24. Jealous

1.3K 163 4
                                    

Sean yang sedang kesal berjalan tak menentu arah, hanya bermodalkan baju dan celana serta beberapa lembar uang yang ia miliki, ia berjalan menuju ke sebuah supermarket untuk membeli minuman. Ia lapar dan haus setelah berkelahi dengan Sunghoon.

"Selamat datang di supermarket, selamat berbe- Sunoo?"

"Huh?" Umji, orang yang menyapa Sunoo mulai mendekati dirinya, matanya menelisik ke setiap tubuh Sunoo.

"Sunoo, kenapa leher kamu merah? Mata kamu juga bengkak, kamu habis nangis?"

"Kamu... Gapapa kan?" Umji menatap Sunoo khawatir, sedikit memegang leher Sunoo untuk memastikan

"Eumm.. sorry, tapi aku Sean, sisi rubahnya Sunoo"

"Terus, Sunoo dimana?"

"Lagi tidur di alam bawah sadar, aku yang pegang kendali tubuhnya sekarang"

Umji mengangguk, Sean mulai berjalan berkeliling untuk mencari minuman dingin, dan beberapa camilan setelah selesai mencari ia pergi ke kasir untuk membayar.

"Kak Umji"

"Hmm, kenapa?" Tanyanya sembari menghitung belanjaan Sean

"Boleh, nginep di rumah kakak sebentar nggak? Aku nggak mau balik ke apartemen Sunghoon dulu" Sean menerima belanjaanya yang sudah dihitung Umji, bertanya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sedikit malu dan punggung menghantui perasaanya.

"Memangnya kenapa? Kalian ada masalah?"

"Yeah begitulah, ah iya semua berapa kak?"

"Sudah, untukmu saja, sebagai balasannya kau harus menceritakanya padaku, ok?"

"Baiklah"

"Jadi, apakah boleh Sean menginap di tempat kak Umji?"

"Iya Sean ga masalah"

"Yasudah kamu makan dulu di meja itu, nanti kalau shift kakak sudah selesai kita pulang ya"

"Makasih kak"

•°•°•°•

"Angkat dong Jake"

"Jake astaga" Sunghoon mematikan ponselnya lalu menelfon temanya lagi. Namun bukan suara Jake yang menyapa pendengaranya melainkan suara kakak kakak operator yang memberitahu kalau nomer Jake sedang tidak aktif.

"Sial pasti lagi pacaran"

"Ah iya si Chris"

"Eh tapi aku bakal di amuk kalo si tua bangka itu tau masalah ini"

"Tapi, gimana ya"

"Sumpah otak ku buntu"

"Yasudah telfon saja"

Setelah persaingan sengit antara batin dan juga otaknya itu, Sunghoon memutuskan untuk menelpon Chris, soal dia akan hidup setelah menelfon itu urusan belakangan. Intinya yang terpenting adalah solusi untuk masalah Sunoo.

"Tolong diangkat" Sunghoon menggerutu kesal, berjalan bolak balik menunggu telfon nya diangkat oleh sang dosen.

"Halo? Kenapa?"

"Sunoo kabur dari rumah"

Detik berikutnya Chris langsung mematikan sambungan telponnya lalu pergi menuju ke apartemen Sunghoon, sesampainya ia di apartemen Sunghoon tentu saja amukan, semua kata kata mutiara miliknya terucap hanya untuk pemuda bermarga Park itu. Sungguh spesial bukan?

Winter Fox [Sunsun] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang