Semua makanan untuk menu sarapan pagi ini telah siap di atas meja makan. Hyura begitu bangga karena bisa menghidangkan makanan istimewa untuk menu sarapan pagi bersama dengan Pria yang dicintainya. Ia yakin jika saja Jimin akan lebih menyukai masakan yang ia buat, ketimbang masakan yang setiap harinya Seo Ra hidangkan. Menu makanan yang dibuat Seo Ra begitu sederhana, ia merasa jika masakan gadis itu rasanya teramat biasa saja. Sebenarnya tidak ada yang istimewa, namun kenapa Jimin seringkali memuji hasil masakan buatan gadis bisu tersebut.
Sebuah senyuman terpatri dari belah bibir Hyura tatkala melihat Pria yang ia sukai kini tengah melangkahkan kakinya mendekat kearah meja makan. Ia tidak sabar dengan pujian yang akan ia dapatkan setelah ini, karena masakan buatannya yang bahkan jauh lebih baik dari hidangan yang setiap harinya Seo Ra sajikan.
"Aku kira kau masih tidur." ucap Jimin.
Sebuah senyuman yang sempat terpatri pada belah bibir Hyura pun seketika sirna saat mendengar ucapan yang baru saja terlontar dari belah bibir Jimin. Ia berusaha untuk bangun lebih awal agar bisa memasak untuk Pria bermarga Park tersebut. Seharusnya Jimin memberikannya sebuah pujian bukan. Sebab dia sudah rela bangun di pagi hari hanya untuk menyiapkan menu sarapan untuk Pria yang dicintainya.
"Aku bangun pagi-pagi agar bisa menyiapkan menu sarapan untuk kita."
"Kalau begitu terima kasih."
Hyura mengangguk, "Kalau begitu ayo kita makan. Karena semuanya sudah siap." ucap Hyura.
"Dimana Seo Ra?" tanya Jimin yang sedari tadi tak mendapati keberadaan Seo Ra.
"Dia masih di kamarnya." ucap Hyura.
Jimin mengernyit, "Benarkah? Biasanya dia akan bangun pagi untuk menyiapkan sarapan."
Mulai merasa kesal karena sepertinya Jimin tidak menghargainya sama sekali. Lantas Hyura pun tak menjawab pertanyaan yang terlontar dari belah bibir Pria bermarga Park tersebut. Ia sudah bangun pagi untuk menyiapkan sarapan. Namun yang Jimin tanyakan malah dimana keberadaan Seo Ra. Padahal ia sempat merasa senang sebab gadis itu tengah dalam keadaan demam dan dalam keadaan tak berdaya di atas ranjang. Ia mengira dengan begitu dirinya bisa menghabiskan waktu berdua dengan Park Jimin.
Tak mendapat jawaban dari Hyura, akhirnya Jimin melangkahkan kakinya menuju kearah kamar Seo Ra. Meninggalkan Hyura sendirian dengan tangan yang terlipat di dada. Perempuan itu merasa begitu kesal karena merasa diabaikan oleh Pria yang dicintainya.
Hal seperti ini tidak biasanya Seo Ra lakukan. Biasanya gadis itu akan bangun paling pagi untuk menyiapkan sarapan dan setelahnya membersihkan apartemennya. Takut jika terjadi sesuatu dengan gadis bermarga Kim tersebut. Akhirnya Jimin memutuskan untuk menghampiri Seo Ra yang masih berada di dalam kamarnya.
Tangan Jimin terulur untuk membuka pelan pintu kamar yang kini ditempati oleh gadis manis tersebut. Dapat Jimin lihat Seo Ra yang masih berada di atas ranjang dengan berbalut selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Alive (PJM)
RomanceSeo Ra tetap mampu bertahan ditengah rasa sakit dan banyaknya hinaan yang selama ini ia terima. Hanya karena ia terlahir berbeda, lantas banyak sekali orang yang memandangnya sebelah mata. Selama hidup Seo Ra selalu berpegang teguh pada apa yang ia...