Sekian lama, aku mencoba
Menepikan diriku, di redupnya hatiku
Letih menahan, perih yang kurasakan
Walau kutahu, kumasih mendambamu
___Naff--Terendap Laraku___
🍁🍁🍁
Prok-prok-prok!
Jantung Lita berpacu dengan cepat, seiring dengan langkah Azlan yang kian mendekat. Apalagi mendapati senyum smirk yang penuh arti. Lesung pipi di sebelah kiri, akibat sudut bibir Azlan yang terangkat, tak ada yang menarik sama sekali dari pemandangan yang dulu sempat dia kagumi. Yang dia lihat sekarang justru terkesan menyeramkan.
"Hebat ... hebat!" Azlan tersenyum lalu duduk di atas pagar yang menjadi pembatas. "Wah, sepertinya ada sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara."
Dahi Jovan mengerut, tak mengerti dengan maksud pria yang baru datang dan sempat membuatnya terkejut. Pria dengan tubuh tinggi, rahang tegas, alis tebal yang tertata rapi, serta dua bola mata berwarna hitam legam. Kulit wajahnya terlihat sangat mulus. Jovan dibuat tertegun sejenak, meski dia sendiri juga seorang laki-laki.
Yang membuatnya aneh, ada apa antara pria itu dengan adiknya. Kenapa seperti ada sesuatu yang tertahan, membuat atmosfer di sekelilingnya tiba-tiba berubah. Seakan ini bukan tempat yang tepat untuknya sekarang.
"Maaf, maksud Anda apa?" tanya Jovan dengan tegas.
Tak lama perhatian mereka teralihkan oleh Dzakka yang berjalan tergopoh-gopoh dengan membawa buket besar yang berisikan snack kesukaan Dzakka. Bucket yang sebelumnya akan Azlan antarkan ke toko, tetapi tidak jadi.
"Ka, kamu dapat dari mana itu?" Lita melirik Azlan yang tersenyum memandangi Dzakka yang sedang berjalan. Lita pun sudah tahu jawabannya.
Karena terlalu asyik berdebat dengan Jovan, Lita sampai melupakan kebiasaan Dzakka yang selalu antusias saat Azlan pulang kerja. Anak itu kalau mendengar suara mobil Azlan saja pasti langsung lari menghampiri. Lita sangat menyayangkan, dirinya yang sudah kalah cepat dengan Dzakka. Anak itu memang tidak pernah mau mendengarkan nasehatnya kalau soal Azlan.
"Ma! Aka unya jajan. Tu! Asik Ayah Alan," jelas Dzakka yang sudah berdiri di samping Lita.
"Masuk!"
Senyum Dzakka sempat luntur menanggapi tanggapan mamanya yang tak nyaman untuk didengar. Namun, melihat buket snack dalam pelukannya, senyumnya kembali terbit.
"Papa baru untuk Dzakka, ya?"
Jovan semakin tidak tahu ke mana arah pembicaraan pria yang tak dikenalnya ini.
"Papa baru?"
Lita menatap Jovan penuh arti. Seolah lewat tatapannya Lita meminta Jovan untuk diam. Ini hanya urusan Lita dengan tetangga sebelah.
Azlan tak puas, tak mendapatkan jawaban sedikit pun dari dua manusia di depannya. Padahal Dzakka tadi sudah mengaku, jika pria yang duduk di samping Lita adalah papa barunya. Anak itu bahkan begitu gembira saat mengenalkan papa barunya itu di dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insecure Terinfrastruktur
RomanceKisah tentang wanita yang harus menanggung akibat dari pengaruh negatif pacaran. Berusaha untuk memperbaiki diri, tetapi berakhir sia-sia. Hidupnya hancur ketika dia telah hamil dengan pria lain sebelum menikah. Takdir semakin rumit, dia telah dijod...