Langit sudah menjadi gelap, semua burung kembali ke sarangnya, menemui keluarga dan beristirahat. Begitu pula dengan Sunoo yang telah menemukan tempat beristirahat dan keluarga barunya.
Hangat dengan setelan baju tidur panjang yang mengapit ekornya hingga terpaksa Sunghoon harus membuat lubang yang pas untuk ekor Sunoo, tidak terlalu besar. Hanya sempit dan pas.
Makan malam kali ini Sunghoon yang membuatnya, dengan modal barang seadanya di kulkas karena belum sempat belanja karena uang yang menipis, ia belum mendapat kiriman uang dari orang tuanya, agar menghilangkan suasana dingin dan canggung Sunghoon mulai membuka suara, tak lebih hanya pertanyaan ringan. "Kenapa kamu bisa di pinggir jalan, dan sendirian?"
Namun bukan jawaban yang di dapat melainkan tangisan dari bibir si rubah manis. Sunghoon yang sedang memasak pun panik dan segera menghampiri Sunoo. Memastikan bahwa Sunoo tidak kenapa kenapa.
"Ehh, jangan nangis, maaf ya"
"Huwaaa.. Sunoo kangen tuan Sunoo" tangisannya Sunoo malah makin keras, kakinya di hentakan, ekor dan telinganya merunduk layu dan hidung yang memerah dan basah. Sunghoon yang bingung untuk menenangkan si manis dengan cara apa akhirnya menemukan ide bagus yang terlintas di pikiranya.
"Sunoo mau permen nggak?"
"Permen? mau!"
"Diem dulu ya, nanti aku kasih permen" Tangis Sunoo mulai mereda, rupanya rencana Sunghoon untuk membuat si manis tenang berhasil, namun masalah kedua muncul. Dimana ia harus mendapatkan permen?
"A-ah Sunoo, permenya nanti yah ini sudah hampir matang nanti ku bawakan"
"Janji? Akan bawain Sunoo permen?"
"Iya Sunoo" Sunghoon mengelus pucuk kepala Sunoo, sedikit mengusaknya karena tak tahan dengan ekspresi menggemaskan Sunoo, mengelus lembut kedua telinganya lalu melanjutkan aktifitas memasaknya.
"Matang"
"Waaa" Sunoo terpukau dengan hasil masakan Sunghoon, sederhana memang tapi mampu membuat perutnya berbunyi kelaparan.
"Nah makanlah, tapi pelan pelan"
"Huum" Sunoo mengangguk sebagai balasnya, meraih sendok untuk mengambil tumis sayur dan meletakanya di atas nasinya, memasukan perlahan ke dalam mulutnya.
"Nyawrr! Apa ini? Sunoo nda sukaa" Sayur memang seperti itu, namun kenapa Sunoo tak menyukainya? Sunghoon segera mencicipi sayur tumis buatanya dan rasanya luar biasa enak. Apakah Sunoo tak menyukai sayur? Atau tak menyukai makananya?
"Kenapa Sunoo?"
"Sunoo gasuka ituu" Sunoo menunjuk sayur yang sempat ia mutahkan, jijik memang tapi Sunghoon yang memaklumi kondisi Sunoo segera membersihkanya dan mengganti lauk Sunoo dengan omelet yang sudah diiris
"Ini cobaain, enak kok" Sunghoon menaruh se-iris omelet di piring yang berisi nasi milik Sunoo, Sunoo yang awalnya takut, namun berusaha memberanikan diri untuk memakanya. Tak buruk pikirnya.
"Enak" Sunghoon tersenyum dengan respon Sunoo, ohh dia karnivora, atau memang tak menyukai sayur? Begitu isi pikira Sunghoon saat ini.
Makan malam selesai 2 menit yang lalu, Sunoo tengah duduk di sofa rumah Sunghoon sembari memakan permen yang dijanjikan oleh tuanya yang baru, demi mendapat permen itu Sunghoon rela merogoh kantong mantelnya satu per satu.
"Suka?"
"Huum! Sunoo sukaa terimakasih"
"Sama sama"
"Nah Sunoo, sudah malam ayo tidur"
"Tidur? Tapi Sunoo belum ngantuk"
"Tidur Sunoo, sudah malam. Kalau tidak nurut aku ambil permenya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Fox [Sunsun] ✓
Fantasia[COLABORATION PROJECT) Hybird rubah pertama yang selamat dan berhasil dibuat oleh jemari terlatih ilmuan. Ekor emas dengan ujung putih lebat, sepasang telinga rubah berwarna jingga dengan bagian dalam berwarna merah muda menjadi ciri khas hybird man...