0

4.1K 268 2
                                    






-





“Ayah sangat bangga. Semua sempurna. Pertahankan nilaimu Minhee.”

Jaemin hanya melirik saudara kembarnya sekilas. Elusan lembut tangan sang Ayah pada kepala adiknya membuat Jaemin menginginkan hal yang sama. Namun ia jelas takkan pernah mendapatkannya.

“Masuklah ke kamar. Besok kita akan berlibur sesuai janji Ayah.”

Suara pekik kebahagiaan Minhee terdengar di telinganya. Jaemin hanya berdiri terdiam menunggu giliran untuk di berikan sebuah petuah.

“Jaemin!”

Ayahnya memanggil setelah Minhee tak ada di sana.

‘Tak’

Jaemin menundukkan kepala menatap ujung kakinya yang telanjang tanpa menggunakan alas.

“kenapa kau tidak bisa seperti Minhee? Nilaimu tidak ada perkembangan! Remedial di semua mata pelajaran. Dan apa ini? Point bolosmu hampir mencapai 100!”

Jaemin tidak menjawab. Ia hanya menarik ujung bibirnya sedikit berusaha menahan sebuah senyuman.

‘Ayah memperhatikanku’

Hanya kalimat itu yang berkeliaran dalam otaknya. Jaemin merasa senang.

“Ayah akan menahan motormu! Mengambil kartu kredit dan tidak ada kegiatan di luar sekolah!”

Senyum tipis Jaemin menghilang.

Di genggamnya erat kunci motor yang berada dalam genggaman tangannya.

“Baik Ayah.” Jaemin terpaksa melepaskan salah satu kesenangannya.



-




-



BEAUTIFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang