-
-
“Terima kasih Jeno.”
“Tidak bukan kau Na. Aku yang harus mengatakan itu...”
Jeno menahan langkah. Tatapannya menatap lurus ke depan memandang jalan setapak yang begitu sunyi.
“Terima kasih sudah terlahir ke dunia ini, terima kasih telah bertahan, tetap tersenyum dan tertawa. Terima kasih sudah menjadi seorang yang sangat kuat. Aku ingin menahanmu tapi sepertinya tidak bisa, kau tidak menginginkannya bagaimana aku harus melalui semua ini?”
“Jeno....”
Jeno kembali berpaling menatap Jaemin.
“Kau tidak ingin mencobanya? Aku akan menemanimu, kau tidak lagi sendiri. Renjun juga akan menemani. Kau tidak ingin bersama denganku lebih lama? Menghabiskan sisa cinta yang kau dan aku miliki, hanya berdua. Aku mencintaimu Na... kau tidak ingin berjuang? Untukku? Kau tidak mencintaiku?”
Air mata Jaemin terjatuh.
Sungguh, hatinya tergerak. Mendengar Jeno berkata jika mencintainya membuat Jaemin menginginkan hidup lebih lama. Setidaknya untuk orang yang ia cintai. Jaemin ingin mencobanya.
Apakah ia bisa?
“Jen....” Jaemin mengeratkan lengannya berpegangan pada pundak Jeno.
“Aku juga mencintaimu Jeno. Aku ingin berjuang. Ayo kita lakukan. Aku ingin hidup lebih lama, aku ingin melihat senyum dan tawamu. Aku ingin melihatmu seumur hidupku.”
Jeno turut menitikkan air mata. Hatinya terasa ringan dengan ribuan kupu-kupu yang beterbangan. Jeno merasa beban pada bahunya terangkat seketika seolah ia tengah merasakan kehidupan baru di depan matanya.
Di turunkannya Jaemin dari gendongan, lalu memegang pinggang Jaemin agar tidak terjatuh, Jeno tanpa ragu mengecup kening Jaemin dengan penuh perasaan. Kemudian ia mengusap air mata Jaemin dengan satu tangannya yang lain.
“Cantiknya Jeno cantik sekali malam ini padahal pipinya basah dengan mata bengkak. Hehe”
Jaemin tertawa kecil.
“Cantiknya Jeno sedang bahagia jadi Tampannya Jaemin jangan menangis lagi.” Jaemin balas mengusap pipi Jeno yang tak kalah basah dari pipinya.
Jeno tersenyum, dengan perlahan menundukkan wajahnya. Jaemin menutup mata ketika bibir keduanya bertemu. Ciuman yang terasa lembut dan sangat manis. Sebuah rasa yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
-
‘happy ending itu seperti apa?’
‘Ya seperti ketika kita mendapatkan kebahagiaan.’
‘jika tidak mendapatkannya bagaimana?”
‘berarti kau harus membuatnya.’
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL
FanfictionYang Cantik itu Na Jaemin Short Fic bxb friendship angst romance