"Dia sudah sangat mabuk." ucap Jimin sembari menaruh gelas yang telah kosong di atas meja.
Ia tidak habis pikir dengan Perempuan yang kini tengah duduk di samping Namjoon. Perempuan itu sendiri yang mengajaknya untuk minum, sebagai perayaan atas kembalinya dirinya ke Seoul. Namun baru dua gelas wine, Hyura sudah sangat mabuk.
"Biarkan dia menginap disini. Lagipula aku tidak mungkin menggendongnya sampai parkiran, kan?"
Jimin menggeleng, "Tidak ada kamar kosong disini." ucap Jimin.
Namjoon tahu jika saja saat ini sahabatnya ini tidak tinggal seorang diri. Ia yakin jika kini kamar tamu telah ditempati oleh Seo Ra.
"Kau bisa menyuruh gadis bisu untuk tidur di sofa ruang tamu." ucap Namjoon.
Entah kenapa dada Jimin terasa berdenyut nyeri tatkala mendengar ucapan yang baru saja keluar dari belah bibir sahabatnya ini.
"Aku tidak bisa melakukan itu. Dia juga pasti sudah tidur."
Namjoon mengernyit, "Jadi kau sudah mulai peduli dengannya? Lebih penting mana dia dengan Hyura?" tanya Namjoon.
Jimin beranjak dari duduknya. Lantas ia melangkahkan kakinya untuk menuju ke kamar Seo Ra yang jaraknya tidak jauh dari ruang tamu. Sejujurnya ia merasa tidak tega jika harus membiarkan gadis itu tidur di sofa ruang tamu.
Tangan Jimin terulur untuk membuka pelan pintu kamar yang saat ini sudah ditempati oleh Seo Ra. Ia yakin jika gadis manis itu pasti sudah tidur. Ia merasa tidak tega jika harus membangunkannya.
Ceklekk....
Pintu kamar terbuka, hal pertama yang dapat Jimin lihat adalah Seo Ra yang kini tengah duduk di atas ranjang dengan sebuah kertas gambar yang ada ditangannya.
"Kau belum tidur?" tanya Jimin.
Seo Ra tersentak, ia bahkan tidak sadar jika kini Pria itu telah berada di dalam kamarnya. Ia terlalu fokus menggambar, sampai tidak menyadari akan suara pintu yang terbuka.
Lantas dengan cepat Seo Ra menaruh hasil gambarannya di atas nakas. Lalu menatap pada jam yang menggantung pada dinding kamar. Waktu tengah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Bahkan ia sendiri tidak menyadari akan hal itu. Tangannya terlalu asik menari di atas kertas gambar tanpa sadar jika waktu begitu cepat berlalu.
Tangan Seo Ra terulur untuk mengambil buku catatan kecil yang ada di atas nakas. Lantas ia menuliskan sesuatu pada kertas yang telah kosong. Setelahnya merobek kertas tersebut dan menyerahkannya kepada Park Jimin.
Aku bahkan tidak sadar jika kini sudah larut malam. Kenapa kau masuk ke dalam kamarku?
Sejujurnya saja Jimin merasa tidak tega jika harus menyuruh Seo Ra untuk tidur di sofa ruang tamu. Biar bagaimanapun kamar tamu ini sudah menjadi tempat tidur untuk gadis yang sekarang memang telah tinggal bersama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Alive (PJM)
RomanceSeo Ra tetap mampu bertahan ditengah rasa sakit dan banyaknya hinaan yang selama ini ia terima. Hanya karena ia terlahir berbeda, lantas banyak sekali orang yang memandangnya sebelah mata. Selama hidup Seo Ra selalu berpegang teguh pada apa yang ia...