"Pagi" sapanya
"Eh Rafa? kamu udah dari tadi disini?"
"Hm baru 1 jam yang lalu kok"
"Bi Ani kok gak bangunin Ayla"
"Maaf non tadinya bibi mau bangunin cuma den Rafa bilang gak usah hehe" jawab bibi
"Maaf ya Fa"
"Gapapa dong Ay, lagian kan aku belum bilang kamu juga mau kesini"
"Oh iya semalam maaf ya aku gak jadi jemput kamu" sambungnya
"It's okee gapapa kali" jawabku santai
"Yaudah sini makan bareng dulu, aku udah buatin sarapan tadi dari rumah"
"Ini kamu buat sendiri?"
"Hmm dibantuin bibi dikit sih hehe" jawabnya
"Suka kan nasi goreng?"
"Suka" jawabku sambil menyicipi makanan buatan Rafa
"Enak" sambungku
"yaudah dihabiskan ya" ujarnya
"Kalau ini sih gak nolak" jawabku
"Mama mana?" tanyanya
"Mama jemput papa, terus abis itu mau keluar kota bentar katanya"
"Kamu gapapa sendiri di rumah?"
"Kan ada bibi den" sahut bi Ani dari kejauhan
"Nah itu dia" aku terkekeh sendiri
Aku menghabiskan waktu berjam-jam dengan Rafa, dari pagi, hingga saat ini sudah menunjukkan pukul 19.00. Banyak hal yang kami lakukan bersama, Rafa mengajariku cara membuat cake coklat, bermain catur, dan kami juga ngobrolin banyak hal! Aku sangat menyukai moment ini.
"Aku pulang dulu ya, kamu hati-hati ya di rumah"pamitnya
"Kamu yang hati-hati di jalan Rafa" jawabku
"Bi Ani mana?" tanyanya
"Ada tuh di dalam, kenapa?"
Rafa yang sudah berdiri di pintu kembali masuk lagi ke dalam untuk menemui bi Ani
"Bi, Rafa titip Ayla ya" ucapnya
Bi Ani terkejut, begitupun denganku. Dia terlihat bingung, menatapku dan Rafa secara bergantian, hingga akhirnya bi Ani tertawa lepas
"Tenang den. Dari kecil juga bibi mah udah jagain non Ayla"
Rafa mengangguk kemudian kembali keluar, dan aku mengikutinya dari belakang
"Kamu gapapa aku tinggal?"
"Gapapa dong Fa, gak mungkin kamu nemenin aku 24 jam disini kan"
"Yaudah pulang gih, udah ditelfon kan tadi"
"Yaudah aku pulang, kamu hati hati ya" ucapnya lagi
"Iya Rafa Malik Adijaya" jawabku penuh penekanan disetiap namanya
Mobil Rafa kini sudah melaju, dan aku langsung masuk ke kamar untuk kembali melakukan salah satu hobbyku "Rebahan".
"Bi, Ayla ke kamar dulu ya"
"Iya non" jawab bibi
Aku merebahkan tubuhku dikasur kesayangan, memory indah tentang Rafa mulai terputar dikepalaku, tanpa sadar senyum ini kembali merekah saat membayangkannya.
Dering telfon diponselku membuyarkan lamunanku, nama Rafa jelas tertulis disana. Dengan spontan aku duduk, dan mengatur nafas. Entah kenapa rasanya deg degan sekali. Perasaan aneh yang sudah lama tidak kurasakan itu muncul lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T LEAVE ME, FA
Teen FictionMikhayla Devina Putri atau yang lebih sering dipanggil Ayla. Ya itu aku. Gadis manja, ceria dan disayangi oleh banyak orang. Dari kecil hidupku begitu bahagia, sampai pada satu titik dimana aku memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua kepada lel...