26. Nasib baru

1K 140 3
                                    

Malam ini Sean dan juga Umji sedang menghabiskan waktunya dengan menonton film di serial Netflix, sembari memakan Chiffon cake yang belum sempat termakan. Film komedi romantis sedang berputar pada televisi layar lebar dirumah Umji, kaki Umji terulur di meja kecil di depanya, sedangkan Sean duduk bersila diatas sofa, fokus melihat film.

Tak berselang lama pintu rumah Umji di ketuk, menandakan seseorang kini berdiri tepat di depan rumahnya.

"Sebentar ya kakak buka dulu"

"Mamah? Acaranya sudah selesai?" Umji mempersilahkan ibunya untuk masuk kedalam, sang ibu hanya mengangguk sembari melepas sepatu dan meletakanya di tempatnya, masuk kedalam setelah memeluk rindu anak semata wayangnya.

"Iya, seru sekali, ini mamah bawa oleh oleh"

"Apaini? Jeruk!"

"Itu bibimu yang membawakan"

"Nah ini dari mamah" ibu Umji menyerahkan kantung putih di tanganya.

"Wah!! Gila! Satu set daging sapi!"

"Ga cuma itu, nanti saja kamu lihat hadiah selanjutnya, sekarang mamah mau mandi dulu, kamu sudah makan?"

"Iya, dengan Sean"

"Sean? Pacar kamu?"

"Bukan, dia pacar adik tingkat aku"

"Lalu kenapa dia makan denganmu" tepat setelah ibu Umji menyelesaikan kalimatnya, kepala Sean menyembul dibalik sofa dan membuat ibu Umji terkejut.

"Astaga apa itu!"

"I-itu Sean mah"

"Sean? Tunggu tunggu" ibu Umji segera menghampiri Sean yang sedang duduk di sofa.

"Ekor?! Telinga?! Apaini?!"

"Eem, mah, Umji bisa jelasin, sekarang ikut Umji yuk" Umji membawa ibunya yang masih terkejut untuk berbicara di halaman belakang.

"Itu siapa Umji?! Kamu bawa laki laki masuk rumah?! Penampilanya juga begitu, apa maksudmu?"

"Mah, dengerin Umji dulu deh, nanti mamah ngerti" Umji memegang kedua pundak ibunya untuk menenangkan, menyuruhnya duduk di salah satu bangku disana dan diikuti dirinya. Umji mulai menceritakan dari awal bagaimana kisah Sunoo hingga saat ini berakhir dirumahnya.

Ibu Umji mencerna apa yang terjadi dengan pikiran rasional, Hybird? Siapa yang percaya bahwa makhluk itu benar adanya, pikir sang ibu. Umji terus menjelaskan dengan rinci agar tidak ada salah paham, dan ibunya hanya mengangguk mengerti, dan terkadang sedikit membantah opini anaknya.

Kita kesampingkan Umji dan Ibunya, Sunoo sekarang duduk di ujung sofa bersandarkan sisi kiri sofa sembari memangku bantal dan menatap lurus kearah halaman belakang rumah Umji. Rasa takut diusir kembali menghantuinya, ia tak se-bodoh itu untuk mengetahui bahwa ibu Umji tidak menyukainya dan bisa saja dia akan dibuang, hanya ada dua kemungkinan dengan presentase berbeda.

Satu. Ibu Umji akan menerima Sunoo karena belas kasih, dan mungkin akan disertai embel embel "ya. Dia boleh disini sampai pacarnya datang menjemput" dan presentasenya adalah 35%. Siapa sih yang tidak kasihan mendengar kisah sedih Sunoo yang terus berganti majikan, dan dipermainkan perasaanya?

Lalu opsi dua. Ibu Umji akan bersikeras untuk mengusir Sunoo apapun yang terjadi, menolak rayuan manis anaknya, dan menutup mata terhadap permohonan Sunoo untuk tetap tinggal. Dengan pikiran rasional, siapa pun pasti tidak ingin orang asing tinggal dirumahnya, dan ini?? Sudah asing, bukan manusia biasa pula, tentu saja Ibu Umji akan menolaknya mentah mentah, ahh... Jika beliau bisa lebih baik dia akan menyuruh Umji untuk menelfon pacarnya sekarang juga untuk menjemput Sunoo. Dan presentasenya adalah 65%. Tidak terpaut banyak memang, tapi cukup untuk melihat sisi mana Ibu Umji akan memilih.

Winter Fox [Sunsun] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang