27. Little rabit

1.1K 139 1
                                    

Menu makan malam kalo ini adalah sup ikan dan ayam goreng, Sean yang melihat jenis protein hewani di depanya bersinar layaknya bintang di angkasa, mulut penuh dengan liur dan iris mata yang berkata "berikan aku semuanya! Aku ingin itu!!"

Umji yang mengerti segera mengambil nasi, ikan, dan ayam sesuai dengan keinginan Sean. Sean yang melihat makanan itu tersaji di depanya segera melahapnya. Tak berselang lama piring yang sebelumnya penuh kini kosong, menyisahkan tulang ikan dan beberapa iris cabai.

Sean menyandarkan duduknya dan mengelus perutnya, sedikit buncit pikirnya. Umji yang melihat itu hanya tertawa dalam hati dan ikut menyandarkan punggungnya.

"Kenyang kak"

"Iya, sama kakak juga kenyang"

"Oh ya mah, hadiah Umji apa lagi?" Ibu Umji yang sedang menyantap laut terakhirnya tertarik dengan obrolan ini dan langsung meminta anaknya untuk pergi ke luar rumah, memeriksa ada apa disampingnya rumahnya.

Umji diikuti oleh Sean segera mengikuti instruksi dari ibunya dan segera pergi ke samping rumah, betapa terkejutnya Umji ketika melihat dua anak kelinci putih yang berada di dalam kandang kecil, Umji mengeluarkan salah satu kelinci itu dan menggendongnya.

"Aduduh lucu banget siihh"

"Itu apa kak?"

"Ini namanya kelinci Sean, lucu kan?"

"Iya lucu, tapi Sean lebih suka kucing"

"Eumm, lucu semua menurut kakak, nih coba pegang kelincinya" Umji menyodorkan kelinci betina kearah Sean, Sean yang awalnya ragu untuk menyentuh kelinci itu karena telinganya yang terus bergoyang dan hidungnya yang aneh untuknya. Sean mengelus kepala kelinci yang ada di tangan Umji dan segera menarik balik.

"Eum ga buruk, Sean suka"

"Hahaha iya kan, nah dah aku taro lagi aja deh takut kabur"

Selepas Umji menaruh kelinci itu dirinya dan Umji segera masuk ke rumah, Umji membereskan peralatan makan dan mencucinya, sedangkan Sean diminta ibu Umji untuk tidur, Sean segera pamit dan beranjak tidur diatas

"Umji, ingat perjanjian kita nak, hanya sampai mereka berbaikan"

"Iya ma, Umji juga pasti nolongin biar mereka bisa balikan kaya dulu, tapi nunggu waktu yang tepat juga"


"Arghhh! Dimana Sunoo?!"

Barang-barang yang berserakan menjadi pemandangan yang biasa sekarang. Ruang tamu yang sudah tak berbentuk, bantal bantal yang terlempar ke sembarang arah, pecahan kaca berserakan dimana mana. Semuanya kacau, bahkan bisa melebihi kapal pecah!

"Sunoo" Sunghoon benar benar hancur, ia sudah lelah menerka nerka dimana sekiranya keberadaan Sunoo, apa yang dia lakukan, dan bersama siapa dia sekarang. Kini Sunghoon sedang bersandar di dinding dengan wajah yang berlinang air mata dan tangan yang mengeluarkan darah akibat terlalu sering memukul dinding.

Namun ide berlian muncul di benak Sunghoon, jika Umji pernah sekolah di Jerman, pasti kenalanya ada yang bisa membantu, mungkin semacam detektif?

Sunghoon yang mendapatkan lampu hijau segera mengambil ponselnya, sedikit ragu karena harus melibatkan orang lagi namun demi penyesalanya ia harus melakukan ini.

"Halo?" Panggilannya diangkat, harapan Sunghoon seakan jatuh menimpa dirinya, berharap tak pergi lagi untuk kesekian kali.

"Halo"

"Ada apa Sunghoon?"

"Kak, apa kak Umji ada kenalan detektif atau apapun yang bisa mencari Sunoo?"

"Tidak, tapi kalau polisi aku ada"

Winter Fox [Sunsun] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang