7 - Kasus Kedua: Morse

350 67 24
                                    

Buat kalian yang nunggu, maaf banget ya baru update. 😬✌️ Hehe.

.

.

.

Para polisi bergerak cekatan, mengurusi kasus yang baru saja dilaporkan, mengenai anak hilang yang kembali terjadi, tetapi di tempat kejadian yang sepenuhnya berbeda, yaitu Pusat Perbelanjaan Myeongdong. Hanya sekitar sepuluh menit dari lokasi kejadian sebelumnya.

Penyelidikan kali ini dipimpin oleh Younghoㅡsebab Jaehyun masih sibuk dengan kasus yang pertama. Ia berjalan tergesa, memberi banyak tekanan bagi para petugas. Youngho adalah sosok yang lebih keras dari Jaehyun, memerintah ini dan itu dengan tegas, dan akan mengamuk apabila hal tak sesuai dengan ekspektasi penyelidikan. Seperti saat ini contohnya, ia membentak para bawahan saat tak berhasil menemukan bukti apa pun di pusat perbelanjaan luas tersebut.

"Di mana letak pikiran kalian? Kita sedang mengurusi kasus anak hilang! Bayangkan anak kalian diculik orang gila!"

"Menurutmu anakku diculik orang gila, Pak?" Wanita di samping Youngho bertanya dengan wajah khawatir, membuat pria itu menatapnya dengan raut yang tak mampu dijelaskan.

"Bagaimana aku tahu, Nyonya? Harusnya Anda yang lebih tahu. Dia anak Anda!"

"Jadi, menurutmu aku tidak becus dalam mengurus anak, begitu?" Wanita itu berkacak pinggang, dengan suara yang sukses membuat telinga pengang. "Mentang-mentang kau polisi, kau bisa menghakimiku sesuka hati? Kau bilang hilangnya dia karena salahku? Begitu?"

"Haish! Siapa yang membiarkan wanita ini di sini?!" Atas bentakan Youngho, beberapa petugas pun menyeret wanita itu menjauh dari lokasi penyelidikan.

Sepeninggal wanita itu, Youngho masih menatap sekeliling, memperhatikan para anak buah yang terus berusaha mencari bukti. Namun, itu hanyalah tindakan sia-sia. Myeongdong adalah tempat yang sangat luas, dan kenihilan bukan hal yang tak mungkin. Kenyataan itu membuat Youngho mengerang frustrasi dan menendang ban mobil dengan kesal.

* * *

Donghyuck duduk diam di kelasnya, tanpa niat untuk berinteraksi dengan siapa pun. Earphone menyumpal kedua lubang telinganya, sedang buku kasus Jack The Ripper karya Russel Edwards dibiarkan terbuka di atas meja, meski matanya tak benar-benar mengarah ke sana. Perhatian lelaki itu teralih ke luar jendela, pada langit yang mulai mendung.

Ia menghela napas, pun membaringkan kepala ke atas meja, di permukaan buku yang terbuka.

Donghyuck tengah berada di fase memusingkan. Mimpi yang terus menyerang setiap malam membuat ia enggan memejamkan mata, memperparah insomnianya. Terlebih lagi, kasus pembunuhan yang cukup marak akhir-akhir ini, melibatkan bocah di bawah umur, membuat ia turut berpikir. Salahkan hobi luar biasa Donghyuckㅡmemiliki ketertarikan pada hal-hal semacam itu. Pikirannya lantas bergerilya, dan ketika pandangannya kembali menemukan buku, Donghyuck sontak memikirkan sosok Minhyungㅡorang yang suatu hari mencampuri urusannya di toko buku. Kalau dia benar polisi, apa dia tengah sibuk dengan kasus ini? batinnya, tanpa tahu bahwa Minhyung hanya bertugas menertibkan lalu lintas.

Donghyuck kembali membenamkan wajah ke meja.

* * *

Taeyong memutuskan meninggalkan rumah duka Taehyun ketika tempat itu terasa semakin sesak. Begitu mencapai rumah, mengganti pakaian Jisung dan memberi semangkuk sereal untuk bocah yang kini duduk di depan televisi itu, Taeyong pun memasuki kamar, berniat mengganti jas hitamnya dengan sesuatu yang lebih santai.

[✓] Skizofrenia [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang