Bayi mungil yang terlihat begitu cantik milik Chanyeol dan Baekhyun harus berada di inkubator karena bayi mungil itu lahir saat usia kandungan sang Papa masih 7 bulan.
Pasangan Jongin-Kyungsoo serta Sehun-Luhan juga segera menuju rumah sakit setelah mendapat kabar dari Nyonya Park bahwa Baekhyun telah melahirkan. Keempat anak adam itu kini tengah melihat keponakan mereka melalui kaca besar yang ada di ruang bayi. Meski jarak inkubator tempat bayi kecil itu tertidur cukup jauh dari kaca, namun mereka begitu senang bisa melihat anak Chanyeol dan Baekhyun.
Baekhyun juga sudah dipindahkan keruang perawat setelah operasi yang dijalaninya telah selesai. Lelaki itu masih dalam pengaruh bius lokal yang diterimanya tadi.
"Semoga Chanyeol bisa segera sadar dan dapat melihat bayi mungilnya ini."
Perkataan Kyungsoo adalah harapan mereka semua. Kondisi Chanyeol tak kunjung menunjukkan peningkatan. Meski operasi yang dijalani pria itu sukses, namun keadaannya pasca operasi terbilang masih belum stabil.
Sehun yang paling paham diantara semua, perkataan rekan sejawatnya tempo hari sebelum operasi Chanyeol berhasil terus berputar pada otaknya.
Ponsel yang digenggam Sehun bergetar menyadarkan lamunan pria itu. Saat melihat nama salah satu staff rumah sakit yang meneleponnya membuat Sehun degan segera mengangkat sambungan itu.
-"Dokter Oh, pasien Park mengalami gagal napas. Dokter Jang dan beberapa perawat tengah berusaha untuk menyelamatkan pasien."-
"Shi-, baik saya segera kesana."
Tanpa mengatakan apapun lagi, Sehun segera pergi dari sana. Bahkan tanpa berpamitan pada ketiga orang lainnya di sana membuat mereka keheranan.
"Tidak mungkin ada apa-apa dengan Chanyeol 'kan?"
Ucapan Jongin itu malah membuat mereka bertiga segera berlari untuk menyusul Sehun. Tujuan utama ketiganya adalah ruangan di mana Chanyeol di rawat.
Saat sampai di sana, mereka melihat Nyonya Park yang tengah histeris dan ditenangkan oleh seorang perawat. Sedangkan lewat kaca yang menjadi pembatas ruang ICU dapat mereka lihat tubuh Chanyeol yang dikelilingin petugas medis. Di sana ada Sehun pula.
Pria Oh itu terlihat tengah mencoba memompa dada Chanyeol sedang petugas medis lain tak kalah sibuk.
Ketiga orang itu melemas melihat apa yang ada di hadapan mereka. Kyungsoo dan Luhan mengambil langkah untuk menghampiri Nyonya Park. Mereka memeluk perempuan paruh baya itu, berusaha menenangkan beliau. Sedang Jongin bahkan tak bergerak dari posisinya, bayang-bayang kejadian tempo hari terus menghantui dirinya. Bagaimana Chanyeol mendapatkan tembakan pada tubuhnya. Salah satu perawat yang memang tadi tengah menenangkan Nyonya Park menjelaskan keadaan Chanyeo pada mereka bertiga.
Luhan menghampiri Jongin, "Aku harus ke ruangan Baekhyun dulu untuk mencegah ia dan Changmin ke sini. Kau bantulah Kyungsoo untuk menenangkan Nyonya Park."
Luhan berlalu, pergi menuju ruang rawat Baekhyun sedang Jongin berjalan menghampiri Kyungsoo yang masih menenangkan Nyonya Park.
Luhan mengusap pipinya, air matanya tak dapat lelaki itu bendung. Rasa takut akan kehilangan Chanyeol begitu besar juga rasa khawatir akan kondisi psikis Baekhyun bila itu benar terjadi. Namun segera Luhan lupakan, ia berdoa agar pria Park itu tetap bersama dengan mereka, bersama dengan keluarga kecilnya yang menunggu kesadaran pria itu.
Baru beberapa langkah, Luhan sudah berpapasan dengan Baekhyun yang tengah didorong di atas kursi roda oleh Changmin; lelaki itu memang tengah menjenguk Baekhyun dan Chanyeol.
"Luhan ada apa? Kenapa eommonim terlihat histeris di sana?"
Luhan kelu, tak tahu harus menjawab apa namun tak bisa juga untuk berbohong dan mengelak. Keberadaan Nyonya Park beserta Kyungsoo dan Jongin masih terlihat dari jarak pandang mereka saat ini.
"Baekhyun... Chanyeol mengalami gagal napas. Tim medis sedang berusaha di sana."
Pilihan Luhan adalah jujur. Ia juga tak tega jika tak memberitahu Baekhyun mengenai keadaan Chanyeol.
Tanpa banyak bicara lagi, Baekhyun memutar roda kursi rodanya dengan tergesa. Mengabaikan Changmin yang semula bertugas mendorongnya.
Air mata lelaki itu kini kembali luruh, membasahi pipi pucatnya. Dalam pikirannya sudah banyak skenario buruk yang rasanya Baekhyun tak sanggup bila harus menghadapinya.
Baekhyun menghampiri Nyonya Park yang langsung memeluknya, keduanya beradu tangis pilu. Berharap bahwa Tuhan masih mengizinkan mereka untuk tetap bersama Chanyeol.
"Eommonim, Chanyeol akan baik-baik saja 'kan?"
Hanya tangisan pilu Nyonya Park yang menjadi jawaban. Wanita paruh baya itupun tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia hanya dapat berdoa dan berharap jika putra satu-satunya akan tetap berada di sisinya.
•
e)(o
•
Siang ini Jaehyun harus kembali datang ke kantor polisi untuk mengurus kasus keluarga Lee, terlebih Sunbin. Wanita itu masih belum dapat diinterogasi karena seringkali mengamuk dan tidak juga membuka mulutnya saat dihadapkan oleh pihak kepolisian
"Kami sudah mendatangkan seorang psikolog tetapi hingga saat ini tersangka masih belum dapat diselidiki karena sering mengamuk, jadi untuk sekarang pihak kepolisian masih mencari bukti yang lain untuk dibawa ke sidang pertama nanti." Ucap dari kepala kepolisian yang menangani kasus Sunbin.
"Baik, pak. Jika membutuhkan bantuan dan hal-hal yang perlu saya lakukan untuk membantu kasus ini dapat menghubungi saya. Dan apabila kepolisian membutuhkan kesaksian Tuan Chanyeol untuk saat ini tidak bisa karena beliau masih belum sadar."
Pihak kepolisian mengangguk, berterima kasih pada Jaehyun dan kembali untuk menangani kasus Sunbin. Sedang Jaehyun berniat untuk pergi ke rumah sakit menjenguk Chanyeol. Sejak pria itu masuk rumah sakit, Jaehyun belum sempat melihat atasannya itu karena disibukkan oleh kasus Sunbin dan pekerjaan Chanyeol yang banyak perlu ia tangani.
Saat sampai di depan ruang ICU tempat Chanyeol dirawat, yang dapat Jaehyun lihat adalah beberapa orang terdekat Chanyeol yang menunggu di depan ruang itu. Terlihat menangis dan saling menguatkan, membuat Jaehyun menerka-nerka apa sekiranya yang tengah terjadi.
Pria itu menghampiri yang lain, tak berani menyapa karena dirinya melihat Baekhyun dan Nyonya Park yang terlihat menangis tersedu-sedu. Maka dengan begitu ia memilih untuk menghampiri Jongin untuk bertama.
"Jongin hyung, apa yang terjadi? Chanyeol hyung baik-baik saja kan?"
Jongin menggeleng atas pertanyaan Jaehyun, "Perawat bilang Chanyeol mengalami gagal napas, sekarang sedang ditangani di dalam."
Jaehyun menghela napas, ia amat sangat khawatir dengan keadaan atasannya itu. Semoga Tuhan masih berbaik hati, Jaehyun tak tega apabila kejadian paling buruk terjadi pada Chanyeol. Kehadiran pria itu masih sangat dibutuhkan oleh keluarganya, oleh Baekhyun dan anak-anaknya, terlebih Chanyeo belum melihat bungsunya yang baru lahir kemarin.
Tak lama, seorang dokter dan perawat keluar dari ruang ICU. Mereka semua dengan reflek menghampiri, langsung mempertanyaan keadaan Chanyeol kini pada dokter dan perawat tersebut.
"Dokter, bagaimana keadaan suami saya?"
Dokter terlihat tersenyum tipis, wajahnya terlihat lega tanpa kekhawatiran. "Syukurlah pasien berhasil melewati masa kritisnya. Kini keadaan Tuan Chanyeol sudah stabil dan kabar bahagia lainnya adalah Tuan Chanyeol kini telah sadar dari masa komanya."
Mereka mengucap syukur, menangis bahagia dan merasakan perasaan yang begitu lega atas jawaban yang dilontarkan oleh dokter itu.
"Namun saat ini Tuan Chanyeol masih terlelap, kami juga akan memindahkan beliau ke ruang rawat inap."
"Terima kasih banyak, Dokter."
Baekhyun benar-benar merasa begitu bersyukur atas hal ini. Ia berterima kasih pada Tuhan karena masih mengizinkan Chanyeol untuk tetap bersamanya dan yang lain.
"Chanyeol, setelah ini mari kita memulai semuanya dari awal."
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny 《ChanBaek》✔️
FanfictionCW // ⚠️ DIVORCE, MPREG ⚠️ Chanyeol dan Baekhyun telah berpisah kini, pengkhianatan benar membuat rumah tangga mereka berakhir. Meski ada hati yang terluka, Chanyeol tetap pada pilihannya. Menceraikan Baekhyun untuk bersama wanita lain. Meski penyes...