21 - Bayi Suci di Tengah Salju

495 42 12
                                    

Hai! Selamat datang di bab terakhir Skizofrenia. Selamat membaca! 🤍

.

.

.

Minji memasang wajah kosong sejak sepuluh menit lalu diseret ke hadapan sang dokter. Pertanyaan-pertanyaan yang terajukan tak ada satu pun yang ia jawab, hanya perawat yang menemaninya saja yang terkadang menyahutㅡapabila pertanyaannya berhubungan dengan hasil pemantauan kesehatan.

Dokter berkemeja biru cerah itu lantas menghela napas. Hansol cukup frustrasi menghadapi pasien satu ini, terlebih karena tuntutan ini datang dari kepolisian.

Kim Minji adalah pelaku kasus pembunuhan berantai yang terjadi terhadap beberapa anak laki-laki satu bulan lalu. Tak hanya pihak kepolisian, masyarakat dan media pun menuntut penanganan Hansol atas mental wanita itu. Rumah sakit harus bekerja mati-matian untuk menghalangi awak media yang selalu berusaha menerobos masuk pada sepuluh hari awal. Belum lagi para demonstran yang datang untuk menuntut keadilan, menyuarakan tuntutan hukuman mati bagi Kim Minji.

Sejauh ini, kondisi Kim Minji tak menunjukkan perkembangan yang signifikan. Wanita itu jarang mau bicara kepada sang dokter. Kesehatan fisiknya juga mulai terganggu akibat kekuarangan gizi. Hal ini sebab ia yang selalu menolak untuk makan dan berakhir dengan mengamuk.

Hari Pertama: 24.4.18
Pasien mengamuk. Berat badan stabil. Tidak mau makan. 5x suntikan obat penenang.

Hari Ketiga: 26.4.18
Pasien mengamuk. Berat badan turun. Tidak mau makan. 6x suntikan obat penenang.

Hari Ketujuh: 30.4.18
Pasien mulai tenang. Berat badan turun. 1x makan. 3x suntikan obat penenang.

Hari Kesepuluh: 3.5.18
Pasien tak banyak bicara. Berat badan turun drastis. Pasien terjangkit tifus. Obat penenang ditiadakan.

Hari Kedua puluh: 13.5.18
Pasien tak bicara. Berat badan naik. Makan rutin.

Hari Kedua puluh lima: 18.5.18
Kondisi kembali memburuk. Berat badan turun drastis. Terjangkit penyakit komplikasi.

Hari Kedua puluh sembilan: 22.5.18
Berat badan turun drastis. Kesehatan terganggu.

Hansol menghela napas membaca laporan perjalanan kondisi Minji selama satu bulan terakhir ini. Penyakit-penyakit lain yang menjangkit tak mampu dihindari, sebab kekeraskepalaan wanita itu dalam menerima gizi. Ia melakukan upaya apa pun agar para dokter dan perawat tak mampu memberi tubuhnya asupan, membuat tubuhnya kering hingga tulang.

Gangguan yang Minji alami cenderung beragam, tetapi yang paling sering adalah teriakan nama Kim Hwanhee setiap kali ia dipaksa makan atau diikat ke ranjang. Kalau tidak begitu, ia akan menangis sambil menghadap sudut kamar, dengan nama Kim Hwanhee yang tak pernah luput meninggalkan bibirnya. Semua orang sudah tahu bahwa tindak penculikan dan pembunuhan yang Minji lakukan adalah upayanya mencari keberadaan anak kandungnya. Ketika ia sadar telah membawa bocah yang salah, demi menghilangkan rasa malu, Minji akan membunuh dan membuang mayat bocah-bocah itu.

Kim Minji hanya menginginkan Kim Hwanhee, putra yang ia buang beberapa tahun silam, yang kini bernama Lee Jisung. Ia hanya menginginkan bocah itu, bukan yang lain. Meski pihak rumah sakit dan polisi tahu, tak ada yang bisa mereka lakukan apabila orang tua angkat Jisung tak memberi izin untuk mempertemukan bocah itu dengan ibu kandungnya.

[✓] Skizofrenia [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang