22 . 🐓

142 41 2
                                    

"Kangen ga?"

Mengacuhkan pria itu, ia malah berjalan melewatinya. Iya betul, dia yeosang. Ngeliat itu, yeosang langsung ngejar aurora, dan samain langkahnya.

"Ra? Ga kangen??"

Pertanyaan pertanyaan yang keluar dari mulut yeosang tak kunjung dijawab oleh sang pacar. Ia pura pura tak mendengar karena earphonenya masih terpasang.

"SAYAAANGGG!!" Yeosang menarik bahu aurora terus ngelepas earphonenya.

Sedangkan aurora, dia dia nunjukin ekspresi jijik setelah yaosang bilang gitu. Yeosangnya cemberut sambil natep mata aurora tajam.

Melihat sikap yeosang yang seperti ini, aurora menarik yeosang ke koridor sekolah yang lebih sepi karena beberapa pasang mata mulai menatap mereka jengkel.

"Kenapa?" Ketus aurora.

"Lu nya ga kangen!" Gerutu yeosang.

"Lu anggep hubungan kita apa sih, sang?"

Ekspresi kekanakan yeosang seketika hilang, dan menunjukkan ekspresi yang lebih serius.

"Maksud lu apa, ra?"

"Lu tau ga sih?! Dengan perginya lu tanpa ada kabar, orang orang yang waktu itu ada pas lu ngumumin kita pacaran, jadi ngira hubungan kita cuman becandaan!"

Mata bulat aurora sudah mulai berkaca kaca.

"Belum lagi jihan. Yunho. Mereka panas panasin gue buat overthinking. Mereka mau kita pisah. Mereka bikin gue sadar, kalau hubungan kita emang sebercanda itu."

Yeosang memutarkan bola matanya, lalu menatap ke arah lain.

"Kenapa ga bales, sang? Emang becanda sama gue?"

"Udah selesai ngomongnya?" Yeosang menatap remeh aurora.

"HaHa.. harusnya gue mikir, kalau semudah itu lo nyakitin jihan, pasti sama halnya sama gue, kan?" Aurora terkekeh.

"Udah? Itu pertanyaan terakhir?"

Aurora mendengus kesal melihat respon tak acuh dari yeosang. Selagi tersenyum miring, air matanya mengalir bebas dari pelupuk.

"Oke, gue jawab. Yang pertama, gue anggep hubungan ini pacaran. Yang kedua, gue gatau kalau orang orang di sekolah ini se-ikut campur itu sama hubungan kita."

"Yang ketiga, jihan sama yunho siapanya elu sih, ra.. kok didengerin?"

"Terakhir. lu, sama jihan itu beda. Ga akan bisa gue sakitin elu."

Di kalimat terakhirnya, yeosang mencengkram kedua bahu aurora, dan menatapnya dalam.

"Mau denger penjelasan gue?" Tanya yeosang seraya menghapus jejak air mata di pipi aurora.

Gadis itu mengangguki pertanyaan yeosang.

"Lu inget kan, gue bukan asli dari indonesia?"

"Inget lah. Dulu pas baru pindah, kan elu gagu, kaga bisa ngomong." Cibir aurora sambil masih sesenggukkan.

"Bukan gagu, dodol! Bahasa canadian frecnch sama chipewyan itu.. Ah lu bego si, bahasa inggris aja dibawah kkm."

"Gausah ngejek!!!"

Yeosang terkekeh melihat aurora yang mengamuk.

"Iya, ga ngejek lagi."

"Janji?"

"Engga. AHAHAHA."

"..oke oke lanjut, nah lu tau kan, gue disini tinggal sama tante gue, bareng kaka gue?"

Aurora mengangguk kecil.

"Bonyok gue di kanada, rora.. gue ngedadak kesana gegara nyokap gue drop. Gue gabisa dong diem aja di indo, nyantuy pacaran."

Yeosang membelai rambut aurora, lalu menyelipkan rambutnya di belakang telinganya.

"Lu boleh marah atau ngamuk sekalian, tapi salah ga, kalau di hidup gue keluarga itu nomor satu?"

Kini aurora menggeleng.

"Tapi bisa dong, kasih kabar." Gumamnya.

"Internet di indonesia sama kanada beda, ra.. sekalinya bawa hp juga gue gabisa kabarin.."

"Jadi lu ga bawa hp?"

Yeosang tersenyum lebar sambil menggeleng.

'Duk!'

"Ih! Kan bisa ngabarin pake sosmed yang lain! Insta kek, twit, ato apalah gitu!"

"Lupa pass nya, sayaang.."

Ia menarik aurora kedalam pelukannya. Lalu menghembuskan nafas panjang.

"Kenapa..?"


"Gapapa.. disana gabisa meluk elu. Gaenak. Kangen banget."


◇◇◇

◇◇◇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◇◇◇


Sorry for late updatenya😭
Kemaren aku (sok) sibuk bangett😭

MUSUH || ⎷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang