Banyak hal yang sampai saat ini tidak dapat Seo Ra mengerti dari dunia ini. Kendati begitu ia masih mencoba untuk tetap bertahan ditengah rasa sakit yang kerapkali datang menghampirinya. Berharap jika suatu saat nanti Tuhan memberinya sebuah kebahagiaan. Ia selalu menyemangati dirinya sendiri agar tetap bisa bertahan di tengah rasa sakit yang datang secara bertubi-tubi. Dalam hidupnya banyak sekali yang membencinya, bahkan ia sendiri tidak tahu apa alasan seseorang itu membenci dirinya. Seperti halnya Hyura yang saat ini begitu membenci dirinya. Ia sendiri masih tidak mengerti karena apa Hyura menaruh perasaan benci terhadap dirinya. Meskipun begitu Seo Ra tidak pernah membenci Hyura karena perlakuan kejam yang dilakukan oleh Perempuan itu terhadap dirinya. Dalam hidup ia selalu berpasrah atas apa yang telah terjadi, karena pada dasarnya ia percaya jika perbuatan baik maupun buruk pasti akan mendapatkan balasannya kelak. Hanya saja ia tetap merasa takut jika Perempuan itu akan kembali menyakitinya, atau bahkan nekad membuangnya seperti apa yang pernah Perempuan itu lakukan kepadanya waktu itu.
Sejujurnya Seo Ra ingin sekali memberitahu Jimin atas apa yang telah sahabat baiknya itu perbuat padanya. Namun ada ketakutan yang selalu menghantui pikirannya. Pasalnya Hyura selalu saja memberikan sebuah ancaman untuknya. Seo Ra mengakui jika dirinya teramat lemah, dan ia benci akan hal itu. Kenapa disaat banyaknya orang yang berulang kali menyakitinya namun ia tak punya sedikitpun nyali untuk melawan.
Dengan air mata yang berlinang Seo Ra mengaduk sup yang ia buat untuk menu makan malam Park Jimin. Meskipun masih ada rasa takut yang hinggap pada dirinya karena tadi pagi Jimin yang marah besar padanya. Pria itu kembali membahas tentang kepergiannya dari apartemen ini. Tentu saja Jimin akan menganggap jika ia pergi dari sini memang karena niatnya untuk meninggalkan apartemen ini. Nyatanya ia sudah merasa sangat nyaman berada di tempat ini bersama dengan Pria bermarga Park tersebut. Meskipun seringkali Jimin mengatakan hal kejam padanya, setidaknya Pria itu lebih baik dari kakaknya. Jimin masih bisa menaruh sebuah perhatian terhadap dirinya, meskipun caranya berbeda dari kebanyakan orang lainnya.
Seo Ra sudah menganggap apartemen yang ia tempati saat ini adalah tempat ternyaman baginya. Meskipun awalnya ia sempat mengira jika hidupnya akan sangat menderita ketika tinggal dengan Pria yang sama sekali belum pernah ia kenal kala itu. Terlebih lagi pertemuan awalnya dengan Jimin penuh dengan kesedihan. Ia yang saat itu terus saja menangis karena tak ingin ikut bersama dengan Jimin. Tapi lambat laun ia mulai bisa memahami bagaimana sebenernya seorang Park Jimin. Pria yang terkesan dingin namun sebenarnya hatinya sangat lembut. Mengatakan jika saja Pria itu tidak akan pernah peduli lagi terhadap dirinya, namun tetap saja Jimin masih menaruh sebuah kepedulian. Terlebih lagi saat dirinya masih sakit waktu itu.
Setelah mencicipi sup buatannya, lantas Seo Ra menaruh sup ke dalam mangkuk. Ia kembali membuat menu makanan yang begitu sederhana untuk makan malam Park Jimin. Bersyukurnya selama ia memasak untuknya, Pria itu selalu menghargai masakan buatannya.
Seo Ra mulai menyajikan hasil masakannya di atas meja makan. Lalu setelahnya menutup makanan tersebut menggunakan tudung saji. Berharap agar Jimin cepat pulang dan segera memakan hasil masakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Alive (PJM)
RomanceSeo Ra tetap mampu bertahan ditengah rasa sakit dan banyaknya hinaan yang selama ini ia terima. Hanya karena ia terlahir berbeda, lantas banyak sekali orang yang memandangnya sebelah mata. Selama hidup Seo Ra selalu berpegang teguh pada apa yang ia...