Insecure Terinfrastruktur

Belajar Berkata Manis

Jauh di lubuk hatiku

Masih terukir namamu

Jauh di dasar jiwaku

Engkau masih kekasihku

--Naff_Kau Masih Kekasihku--

🍁🍁🍁

Pertemuan tadi siang yang tanpa direncanakan, Lita anggap itu tak pernah terjadi. Dia menegaskan itu hanya sebuah risikonya dalam pekerjaan. Bertemu dengan siapa pun yang tak pernah dia duga. Termasuk pria itu yang datang sebagai pembeli di mini market tempatnya bekerja.

Seharusnya Lita bisa memperlakukan pria itu seperti pembeli lainnya. Hanya sekedar bertemu tanpa memikirkannya, apalagi mengingat sosoknya selalu dalam hati. 

Lita pasti bisa, dia harus yakin. Lupakan! Anggap belum pernah kenal dan tak pernah bertemu sebelum-sebelumnya.

“Assalamualaikum.”

Terdengar suara orang menjawab salam serempak dari dalam rumah. Selang beberapa menit pintu terbuka menampilkan senyum manis dari wanita yang dia kagumi saat ini. Berparas cantik, lembut hatinya, dan satu lagi yang berhasil membuat Lita iri, wanita di depannya merupakan seorang hafizah.

Sungguh selain wanita itu yang dekat dengannya dia tidak akan merasa serendah ini, tetapi di depan Bella dia benar-benar merasa menjadi manusia yang paling hina dengan melihat kesempurnaannya.

“Sesuai pesanan Ning, dua kotak martabak spesial,” ucap Lita, tangannya menenteng tinggi-tinggi satu keresek yang berisikan dua kotak putih yang tersusun.

“Astaga! Lita, siapa yang nyuruh kamu? Malem-malem gini kamu juga jalan kaki ke sini?”

“Kata Gus Rasyid, Ning Bella sedang ngidam. Pengen martabak spesial katanya. Jadi dia nyuruh aku beliin dua kotak sekaligus.”

Bella meringis, tak bisa dipungkiri relung hatinya langsung tersentuh jika menyinggung soal kehamilan. Satu hal yang sulit dia dapatkan saat ini.

“Kamu percaya aja dibohongin sama Gus Rasyid. Udah ayok masuk, udaranya di luar dingin.”

“Tapi ini enak loh, Ning. Langgananku soalnya.”

“Terima kasih ya, kamu memang baik, Lit.”

“Dengan senang hati, apasih yang nggak buat Ning Bella.”

“Kamu bisa aja.”