24

3.9K 328 27
                                    

Hari ini Jackson dan Jesper diajak oleh kakek dan nenek mereka ke Rumah Sakit. Kedua bocah itu terus saja menanyakan di mana Chanyeol dan Baekhyun; membuat Tuan dan Nyonya Park terpaksa untuk memberitahu kedua cucunya bahwa orangtua mereka kini berada di Rumah Sakit.

Keadaan Baekhyun masih terlihat lemah saat Jackson dan Jesper sampai di ruang rawat lelaki itu. Baekhyun dengan serta merta menerima pelukan kedua anaknya itu. Si kembar terlihat begitu merindukan Baekhyun, terlihat dari pelukan keduanya yang begitu erat.

"Papa, apa Papa baik-baik saja? Kenapa Papa bisa berada di rumah sakit?" Jesper bertanya, setelah tiga hari ia dan sang kakak berada di mansion kakek dan nenek mereka karena Baekhyun yang harus pergi ke rumah sepupunya tanpa berpamitan padanya dan Jackson.

"Papa tidak apa-apa sayang."

Baekhyun mengelus rambut kedua putranya, tak dapat menahan kesedihannya hingga lagi-lagi meneteskan air mata. Hingga saat ini, keadaan Chanyeol tidak kunjung memberikan perubahan. Itu benar membuat Baekhyun begitu terpuruk.

"Papa kenapa bisa mendapatkan luka ini?" Kini giliran Jackson yang bertanya setelah bocah itu melepaskan pelukannya dengan Baekhyun. Jemari Jackson mengusap beberapa luka di wajah Baekhyun.

Baekhyun sesungguhnya belum menemukan alasan yang tepat untuk diberikan kepada kedua putranya, namun lelaki itu juga tak ingin jujur karena tak mau si kembar khawatir akan keadaannya serta apa yang telah ia alami kemarin.

"Papa hanya terjatuh kemarin, sayang."

"Apa Papa dan adik bayi baik-baik saja?" Jesper menyambar, mulut bocah manis itu sudah melengkung dengan mata berkaca-kaca, membuat Baekhyun tersenyum menatap anaknya itu.

"Papa dan adik bayi baik-baik saja, Boys."

"Lalu di mana Daddy? Kata Nenek, Daddy juga di rumah sakit?" Pertanyaan polos yang di lontarkan Jesper nyatanya membuat ketiga orang dewasa yang ada di ruangan itu bungkam. Tak tahu harus memberitahu kedua bocah itu bagaimana. Memberitahu bahwa Daddy mereka kini tengah berjuang melewati masa komanya.

"Kenapa Papa, Nenek dan Kakek tidak menjawab, Daddy ada di mana?" Kini giliran Jackson yang berbicara karena setelah sekian menit, tak kunjung ada jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan adiknya.

Nyonya Park menghampiri kedua cucunya itu, menghadap pada mereka sembari mengelus surai keduanya. "Sayang, Daddy kalian saat ini juga tengah dirawat di rumah sakit ini. Maaf karena Nenek tidak memberitahu kalian sebelumnya."

Kini Jesper benar-benar menangis, bocah manis itu begitu merindukan Daddy-nya, sama seperti Jesper; Jackson juga tak bisa menahan tangisannya. Hal itu membuat Nyonya Park ikut menangis, memeluk kedua cucunya dengan erat.

"Kami ingin bertemu Daddy, Nek."

e)(o

Mereka masih belum bisa melihat Chanyeol secara langsung, terlebih pria itu kini masih berada di ruang ICU; membuat kelima orang itu hanya dapat melihat Chanyeol lewat jendela besar yang berada di sana.

"Kakek, kenapa Daddy tidak bangun? Padahal aku dan Jesper sudah di sini untuk bertemu Daddy."

Jackson bukanlah anak yang gampang menangis, Baekhyun jarang sekali melihat anak sulungnya menangis. Tetapi kini, Jackson yang berada di gendongan sang Kakek mengis tersedu-sedu karena melihat keadaan Chanyeol. Hal itu membuat Baekhyun Kembali menangis, tak kuasa untuk menahan air matanya lebih lama lagi.

"Kita doakan Daddy cepat bangun ya, nak. Daddy kalian pasti akan segera bangun." Tuan Park hanya dapat menjawab demikian, beliau juga tak tahu harus menjelaskan seperti pada keadaan Chanyeol pada kedua cucunya untuk saat ini. Jackson dan Jesper masih menangis begitu hebat, terlebih Jesper. Wajah anak itu sampai memerah karena menangis terlalu keras.

e)(o

Saat ini Sunbin berada di ruang interogasi. Wanita itu berhasil di tangkap dini hari tadi setelah sebelumnya berusaha untuk kabur. Sudah tiga jam berlalu sejak interogasi dimulai tetapi wanita itu tetap bungkam atas pertanyaan yang diberikan padanya.

"HAHAHAHA BYUN BAEKHYUN HARUS MATIIII! DAN PARK CHANYEOL AKAN MENJADI MILIKKU."

Seorang polisi yang sejak tadi berhadapan dengan Sunbin terperanjat atas teriakan wanita itu karena sejak tadi Sunbin hanya diam tanpa menjawab.

"Kau tahu? Aku akan membunuh Baekhyun dengan kedua tanganku ini. Dan setelah itu tidak akan ada lagi yang menghalangiku untuk mendapatkan Park Chanyeol."

Polisi itu hanya menatap dan memperhatikan Sunbin yang terus bermonolog tentang ia yang akan membunuh Baekhyun, tatapan wanita itu terlihat tidak fokus sedang tawa mengiringi monolognya. Membuat polisi itu memilih beranjak dan meninggalkan Sunbin sendirian di ruang interogasi.

Sang polisi menghampiri rekannya yang lain, "Sepertinya kita harus mendatangkan bagian kejiwaan untuk melakukan interogasi dengan wanita itu."

°•°•°•°•° Our Destiny °•°•°•°•°


Baekhyun sejak tadi terus merasakan sakit pada perutnya, Aeri terasa seakan-akan terus memberontak di dalam sana. Rasa sakit itu semakin menyakitkan, Baekhyun tahu bagaimana rasanya kontraksi saat ingin melahirkan tetapi kali ini rasanya berbeda, rasa sakitnya begitu hebat.

"Eommoni, perutku rasanya sakit sekali."

Nyonya Park yang tengah memotong buah untuk kedua cucunya kini beralih menatap Baekhyun, wanita paruh baya itu segera menghampiri Baekhyun.

"Baekhyun apa kau mengalami kontraksi?"

Baekhyun tak dapat menjawab, lelaki itu hanya terus meringis karena rasa sakit pada perutnya. Keringat kini telah membasahi wajah hingga tubuhnya membuat Nyonya Park dengan segera memanggil perawat dan dokter.

Tak lama kemudian, dokter dan beberapa perawat datang dan segera memeriksakan keadaan Baekhyun. Jackson dan Jesper yang melihat Papa mereka merintih kesakitan kembali menangis karena khawatir dengan keadaan Baekhyun.

Setelah melakukan pemeriksaan beberapa saat, dokter kini menjelaskan kepada Nyonya Park mengenai keadaan Baekhyun. Yang hanya Nyonya Park pahami betul adalah bahwa bayi dalam kandungan Baekhyun harus segera dilahirkan.

"Tuhan, tolong selamatkan Baekhyun dan cucuku."

e)(o

Suara tangisan bayi yang terdengar lemah itu memenuhi ruang operasi, membawa sebuah senyuman bagi setiap individu yang ada di ruangan itu.

Senyuman Baekhyun adalah yang paling lebar diantara petugas medis yang lainnya. Air mata haru tak dapat ia sembunyikan serta kebahagiaan yang melimpahi dirinya karena kelahiran Aeri hari ini. Meski bayinya harus lahir prematur pada usia kandungan yang masih 7 bulan, bayi merah itu terlihat sehat berada di gendongan perawat yang tengah membersihkan.

Baekhyun menatap salah seorang perawat yang menggendong Aeri menuju dirinya, menempatkan bayi yang berukuran begitu mungil itu ke dadanya.

"Selamat datang ke dunia, sayang. Papa, Daddy dan kedua kakakmu akan selalu menyayangi dan melindungimu. Terima Kasih karena memilih kami sebagai orangtua dan keluargamu. Papa mencintai Aeri."

Meski Chanyeol tak dapat melihat Aeri saat ini, tapi Baekhyun yakin bahwa dalam alam bawah sadar pria itu ia juga menyambut kelahiran Aeri ke dunia.

"Chanyeol, bayi kita telah lahir. Cepat bangun karena ia ingin melihat dan di gendong olehmu."



To Be Continued

bct:

tipis-tipis dulu ya 😿

Our Destiny 《ChanBaek》✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang