Bab 10 - Kissmark
"Nggak bisa jawab, hm?"
Sial, sial, sial!
Naila meremas kedua tangannya. Ya, Pras benar, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Pras. Kalau kesalahan, mengapa dia mau dicium lagi oleh Pras? Apa Pras benar kalau dia tertarik kepada pria itu?
"Bisa jauhin muka dulu nggak? Saya butuh mikir," ucap Naila tanpa menatap wajah Pras yang berjarak begitu dekat dengannya.
Pras mengangguk, dia menjauh dari Naila. Di dalam hatinya mulai berbunga-bunga, apa Naila jadi tak fokus berpikir kalau dekat-dekat dengannya? Jadi, dia sebenarnya punya dampak terhadap Naila?
"Udah selesai mikirnya?" tanya Pras. Dia tak sabar, tapi berusaha terlihat biasa saja.
"Ya ... mungkin."
"Gimana?"
"Mungkin saya tertarik sama Om Pras," cicit Naila.
Pras tertegun, dia tentu mendengarnya meskipun suara Naila pelan. Tapi, dia ingin menggoda Naila sedikit.
"Kamu bilang apa? Saya nggak dengar jelas."
Naila berdecak. "Ya! Saya tertarik sama Om!" Dia menatap Pras yang tersenyum, cepat-cepat dia menambahkan, "Tertarik cuma sama muka ganteng Om! Bukan suka!"
Pras masih tersenyum. Dia tak menduga Naila akan bicara begitu.
"Jadi, menurutmu saya ini ganteng?"
Naila memutar bola mata. "Om pura-pura nggak tahu apa gimana? Pasti udah ada banyak cewek yang bilang gitu."
Well ... Pras tahu sih, banyak yang bilang dia ganteng, malah hampir semua cewek yang ditemuinya mengakui itu. Namun, mendengar langsung dari mulut Naila benar-benar membuatnya bahagia.
"Cu-cuma tertarik sama fisik Om, bukan lagi jatuh cinta! Jangan kepedean loh!" seru Naila, memperjelas.
Pras mengangguk, tak masalah, itu saja sudah cukup untuk saat ini. Dia tetap senang sampai tak bisa menahan senyumnya.
Untuk sejenak, Naila terpana melihat senyum itu. Astaga, tampan sekali! Pras yang sedang berwajah datar pun terlihat tampan, apalagi tersenyum begitu, seketika ketampanannya naik berkali-kali lipat. Harusnya sih dengan wajah dan tubuh seperti itu, Pras bisa menjadi aktor atau model.
"Lalu sekarang ... kita ini apa?" tanya Pras, agak malu menanyakannya.
"Tetangga," jawab Naila dengan tampang jutek. "Ayo jalanin lagi mobilnya, saya mau pulang."
Jawaban Naila membuat Pras kecewa, tapi tak apa, dia tak marah. Pras dengan patuh melajukan mobilnya. Apakah dia sudah seperti sopir pribadi Naila kalau begini?
Naila memalingkan wajah ke kaca jendela di sampingnya. Sejujurnya dia malu, malu sekali! Tapi dia menutupinya dengan wajah jutek. Bagaimana bisa dia mengaku tertarik pada Pras? Meskipun sudah dia perjelas hanya tertarik kepada fisik Pras, tapi tetap saja dia malu! Setelah ini, entah dia harus bagaimana memandang Pras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck with You (REVISI)
Romance"Dasar polisi playboy kampr*t!" Itulah kalimat yang menurut Naila cocok untuk tetangga barunya, seorang polisi yang bernama Prasetya. Berawal dari gerobak bakso yang nyaris ditabrak saat Pras sedang melakukan penyamaran 2 tahun lalu, pria itu berte...