31 . 🍗

111 33 5
                                    

"Mama gausah khawatir ya.. kita nyewa tour guide juga kokk."

Wanita paruh baya itu mengangguk dengan wajah sedihnya. Usai semuanya berpamitan, mereka masuk ke bandaranya bareng bareng.

"Nak yunho! Titip anak saya yaa.."

Yunho tersenyum mendengar suara wanita yang tadi berdiri di sebelah ibunya. Setelah tersenyum pada wanita itu, pandangannya beralih pada gadis yang berjalan dengan koper besar sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigi kelincinya.

"Elah lu lagi lu lagi..." gerutunya sambil mendengus.

"Orang orang mah pada seneng liat muka jihan.."

"gue sih bukan orang ya, laba laba gue mah."

◇◇◇

Selama 16 jam mereka duduk, akhirnya pesawat yang ditumpanginya landing di negri kanada. Mereka keluar dari bandara, mencari sebuah cafe untuk janjian dengan tour guidenya, sekalian beli makanan atau minuman.

"Rina! Ak!"

Semua langsung menoleh pada sumber suara, yaitu wooyoung yang sedang terlihat kesakitan sambil megang dadanya.

"WOO! KENAPA?!" Rina yang paling panik.

"S-susah nafas-"

"Udaranya beda dari indo, masih belum beradaptasi kali.."

Rina nangkup pipi wooyoung, terus dia tatap matanya.

"Butuh nafas buatan." Wooyoung majuin bibirnya.

Seketika semuanya langsung ngatain dia.

"Nah gitu dong, baru beberapa langkah di negara orang udah toxic." Cowok yang tadi keliatannya kesakitan sekarang dengan nyantainya berdiri sambil ngacungin jempol.

"Ih anjing." Ketus aurora.

Pas wooyoung jalan ngelewatin yunho, dia langsung dipiting bikin susah nafas beneran.

"Hai!"

Semua langsung noleh ke sumber suara. Ada gigi kelinci lainnya. Tapi dia cowok.

"Um.. rina yang mana?"

"Apa lu nyariin cewek gua?!" Untung leher wooyoung masih ditahan yunho, kalo engga dia udah siap siaga ngajak berantem.

"Inget lagi di negara orang, kambing." Bisik yunho.

"Nah, jadi ini tour guide kita guys. Namanya-"

"Nama gue yohan." Ucapnya sambil tersenyum.

"Lah, lancar betul bahasa indonya.."

"EH JIHAN JIHAN!"

Lagi lagi semuanya panik gegara aurora liat jihan tiba tiba lemes.

"KENAPA LAGI HEH?????"

"S-susah na-nafas-- kak yohan cakep banget-"

Nafas aurora memburu, dia ngejenggutin rambutnya sendiri.

"Oasuuuuu ini nyari yeosangnya belum, stressnya udah duluan.."

◇◇◇

"Jadi.. lu seumuran kita?!"

Yohan ngangguk ngangguk aja sambil nyetir mobil mini bus nya.

"Udah punya sim kan?!"

"Udah lah."

Yohan berhentiin mobilnya di sebuah restoran.

"Belum pada makan kan?"

Semuanya ngangguk barengan. Abis itu yohan langsung ngisyaratin mereka buat turun dari mobil.

"Fuck!"

"EH APA LAGI??" Rina jadi ikutan stress.

Aurora tiba tiba berhenti jalan sambil ngeremet bajunya rina. Dia langsung ngeliatin yohan panik.

"Ada mini market atau supermarket ga?"

Dengan santai yohan nunjuk sebrang jalan. Kebetulan banget ada supermarket di sebrang restorannya.

"Kenapa ra?" Tanya yunho.

"Kayaknya gue datang bulan.. pantes dari tadi sakit.."

Yunho inisiatif buka jaket terus dia iketin ke pinggangnya aurora.

"Gue gatau udah nembus atau belum, tapi sedia payung sebelum hujan kan? Jadi pake aja."

"Um.. thanks yun, lu masuk aja, gausah nganter, diluar dingin."

Yunho ngangguk, terus masuk ke restorannya. Lalu aurora sama rina mulai nyebrang, dan memasuki supermarket itu.

Mereka keliling keliling cari barang yang diperluin sama aurora. Rina juga nyari nyari cemilan takutnya di hotel pada mau nyemil.

Setelah dapet pembalut, aurora pergi nyari rina. Dia nelusurin satu persatu rak di supermarket itu.

Tapi yang aurora temuin bukan rina.

Melainkan seseorang dengan jaket merah. Seseorang yang menjadi tujuannya berada di negara ini. Tunggu,

"Yeosang..?"

"..Sama siapa..? I-itu ga mirip kak wendy.."

◇◇◇

◇◇◇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◇◇◇

Si gantengnya roraaaa

Si gantengnya roraaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MUSUH || ⎷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang