Akhirnya hari ini aku bisa kembali bertemu mama dan papa, sungguh 3 hari yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Aku sudah sangat rindu kasur empuk yang selalu menemani tidurku, dan aku yakin kasurku juga merindukanku. Aku rindu masakan mama. Dan aku merindukan semua hal yang ada di rumah.
Sebelum melanjutkan perjalanan pulang, kami kembali di absen satu persatu untuk memastikan agar tidak ada satu muridpun yang tertinggal. Hampir 2 jam berlalu dan akhirnya kami tiba di sekolah. Di depan pagar kulihat ada pak Anto yang sudah menunggu. Setelah turun dari bus kami semua langsung berpencar dan bergegas untuk pulang
"Aylaa"
Baru saja aku akan berlari menghampiri pak Anto, namun langkahku terhenti ketika mengenali suara orang yang memanggil namaku. Aku menoleh dan berjalan mendekatinya
"Ada apa Raf?"
"Kamu pulang sama siapa?"
"Itu sama pak Anto" Aku menunjuk kearah dimana pak Anto berada
"Oh yaudah hati hati ya"
"Iya Raf, aku duluan ya"
Baru saja aku akan berbalik, Rafa dengan sigap menarik tanganku
"Kenapa Raf?" aku bertanya kebingungan
"Ini jepit rambut kamu ketinggalan"
Rafa memakaikan jepit rambut yang katanya punyaku itu di rambutku"Tapi ini bukan punya aku"
"Yaudah kalau gitu sekarang ini jadi punya kamu" Dia tersenyum, mengacak pelan rambutku, dan lalu pergi meninggalkanku yang masih kebingungan disini
"Non Aylaa"
Suara pak anto berhasil mengagetkanku, dan membuatku langsung berjalan kearahnya
"Sini non" Pak Anto mengambil koper dan ransel yang sedang kubawa
"Iya pak, makasih"
Selama perjalanan menuju kerumah, aku menceritakan semua hal yang kualami pada saat camping. Pengalaman pertama yang sangat berkesan menurutku.
Walaupun sampai saat ini aku masih bingung, kenapa dihari terakhir camping Rafa seperti menghindar dariku.
Setelah sampai di parkiran rumah, aku melihat mama dan papa yang sudah duduk di teras rumah, aku langsung turun dari mobil dan menghampiri mereka. Mama memelukku dengan sangat erat, begitupun dengan papa.
"Akhirnyaa anak mama pulang juga" mama mencium keningku
"Iyaa Ay, mama sama papa udah rindu banget sama kamu. Apalagi mamamu ni, tiap hari ngomongin kamu aja" sambung papa
"Ohh gituu, pantesan Ayla sering tersedak pas makan, rupanya mama yang ngomongin"
Aku tertawa pelan, dan diikuti oleh tawa mama dan papa. Aku sangat senang bisa berada di tengah-tengah keluargaku ini
"Yuk masuk sayang, mama udah masakin makanan kesukaan kamu"
"Ayukk maa, Ayla udah laper banget" jawabku semangat
Kami semua makan bersama, dan aku menceritakan banyak hal kepada mama dan papa, mereka sangat antusias merespon ceritaku, terkadang papa tertawa receh mengejekku. Sebenarnya aku tidak ingin menceritakan kejadian menyeramkan saat aku tersesat dihutan, namun luka di kaki ini membuatku gagal berbohong.
Tidak bisa kujelaskan, mama begitu panik saat melihat luka itu, dan mama juga terlihat sedih ketika aku menceritakan hal itu. Namun dengan segera aku berkata bahwa "Ayla baik-baik saja ma". Mama mengangguk lalu memelukku erat
Selesai makan aku langsung istirahat dan merebahkan diri di kasur kesayanganku. Disaat aku merapikan rambutku, tanpa sengaja aku memegang jepit rambut yang sudah melekat di rambutku. Aku melepasnya dan melihat jepit rambut berwarna pink yang sangat indah itu. Dan berhasil membuatku mengingat kejadian yang sangat membingungkan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T LEAVE ME, FA
Teen FictionMikhayla Devina Putri atau yang lebih sering dipanggil Ayla. Ya itu aku. Gadis manja, ceria dan disayangi oleh banyak orang. Dari kecil hidupku begitu bahagia, sampai pada satu titik dimana aku memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua kepada lel...