19 - Kobaran Api Membawa Lebih Dari Informasi

241 42 14
                                    

Hai! Aku bawa bab baru Skizofrenia. Masih pada bangun nggak, nih? Hehe. Semoga kalian suka sama bab ini, ya.

Selamat membaca! 🤍

.

.

.

"Oh, sepertinya aku kedatangan tamu."

Jantung Donghyuck seakan jatuh ke dasar perut. Gurat takut memenuhi wajah seiring mata yang membulat. Donghyuck menarik Jisung ke balik tubuhnya. Kakinya bergerak mundur seiring wanita itu mendekati mereka. Ia melirik kiri dan kanan dengan awas, sadar bahwa mereka tengah terjebak. Tak ada cara keluar dari ruangan itu, kecuali pintu tempat kemunculan si wanita psikopat.

"Kumohon," bisik Donghyuck di tengah kalut.

"Apa yang kau mohon dariku? Kembalikan anakku!" bentak wanita itu. Kontras dengan Donghyuck, ekspresi sama sekali tidak mengisi wajahnya.

"Hwanhee." Perhatian si wanita kini teralih pada Jisung yang menunduk ketakutan. "Kemari," perintahnya, tetapi Jisung menolak dengan gelengan, berikut tangan yang makin erat meremas seragam Donghyuck.

"Kim Hwanhee, jangan kecewakan Ibu!" Intonasi wanita itu meningkat, berikut mata yang kian membulat.

Meski ketakutan, Jisung tetap teguh. Ia kembali menggeleng, menolak perintah itu.

"Kau bukan ibuku!" serunya, sukses membuat si wanita makin geram.

Si psikopat kembali menatap wajah Donghyuck yang kini basah oleh keringat.

Donghyuck amat sangat ketakutan, dan perasaan itu muncul akibat traumanya atas kejadian serupa; kejadian yang menimpanya beberapa tahun silam: berhadapan dengan seorang pembunuh.

Namun, Donghyuck berusaha menampar diri agar kembali pada kenyataan. Walau udara di sekitarnya terasa sesak, dan walau hanya ada ia yang sanggup menyelamatkan Jisung dari ini semua, ia tak akan berhenti berjuang. Donghyuck membuang segala rasa takut, menggantinya dengan perasaan nekat yang meletup-letup.

Ia membalas tatapan wanita itu tak kalah tajam, lantas menarik tubuh Jisung semakin dekat ke arahnya.

"Tak peduli apa yang akan kau lakukan padaku, anak ini tidak akan pernah menjadi anakmu! Kau sudah melakukan kejahatan besar. Sebentar lagi, kau akan menanggung akibatnya," ujarnya lantang, menyuarakan ancaman.

Si wanita mendengus, meremehkan. Baginya, ancaman yang keluar dari mulut seorang bocah SMA hanyalah isapan jempol.

"Keberanianmu patut diacungi jempol, Anak Muda. Tapi mengambil apa yang memang hakku bukanlah kejahatan besar. Aku memegang bukti bahwa bocah itu adalah anak kandungku, hakku!"

"Aku tidak peduli dengan bukti apa pun yang kau miliki. Sekali penjahat, kau tetap penjahat!"

"Aku tidak melakukan kejahatan apa pun!"

"MENCULIK DAN MEMBUNUH ADALAH KEJAHATAN!!!" Donghyuck berteriak murka, muak akan wajah tenang tanpa dosa yang sedari tadi wanita itu tampilkan. Ia tampak sama sekali tidak menyesali perbuatannya yang membuat nyawa banyak bocah melayang, seakan apa yang ia lakukan tak lebih dari permainan anak-anak.

Si wanita psikopat seketika bungkam. Ia memandang Donghyuck dengan raut terkejut, sebelum akhirnya menunduk, seakan merenungi sesuatu. Momen tersebut Donghyuck gunakan untuk memperhatikan sekitar, mencari peluang untuk membawa Jisung kabur dari sana. Pandangannya lantas tertambat pada sebuah pintu di dekat jendela, yang ia yakini mengarah ke ruangan lain. Dengan hati-hati, Donghyuck menyusun rencana untuk membawa Jisung melewati pintu itu.

[✓] Skizofrenia [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang