Bab 8 - Sopir Baru

102K 6.6K 68
                                    

Bab 8 - Sopir Baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 8 - Sopir Baru

"Om," panggil Naila. "Bisa dengar saya? Halo?"

Pras melirik singkat, hanya satu detik.

"Ya, halo."

Pras membalas dengan tampang sok cool. Dia tidak sedang kesal kepada Naila karena tadi dicueki, sebenarnya dia hanya malu setiap kali bertemu Naila karena teringat terus-menerus dengan kenangan dua tahun yang lalu. Jadi dia tak tahu bagaimana harus bersikap.

Namun, di mata Naila, Pras terlihat sedang mencuekinya, seperti orang yang tidak peduli kepada urusan orang lain. Naila sebal! Tapi, mau bagaimana lagi? Dia butuh bantuan!

"Anu, Om. Mobil saya habis ditilang."

"Hm. Lalu?"

"Saya belum punya SIM A, punyanya SIM C."

"Lalu?"

"Itu ... mobil saya disita. Orang tua saya sama Bang Dimas nggak bisa bantu, saya disuruh ngurus sendiri, mereka marah."

Pras manggut-manggut. "Lalu?"

Naila mengepalkan tangannya dengan kaut, menahan geram. Anjir! Kampret! Nggak peka banget ini om-om! Lalu-lalu mulu!

"Maksud kedatangan saya kemari karena mau minta bantuan Om," ucap Naila seramah mungkin dan seformal mungkin. Kalau perlu dia akan menambahkan panggilan baru untuk Pras seperti 'Yang Mulia' supaya Pras merasa dihormati.

Barulah setelah itu Pras melirik Naila. Dan entah Naila salah melihat atau tidak, Pras seperti menyunggingkan sedikit sudut bibirnya, tertarik ke atas. Apa maksudnya sih? Apakah Pras sedang menahan tawa karena dia ditilang dan menurut Pras lucu?

"Apa Om Pras bisa bantu saya?"

"Hm ..."

Naila mengamati Pras yang tampaknya sedang menimbang-nimbang, berpikir seolah bisa membantunya atau tidak.

Setelah terdiam cukup lama, Pras menatap tepat ke mata Naila. Dia tak menyangka Naila akan membalas tatapannya dengan seberani ini, kalau cewek lain mungkin beberapa dari mereka sudah salah tingkah.

"Kalau saya bantu kamu, saya dapat keuntungan apa?"

Naila terbelalak, tapi setelahnya mengangguk paham. Oh, jadi tetangga barunya ini tipe orang yang semacam itu, tak bisa ikhlas membantu.

Mulai kesal, Naila melipat tangan di depan dada. Baiklah kalau itu mau Pras, dia bisa memberikan banyak uang sebagai imbalan. Ekhem! Maksudnya uang orang tuanya atau Dimas.

"Om Pras mau uang berapa? Nanti saya kasih," ucap Naila, polisi suka uang 'kan?

"Bukan uang."

"Terus apa? Barang?"

Naila tertegun menyadari tatapan Pras mulai berubah, Pras menatapnya lamat-lamat dengan sorot yang membuat Naila merinding sesaat. Mengapa Pras menatapnya seperti itu? Sialnya, wajah Pras terlihat tampan seperti biasa, bisa bahaya kalau Naila jadi berdebar-debar.

Stuck with You (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang