Bab 15 - Naila Menghilang

93.8K 5.9K 76
                                    

Bab 15 - Naila Menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 15 - Naila Menghilang

"Ada apa, Nai?" tanya Dilla karena sejak tadi Naila diam saja sambil menatap ke depan.

Naila buru-buru menoleh ke arah Dilla.

"Barusan gue kayak lihat-ah, udahlah, nggak penting juga."

Naila menggamit lengan Dilla lalu mengajak berjalan bersama memasuki gerbang fakultas mereka. Kedekatan mereka masih sempat menjadi perhatian dari beberapa mahasiswa, rasanya sulit untuk mereka percaya ketika melihat Naila dekat dengan Dilla. Selama ini Naila tak terlihat dekat dengan siapapun, jadi mereka pikir Naila tak ada sahabat di kampus, dan sekarang ketika terlihat punya sahabat mengapa harus dengan si culun? Begitulah yang dipikirkan beberapa mahasiswa lain.

Apakah Naila peduli dengan pemikiran mahasiswa lain? Tentu saja tidak, selama dia bisa mendapatkan sahabat sungguhan.

"Lo punya temen deket di sini?" tanya Naila.

"Nggak ada. Kalau kamu sih?"

"Gue juga nggak ada."

"Eh, tapi aku lihat banyak yang deketin kamu."

"Mereka cuma deketin karena gue kelihatan cantik dan kaya, nggak kelihatan tulus mau temenan."

"Tapi, kenapa kamu deketin aku?" Setelah bertanya begitu, Dilla gelagapan sendiri. "E-eh, maksudku ..."

"Emang bener kok kalau gue deketin lo, soalnya gue serius waktu ngomong pengin temenan sama lo. Gimana? Lo mau temenan sama gue?"

Dilla mengamati Naila selama beberapa detik dari balik kacamatanya. Sejak dekat dengan Naila ketika sekelompok bersama, dia tahu kalau Naila orang yang baik. Namun, yang membuatnya ragu berteman dengan Naila, dia merasa tidak percaya diri karena berada di level yang berbeda dengan Naila. Selain itu, dia juga khawatir kalau Naila jadi dijauhi mahasiswa lain karena berteman dengannya.

"Tapi ..."

"Lo nggak usah khawatir, jangan mikirin yang aneh-aneh. Yang penting lo-nya aja gimana," kata Naila.

Dilla mengukir senyum manis seraya mengangguk.

"Kamu bener juga. Ayo kita temenan."

Naila balas tersenyum. Rasanya agak kekanakan, mau berteman sampai harus membicarakannya dulu. Namun, tak apa, karena rasanya menyenangkan.

"Oke, ayo kita ke kelas bareng, bestie!" seru Naila sambil menyengir.

Dilla terkekeh dibuatnya.

***

"Akhirnya selesai! Gue ngantuk banget tadi, Prof Aman kalau ngejelasin kayak lagi ngedongeng, materinya tentang A, yang dibahas B, C, D, E, sampai Z," gerutu Naila.

Dilla tertawa. "Tapi bahasannya bagus loh, buat nambah wawasan. Bukan ngomongin sesuatu yang nggak jelas."

"Iya sih."

Stuck with You (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang