26

2.4K 135 16
                                    

Kamar itu terasa dingin tanpa suara apapun. Lampu ruangan begitu terang sampai buat dirinya mengernyit saat bukaan mata pertama. Rasa sakit pada punggungnya buat Chanyeol meringis, merasa tak nyaman dengan posisinya yang berbaring.

Chanyeol edarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Tak ada seorang pun di sana, membuat ia memperkirakan bahwa saat ini masih malam atau pun pagi.

Pria itu telah sepenuhnya sadar, ia sudah sebenar-benarnya dapat merasakan sakit pada seluruh tubuhnya. Chanyeol hanya diam, tak tau apa yang harus ia lakukan karena ruangan tempatnya dirawat ini begitu sepi.

Lama Chanyeol hanya terdiam sampai akhirnya pintu ruangan terbuka memperlihatkan seorang lelaki yang menghampiri ranjangnya dengan kursi roda.

Kedua manik kembar mereka saling tertaut. Satu diantaranya menunjukkan tatapan terkejut.

"Chanyeol?! Kau sudah sadar?!!"

Baekhyun mempercepat kursi rodanya untuk segera hampiri Chanyeol. Lelaki mungil itu berkaca-kaca, kini berhasil menggenggam tangan Chanyeol dengan erat.

"Chanyeol, terima kasih karena sudah kembali."

Chanyeol balas genggam telapak Baekhyun tak kalah erat. Berikan senyumannya dari balik masker oksigen yang masih terpasang. Keduanya tak banyak bicara, hanya diam dengan mata saling tatap salurkan kerinduan masing-masing. Rasanya sudah terlalu lama mereka tak saling tatap untuk curahkan perasaan mereka.

Lama keduanya hanya terdiam sampai Baekhyun teringat bahwa sejak sadar Chanyeol pastilah belum mendapat pemeriksaan dari dokter. Dengan begitu ia dengan cepat menekan tombol darurat untuk memanggil dokter ataupun perawat.

"Aku panggilkan dokter untuk memeriksa keadaanmu lebih dulu ya."

Dokter kemudian datang, tersenyum melihat Chanyeol dan Baekhyun.

"Syukurlah pak Chanyeol sudah sadar, saya periksa terlebih dahulu ya." Dokter mulai memeriksa beberapa hal pada tubuh Chanyeol secara keseluruhan.

"Keadaan pak Chanyeol sudah baik, hanya tinggal pemulihan luka saja. Mungkin dua sampai tiga hari lagi apabila keadaannya semakin membaik mungkin sudah bisa pulang ke rumah."

"Terima kasih banyak dokter."

Setelah itu, dokter dan perawat yang memeriksa keadaan Chanyeol pergi dari ruangan ini meninggalkan Baekhyun dan Chanyeol kembali berdua saja.

"Kau baik-baik saja kan, Baekhyun?" Chanyeol akhirnya membuka suara, ia sejak tadi penasaran akan keadaan Baekhyun. Terakhir kali ia ingat, keadaan mantan suaminya itu tidaklah begitu baik.

"Aku sudah baik-baik saja Chanyeol, terima kasih ya karena sudah menemukan dan menyelamatkanku."

Chanyeol memberikan senyumannya, kembali ambil tangan Baekhyun untuk ia genggam meskinpun susah payah karena rasa sakit pada punggungnya.

"Kau tidak perlu berterima kasih padaku, Baek. Justru aku yang seharusnya minta maaf, maaf karena tidak bisa menjagamu dan Aeri dengan baik."

Baekhyun ikut tersenyum, "Sudahlah. Itu sudah berlalu, sekarang semuanya sudah baik-baik saja. Aku dan kau, kita sudah membaik."

Chanyeol mengangguk setuju atas ucapan Baekhyun. Benar, kini tak ada yang perlu berterima kasih ataupun meminta maaf karena duanya sama-sama dalam keadaan yang sulit saat itu.

"Oh iya Chanyeol, aku sudah melahirkan kemarin. Aeri sudah lahir ke dunia!"

Baekhyun berikan senyuman lebar. Namun perkataan Baekhyun benar membuat Chanyeol terkejut.

"Kau sudah melahirkan? Kemarin?"

Baekhyun mengangguk, "Iya, bayi kita sangat cantik, Chan. Tapi sayangnya, Aeri saat ini masih berada di inkubator karena dia lahir prematur."

Our Destiny 《ChanBaek》✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang