Bab 9 - ⚠️Kesalahan?

82.4K 6.7K 127
                                    

Bab 9 - Kesalahan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 9 - Kesalahan?

Tengah hari yang amat panas, matahari bersinar kelewat terang tepat di atas kepala. Naila menatap jam tangan Aigner miliknya yang menunjukkan pukul dua belas siang.

Panas-panas begini, Naila sedang menunggu taksi online. Dia akan menuju ke café untuk membahas tugas kelompok bersama tiga teman sekelompoknya. Awalnya Rafi dan Azra sempat menawarkan tumpangan padanya, tapi dia menolak karena kesal dengan mereka yang tak menawarkan tumpangan kepada Dilla juga.

Setibanya di café, Naila mencari keberadaan Rafi dan Azra yang katanya sudah sampai duluan. Ketika menemukan mereka, Naila berjalan ke sana sambil memasang senyum palsunya seperti biasa agar terkesan cantik dan ramah.

“Hai, kalian nunggu lama?” tanya Naila, menarik kursi untuk duduk.

Rafi dan Azra langsung mendongak, mereka membalas senyum Naila dengan antusias.

“Nggak kok, nggak lama,” kata Azra yang diangguki oleh Rafi.

Naila menatap sekeliling. “Dilla belum dateng?”

“Belum.”

“Jangan-jangan dia nyasar.”

Rafi dan Azra lantas tertawa usai berkata begitu.

Naila melunturkan senyumnya sesaat, dia merasa tak nyaman dengan dua lelaki di depannya ini.

Sekitar lima belas menit menunggu, akhirnya Dilla sampai dengan langkah terburu-buru dan napas terengah, kondisinya juga agak berantakan.

“Lo dari mana?” tanya Naila, mengamati Dilla yang duduk di sebelahnya.

Dilla membetulkan letak kacamatanya. “Dari kos-kosan.”

“Kok telat?” Kali ini Rafi yang bertanya.

“Uhm … iya, maaf. Tadi aku bantuin temen kos pasang lampu, lampu kamar dia mati.”

Dilla ini sepertinya tipe orang yang tidak enakan, pasti akan selalu menerima jika dimintai tolong. Kelihatannya sih begitu menurut penilaian Naila.

Naila masih mengamati Dilla. Selain tampak berantakan, Dilla juga berkeringat banyak, bahkan masih terengah-engah seolah baru saja lari marathon. Tunggu, Dilla tidak jalan kaki ke sini ‘kan?!

“Lo ke sini naik apa?” tanya Naila.

“Sepeda. Tadi dipenjemin temen kos yang lampunya habis aku benerin,” jawab Dilla sambil tersenyum, terlihat senang sekali.

Stuck with You (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang