komen ya fren kalo ada typo❤️.
Lisa masih diam sambil menatap danau yang terbentang di hadapannya. tenaganya sudah habis untuk menangis dari tadi. entahlah, dia tidak tau kesalahannya ada dimana. namun kenapa semua terasa sangat menyiksa baginya.
"gue salah ya" gumamnya pelan sambil melamun. "gue kira, menerima perbuatan baik kak Bastian itu gak salah" Lisa semakin larut lagi dalam kesedihannya.
"kenapa sih harus gue" tanpa Lisa tahu. Bastian sedari tadi duduk memperhatikannya dari belakang.
"kayanya, gue emang salah" monolognya final lalu berdiri. namun saat berbalik Lisa justru terkejut melihat Bastian yang sudah berdiri juga di belakangnya.
"maaf" kata Bastian membuat Lisa diam cukup lama sambil menatapnya. hati Bastian terluka melihat Lisa yang tampak sangat kacau di depannya. padahal gadis itu biasanya selalu tersenyum riang dan menyapanya.
Lisa tidak menjawab apa apa dan langsung pergi melewati Bastian begitu saja. saat hendak mencegah Lisa, Bastian terhenti teringat ucapan Alvan tadi. namun Bastian tetap tidak tega melihat Lisa berjalan lunglai sendirian seperti orang yang kehilangan tujuan hidupnya. akhirnya, Bastian memutuskan untuk mengikuti Lisa dari belakang dengan motornya.
Lisa yang hafal benar dengan suara deru motor Bastian hanya diam membiarkan laki laki itu melakukan hal yang diinginkan. Lisa ingin mencoba berhenti peduli dengan sosok Bastian. karena Lisa tahu, sampai kapan pun sebuah batu kerikil tidak akan pantas di sandingkan dengan sebuah berlian.
saat sampai di halaman rumahnya Lisa segera masuk tanpa berniat menatap Bastian yang berhenti tepat di belakangnya tadi.
"lo budek ya ternyata Bas?" celetuk seseorang yang suaranya tidak asing bagi Bastian. laki laki itu tampak memakai baju santai berwarna putih dan celana seatas lutut berwarna abu abu dan topi putih.
"gue cuma takut dia kenapa kenapa" jawab Bastian melepas helmnya. "dia bisa lebih kenapa kenapa kalo deket sama lo" sahutnya santai sambil menghisap Vape.
"dari pada bacot mending kasih gue rekomendasi klub deket sini" laki laki itu bergidik bahu lalu mendekat pada Bastian. "gak tau, gue bukan Damian gue Arjuna" ucap Arjuna lalu berjalan pergi melewati Bastian.
"setan" ketus Bastian lalu memakai helmnya lagi dan pergi ke rumahnya.
💵💵💵
"Bunda?" panggil Abel sambil keliling rumahnya mencari Rosa.
"apa sih kak? Bunda dari tadi di kamar" balas Rosa baru saja keluar kamar dengan daster. "kakak mau ke minimarket, Bunda ada nitip apa gitu?" tawar Abel sambil mengadahkan tangannya.
"enggak dulu deh Kak, besok aja Bunda sekalian belanja sayur" Abel mengangguk lalu berpamitan pada sang Bunda.
jarak mini market dari rumah Abel tidak terlalu jauh jadi Abel memilih berjalan saja menuju ke mini market. saat sampai Abel segera membeli keperluannya. seperti sabun wajah, sikat gigi baru, dan snack kesukaannya. usai membayar semuanya Abel berjalan keluar, namun sialnya hujan turun dengan begitu deras membuat Abel harus duduk sambil menunggu hujan reda.
sudah 1 jam lebih Abel duduk di depan mini market namun hujan tak kunjung reda dan terus bertambah deras. "gimana ini kalo Bunda nyariin" gumam Abel sambil menatap langit yang seolah tidak ingin menghentikan hujan.
"ngapain disitu?" tanya seseorang membuat Abel menatapnya. "duduk" sahut Abel singkat.
"gak bawa payung?" Abel hanya menggeleng. "ayo" celetuk laki laki itu membuat Abel menatapnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANZO [ON GOING]
Teen Fiction[𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼 𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙎𝘼𝙔𝘼] ⚠️ DON'T COPY MY STORY ⚠️ sekuel dari Alfarez. SMA Gemilang merupakan sekolah elit dengan fasilitas yang cukup lengkap untuk para siswa siswinya. mulai dari ruang ber-AC, asrama, dan...