Bright keluar dari kamar rawat Win. Sudah pukul sepuluh malam, dan Win terpaksa kembali dirawat di rumah sakit. Menurut Dokter Win hanya shock, dengan kondisi yang belum sehat sepenuhnya ia sudah mendapatkan peristiwa yang tidak mengenakkan. Bright merasa bersalah, harusnya ia tidak perlu membawa Win menemui Pam.
Bright tidak mengira Pam masih berani menghina dan mengatakan macam-macam pada Win. Harusnya ia tangani sendiri urusan gadis itu. Dan sekarang Win-nya kembali terbaring di dalam sana.
Bright mendesah pelan. Ponsel didalam sakunya bergetar, dan ia meraihnya."Ya?"
"…"
"Baguslah kalau begitu. Aku hanya perlu melihat beritanya di koran besok pagi."
"…"
"Ya."
Bright menyeringai kecil. Pam, kini hanya tinggal nama. Bright puas dengan cara kerja anak buahnya, mereka memang bisa diandalkan.
Bright akan menyingkirkan siapapun yang sudah menyakiti Win-nya. Tidak peduli pria atau wanita.
Baru saja ia memasukkan kembali ponselnya ke saku celananya, ujung jemarinya menyentuh benda lain disana. Bright penasaran, ia pun merogoh benda itu dari saku celananya. Ponsel milik Win.
Tiba-tiba benda itu bergetar dan berbunyi, menandakan ada panggilan masuk. Bright bisa melihat nama 'Frank' tertera di layar ponsel Win.
Tanpa ragu ia menjawab panggilan itu.
"Ya?"
"Win?"
Suara diseberang tampak ragu, mungkin heran kenapa yang mengangkat teleponnya bukan suara Win.
"Ini aku, Bright. Win sedang tidur."
Suara diseberang tampak terkesiap panik, kemudian berganti dengan suara pria. Bright tahu, ia sangat hafal suara siapa itu.
"Phi, aku bersumpah aku akan menghajarmu kalau kau berani berbuat macam-macam pada Win!"
Bright tertawa pelan.
"Aku memang sudah berbuat macam-macam padanya. Kau mau apa? Menghajarku? Kau sudah melakukannya, nong…"
"Sialan! Kau benar-benar cari mati denganku, Bright!"
Bright menggelengkan kepalanya pelan. Malas menghadapi tingkah emosi adiknya yang menurutnya kekanakan.
"Sudahlah, Drake… Aku sedang malas berkelahi denganmu. Aku pastikan Win aman bersamaku, oke? Kau urus saja tunanganmu."
Bright langsung mematikan sambungan telepon begitu saja. Tidak peduli, pasti adiknya sedang mengumpat di seberang sana.
Bright memasukkan ponsel Win kembali ke saku celananya. Ia melangkahkan kakinya kembali memasuki kamar rawat Win. Ia mendekati ranjang Win, meringis melihat selang infus kembali menancap di lengan kanan Win. Wajah pemuda itu sudah tidak sepucat tadi, dan itu membuat Bright sedikit tenang.
Perlahan seolah tak ingin mengganggu Win yang tertidur, Bright menaiki ranjang Win dan berbaring disamping pemuda itu. Kedua tangannya melingkar di tubuh Win, menunjukkan perlindungannya sekaligus keposesifannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRECIOUS MAN (REMAKE)
FanfictionPERINGATAN !!!! Ini adalah cerita REMAKE dengan perubahan NAMA TOKOH, PERUBAHAN GENDER menjadi BOYS LOVE, serta menjadi fantasy karena MPREG. UNTUK YANG TIDAK SUKA SILAHKAN LEWATI CERITA dan bila suka silahkan nikmati ceritanya. Ringkasan Win Meta...