Selamat malam zeyenggg! Happy reading!
Bab 22 - Ketahuan!
Pras keluar dari ruang interogasi bersama Deon. Mereka sudah mendapatkan jawaban tentang motif Deni menculik Naila. Ternyata selain dendam kepada Pras, Deni berniat memanfaatkan Pras. Deni mengira Naila orang terdekat Pras dan orang penting di hidup Pras, semacam kekasih atau sejenisnya, dan Deni berniat menyandera Naila agar bisa memanfaatkan Pras.
Deon menepuk pundak Pras. "Jaga Naila, Bro. Lo tahu musuh kita di luar sana nggak cuma satu."
Pras mengangguk, kemudian berlalu dari sana menuju kamar mandi. Dia mencuci tangannya dengan sabun, tangan yang tadi bersentuhan dengan kulit Deni saat dia mencengkeram pakaian Deni. Rasanya menjijikkan, dia marah dan ingin membersihkan jejak Deni.
Usai mencuci tangan dan mengelapnya, Pras hendak melangkah keluar dari kamar mandi, tapi suara dari dering ponsel yang berada di saku membuatnya urung.
Tertera nama Naila di layar ponsel. Tanpa sadar sudut bibir Pras tertarik ke atas membentuk seulas senyum.
"Halo, Sayang," sapa Pras tanpa melunturkan senyumnya.
"Mas ngomong apa sih?! Nggak usah sayang-sayangan! Jijik!"
Pras jadi terbayang wajah marah Naila yang menurutnya menggemaskan.
"Ada apa telfon saya? Kangen?"
Ah, sejak kapan dirinya menjadi sosok yang suka menggoda perempuan? Biasanya perempuan yang menggodanya lebih dulu.
"Nggaklah! Ini loh, bahan masakan di rumah Mas udah mau habis. Ntar saya mau ke supermarket, mau saya beliin sekalian?"
"Mau ke supermarket jam berapa?"
"Selesai kuliah, jam empat sore."
Pras menatap sejenak jam yang melingkar di pergelangan tangannya, tampak menimbang-nimbang.
"Kalau gitu saya ikut."
"Terserah. Saya tutup."
Belum sempat Pras menyahut, Naila sudah lebih dulu menutup panggilan dari seberang sana. Meskipun merasa sedikit kesal karena durasi Naila meneleponnya hanya sebentar, tetapi setidaknya dia senang bisa mendengar suara Naila lagi. Entah mengapa sejak dua tahun lalu Naila selalu menjadi candunya dan menarik perhatiannya. Hanya bertemu satu kali sehari tidak akan cukup untuknya dan mendengar suara Naila sebentar juga akan terasa kurang. Haruskah dia menikahi Naila secepatnya agar bisa selalu bersama gadis itu?
***
Pras mendorong troli, berjalan di belakang Naila dengan mata yang menyorot tajam. Pasalnya sejak tadi banyak kaum adam yang mencuri-curi pandang ke arah Naila, bahkan ada beberapa yang terang-terangan menatap paha mulus Naila yang terekspos karena gadis itu hanya mengenakan mini skirt yang kelewat pendek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck with You (REVISI)
Romansa"Dasar polisi playboy kampr*t!" Itulah kalimat yang menurut Naila cocok untuk tetangga barunya, seorang polisi yang bernama Prasetya. Berawal dari gerobak bakso yang nyaris ditabrak saat Pras sedang melakukan penyamaran 2 tahun lalu, pria itu berte...