumur hidup, itu pun kalau dia tidak selingkuh—"

"Berisik! Kalau kau memang mau melakukannya, lakukan saja! Tidak usah banyak bicara!"

Bright terkekeh pelan. Sangat puas bisa menggoda Win seperti ini.

"Kau semakin manis jika sedang marah, Winnie…"

Bright mencium pipi Win dan beranjak, hendak menemui Dokter.

"Jangan berbuat macam-macam sementara kutinggal sebentar, oke?"

                        ****

"Kau licik! Kau menipuku!"

Bright hanya mengangkat alisnya mendengar suara berisik Win. Jika ia tidak ingat siapa Win, mungkin Bright sudah menyumpal bibir bawel itu dengan saputangannya.

MY PRECIOUS MAN (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang