Bab 21 - Interogasi

51.7K 4.6K 31
                                    

Bab 21 - Interogasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 21 - Interogasi

Naila mencuci peralatan makan dengan tampang kesal. Sejak dia resmi jadian dengan Pras-yang menurutnya tidak seperti jadian betulan-beberapa saat yang lalu, Pras jadi menempel melulu padanya, lengket seperti dilem.

Bahkan, sekarang saat dirinya sedang mencuci peralatan makan-dia melakukan ini karena Pras ngotot membayarkan bubur ayam, jadi dia pikir harus mencuci peralatan makan sebagai balasannya-Pras masih menempel, memeluknya dari belakang. Saat dia menolak dipeluk, Pras akan beralasan kalau Pras sekarang adalah pacar Naila, tidak seharusnya menolak diajak bermesra-mesraan. Pintar sekali mulut itu bicara.

"Om, lepas, ih! Ini saya lagi nyuci mangkuk loh, jadi nggak fokus. Ntar kalau mangkuknya jatuh terus pecah gimana?"

"Nggak apa-apa, bisa beli lagi."

Naila menggeram. "Duduk dulu di kursi."

"Kalau saya nurut, dapat hadiah apa?"

Naila menganga. Wah ... pria tua yang satu ini benar-benar ... untung tampan dan wajahnya sesuai dengan selera Naila.

"Kalau Om nurut ..." Naila menggantung ucapannya, dia menyeringai tipis saat mendapatkan ide tentang hadiah yang akan Pras sukai. "Saya kasih satu ciuman."

Benar saja, Pras langsung melepas pelukannya dari Naila. Naila bahkan bisa melihat mata Pras seperti berbinar excited seolah Pras anak kecil yang akan diberikan hadiah yang sangat diinginkan.

"Beneran?" tanya Pras.

"Bener dong," jawab Naila, tapi dia punya ide lain di kepalanya.

"Oke. Tepati ucapanmu."

Pras lantas beranjak duduk di kursi dengan mata yang tak lepas memandang ke arah Naila.

Naila yang merasa ditatap oleh Pras terus-menerus membuat kegiatan mencucinya sedikit terganggu padahal sudah tidak dipeluk. Tatapan yang begitu lekat membuat punggung Naila terasa panas dan dadanya berdebar aneh.

Selesai mencuci piring, Naila berbalik dan detik itulah dia melotot kaget mendapati Pras berdiri tepat di hadapannya.

"A-apa?" tanya Naila, dia jadi gugup. Apa Pras akan menagih ciuman itu sekarang?

"Deon lagi otw ke sini."

Naila menghela napas lega. Ternyata itu, dia pikir soal ciuman mereka.

"Oh."

"Dia mau minta keterangan kamu sebagai korban yang diculik. Apa kamu sanggup ngasih tahu kejadian lengkapnya? Kamu ... bisa cerita?"

Terbesit nada kekhawatiran dalam ucapan Pras, Naila juga bisa melihat raut khawatir yang terpampang di wajah Pras.

"Bisa dong."

"Kamu nggak takut?" Pras bertanya lagi. "Maksud saya, tadi malam kamu ..."

"Yang semalam itu cuma mimpi buruk, nggak bakal kejadian beneran. Mungkin karena saya lupa nggak doa sebelum tidur."

Stuck with You (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang