49. Hidup itu mengalir seperti air

300 30 0
                                    


Hallo guys!!!

Akhirnya udah part segini aja nih, AAAAAAA, emmm makasih buat yang sudah membaca:)

Otw maraton kalian dikit lagi nih!🤣

Happy reading!

Komen!

Vote!

Terus pantau sampai end ya🙈

Start!!!

***

Terluka itu sepenuhnya tidak bisa sembuh. Ia hanya memudar, memudar hingga bekasnya tak terlihat jelas. Pantas saja, ketika melihatnya ada sedikit rasa sedih yang bersemayam dalam hati, walau hanya sedikit tapi tetap ada sisanya, kan?

Seperti itu pula Queen termenung dalam duduknya membaca diary yang sudah berdebu, lama tak dibuka, disimpan rapi dalam sebuah kardus. Tatapannya sendu setelah banyaknya melewati waktu. Bukannya ia masih mencintai Devan atau mencintainya, hanya saja, dulu ...

"Kenapa lo berubah Devan?"gumamnya lirih. "Kenapa lo kayak gini ...?"

Kembali menyimpan diary-nya didalam sana, entah kapan ia akan mengembalikan barang-barang yang tersisa pemberian Devan itu.

"Hidup itu mengalir seperti air, Queen."

Gadis itu mengangguk. Duduk di kursi single menatap lekat Laksa. "Kak Laksa cemburu ya, tahu Queen ingat Devan?"

Laksa menggelengkan kepalanya. "Wajar kalo kamu ingat dia sebagai memori, dia pernah hadir di hidup kamu walau sekarang kita gak tahu dia dimana. Tapi Queen ... Terimakasih karena memilih tetap bersamaku disini,"katanya.

Queen memeluk Laksa, balik Laksa pun mencium keningnya. Tak terasa waktu berjalan dengan baik, keadaan masih tak berubah. Harapan mereka, semoga tidak ada hal tak terduga yang menjanjikan sakit kedepan nanti.

Ketukan pintu terdengar beberapa kali. Kristal datang dengan wajah pucat menghampiri Laksa dan Queen tergesa-gesa.

"Gawat! Gawat Queen. Kakak ipar lo di culik!"jeritnya.

***

Berkali-kali menghubungi Agianta tapi tidak diangkat. Laksa jadi gusar, apalagi posisinya Maira akan segera melahirkan di bulan ini. Gawat jika sesuatu terjadi padanya. Laksa tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Ditempat lain, Queen sudah menemui anggota Death demons, Bintang Arsya dan juga Pasya hadir disana bersama anggota lainnya yang sudah dikumpulkan. Kehadiran Pasya itu karena titah Laksa yang menyuruhnya menjaga Queen. Sesuai rencana, Death demons bersama geng Laksa dkk bekerja sama untuk mencari keberadaan Maira dan Agianta.

"Bintang. Lo gue tugasin jaga kak Saquina. Tanpa titah gue, gak ada yang boleh nyusul gue. Yang melanggar gue penggal!"kata Queen tajam menekan semuanya.

"Tapi Queen, lo lagi hamil, kalo sampai terjadi sesuatu sama lo dan anak lo, bukan hanya Laksa, tapi semua orang bakal nyalahin gue!"timpal Pasya tegas.

Queen membuang nafas berat. "Gue gak suka melaksanakan tugas bawa orang, karena itu ..."

"Sangat merepotkan."

***

Suara pelatuk pistol saling saut bersautan. Dua orang tengah berkelahi, sesekali bersembunyi, saling menembak satu sama lain.

DOR!

TAS!

AGH!

Dibalik tong besar Queen meringis memegangi lengannya yang kena tembakan. Dengan gesit Queen mencabik ujung bajunya, mengikat lengannya yang berdarah.

"Sialan lo Arzos!"

Tak tunggu waktu, Queen menghidupkan jam waktu ditangannya, langsung menyalur ketempat lain.

"Sekarang."Titah Queen.

Tut. Dentiman suara jam berputar menyaring, Queen tersenyum. 40 detik lagi bom yang dipasangnya akan meledak. Guna mengalihkan Arzos, Queen keluar dari persembunyiannya menatap dingin ke sosok lelaki bertopeng hantu di ujung sana yang menyeringai menatapnya.

Meski wajahnya tertutup, Queen tahu betul itu adalah Arzos. Arzos pamannya sendiri yang menjadi musuh dalam selimut, ingin menghabisinya. Pamannya yang berusia 25 tahun itu sangat berambisi membunuh seluruh anggota keluarga Queen dan mengambil alih semua asetnya. Itulah keinginannya yang tak akan Queen biarkan terwujud.

***

Laksa menerima sambungan lewat earboutnya. Ditengah sengitnya berkelahi Laksa menatap dingin kedepan sana. Percikan darah sampai mengenai wajahnya.

"Queen udah nemuin posisi Maira, gue share lock ke WhatsApp lo. Buruan, bini lo sendirian disana! Dia pindah rencana awal ke rencana yang lebih berbahaya Sa! Buruan lo susul dia Sa! 30 detik lagi bom di ledakkan!"

"BANGSAD!"Laksa mengumpat marah.

"Queen ... Kalo sampai lo terluka, gue penggal mereka semua yang lalai dihadapan lo walau yang bersalah adalah lo. Anak gue ... Harus baik-baik aja berserta ibunya, kalau sampai terjadi sesuatu ... "Laksa mengepalkan tangannya kuat.

"SA, DI BELAKANG LO!!!"

TAS!


SEE U DEAR!!!

BTW, SARANNYA YA, HAPPY END, OR SAD END?

KOMEN, KOMEN, KOMENNNNN!!

Warm me with your love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang