1

252 33 53
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















Dengan langkah yang berat Seo Ra melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah. Sebenarnya rumah adalah tempat paling menakutkan untuknya. Tapi, ia tidak tahu harus pergi kemana jika ia memilih untuk meninggalkan rumah. Lagipula hanya sang kakak yang ia punya saat ini. Meskipun kakaknya kerap kali berlaku kasar dan selalu saja mencaci maki dirinya.

"Seo Ra,"

Langkah kaki Seo Ra seketika berhenti tatkala rungunya mendengar suara sang kakak yang memanggilnya dari arah belakang. Ia tidak berani untuk langsung menoleh kearahnya. Matanya terpejam sesaat, mencoba menerima segala kemungkinan yang akan terjadi setelah ini.

Pria bertubuh tinggi yang tak lain adalah kakak kandung dari Seo Ra tiba-tiba saja mencengkram lengan sang Adik dengan sangat kuat, hingga membuat gadis manis tersebut meringis merasakan rasa sakit akibat cengkraman pada lengannya.

Seo Ra hanya dapat menatap kakaknya dengan mata yang berkaca-kaca. Entah perlakuan buruk apalagi yang akan ia dapatkan setelah ini. Ia hanya dapat berpasrah atas kemungkinan buruk yang akan terjadi setelah ini.

"Beri aku uang. Aku butuh uang."

Seo Ra hanya dapat menggelengkan kepalanya sebagai jawaban jika kini dirinya tidak punya uang untuk diberikan pada sang kakak. Ini belum waktunya ia gajian. Ia hanya punya sedikit uang yang sengaja ia sembunyikan dari kakaknya untuk bertahan hidup. Ia tidak mungkin memberikan uang yang jumlahnya sedikit itu pada kakaknya yang mempunyai hobby berjudi.

"Kau ini memang tidak berguna. Kenapa harus Eomma dan Appa yang pergi. Kenapa bukan kau saja?"

Air mata seketika luruh membasahi pipi gadis bermarga Kim tersebut. Kenapa selalu saja dirinya yang disalahkan. Tidak adakah sedikit saja rasa peduli yang bisa Taehyung torehkan pada dirinya.

Seo Ra mencoba melepaskan cengkraman sang kakak dari lengannya. Namun semakin ia berusaha cengkraman tersebut akan terasa semakin kuat dan menyakiti dirinya. Berapa banyak air mata yang ia keluarkan pun tidak akan bisa membuat sang kakak merasa iba sedikitpun padanya. Karena pada dasarnya Taehyung begitu membenci Seo Ra. Entah apa alasan sang kakak membencinya, yang jelas sampai saat ini Seo Ra belum tahu jelas.

"Kau tidak pernah berguna." ucap Kim Taehyung sembari melepaskan cengkraman tangannya pada lengan sang Adik. Bukan karena merasa iba, tapi karena setelah ini ia akan pergi untuk menemui seseorang.

Tanpa mau peduli sedikitpun dengan tangis sang Adik yang terdengar memilukan. Lantas Kim Taehyung melangkahkan kakinya untuk keluar dari rumahnya. Hari ini ia ada janji bertemu dengan seseorang.

Setelah kepergian sang kakak, Seo Ra jatuh terduduk di atas dinginnya lantai. Manik berairnya menatap pada bingkai foto berukuran besar yang menggantung pada dinding ruang tamu. Menatap foto keluarganya yang diambil beberapa tahun yang lalu. Mereka terlihat tersenyum bahagia dalam foto tersebut, dengan Seo Ra yang tengah duduk dipangkuan sang Ayah.

Stay Alive (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang