Memabukkan

189 14 0
                                    

Rasanya memang indah, mendapatkan perhatian lagi darimu. Namun, aku tak ingin berharap lebih. Sebab luka pasti akan menyapa kembali,

suatu saat nanti.

🍁🍁🍁

Sungguh tidak bisa dipercaya, dia bisa bertemu kembali dengan pria yang pernah dia temui sewaktu di Surabaya. Dan, pria itulah yang berhasil menolongnya saat hampir terjatuh. Dia sangat mensyukuri kebetulan yang kali ini terjadi.

Namanya jodoh tak akan ke mana, pikirnya.

“Lah, Masnya kok bisa ada di sini?” tanya Jessy antusias.

“Lah, kamunya sendiri ngapain di sini?”

Riyanti tertawa. “Wah, kalian berdua sudah kenal, ya? Nah, kenalin Jes, ini anak tante yang pertama, Jovan namanya, Kakaknya Mbak Aina,” ucapnya dengan merangkul pundak Jovan.

“Aaa ... baru tau tante,” ucap Jessy malu-malu. Dia tidak pernah membayangkan bisa bertemu lagi dengan pria yang memberi kesan mendalam sejak pertama kali bertemu. Yang ternyata kakak dari kakak iparnya sendiri. Ada rasa kecewa mengetahui hal itu, tetapi kadarnya masih sedikit. Bisa diatur.

“Azlan sama Aina mana, Ma? Mereka belum berangkat, kan?”

“Yah, Kak Jo telat sih. Barusan mereka berangkat. Palingan kalian berpas-pasan tadi di jalan. Eh, iya. Tunangan kamu mana?”

“Di mobil masih nyari peniti yang jatuh tadi.”

Mendengar kata “Tunangan” mendadak senyum Jessy berubah kecut. Rona merah yang sebelumnya memenuhi pipi kini berubah kulit pucat pasi. Memang Jovan bukan siapa-siapa, tetapi kenapa hatinya tetap terasa perih. Apalagi melihat wanita anggun yang kini berjalan ke arahnya, membuat kepercayaan dirinya hilang ditelan bumi.

Sosok yang dia idamkan ternyata sudah milik orang. Ah, oppa Park Seo Joon ternyata sudah bertunangan dengan wanita yang sangat cantik. Apalah dirinya yang buluk rupa, gadis rebahan, dan tidak mau perawatan. Sudahlah tersingkirkan sebelum berjuang.

***

“Kamu ada di mana?” tanya Azlan kepada seseorang yang terhubung dalam sebuah panggilan.

“Ya udah tunggu aku di sana. Aku baru parkir,” ucapnya dan langsung mengakhiri panggilan.

Bibirnya secara otomatis tersenyum mendapati bocah kecil yang tertidur pulas di sebelahnya. Memeluk erat bantal guling berkepala doraemon. Katanya itu guling kesayangan Dzakka, tanpa benda tersebut bocah itu tak bisa tidur. 

Semakin menggemaskan melihat bibirnya yang sedikit terbuka.

Beralih ke jok belakang, kejadian serupa pun terjadi. Wanita yang sok jual mahal akhirnya tertidur pulas tanpa rasa khawatir. Padahal awal mereka berangkat, wanita itu terlihat sangat takut. Mungkin khawatir dia yang akan macam-macam. Aina tidak tahu saja, Azlan tak akan macam-macam karena dia hanya semacam. Lihat, bibirnya yang merah ranum bahkan sampai terbuka sedikit. Saking nyenyaknya dia tidak sadar, posisinya bisa merontokkan iman.

“Ay,” panggilnya sambil menoel pipi Aina dengan botol air mineral.

“Hm ...” jawab Aina sambil mengecap.

Insecure TerinfrastrukturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang