27. JADI BAGAIMANA?

194 8 7
                                    

HALO SEMUAAA HUHU MFF YA MIMIN BARU UP STELAH SEKIAN LAMA.
SEMOGA SUKA🫶

Hujan gerimis semakin deras mengguyur bumi. Tubuh yang semakin dingin membuat Alvan gemetar netranya berlinang air mata. Rasa takut yang membuatnya merinding melihat darah yang keluar tak mau berhenti dari tubuh gadis yang mulai dingin itu.

"Abel!!! Sadar Abel!!!!" Teriaknya berusaha menyadarkan gadis yang entah dimana jiwanya kini berada.

Ruangan dingin itu menyeruak menyapa tubuh basah kuyup Alvan. Yessika yang berdiri di belakang hanya diam melihat pemandangan itu. Dia tidak pernah melihat Alvan sepanik itu sebelumnya. Matanya kemudian menatal teman teman Alvan yang ikut bergerombol di depan ruang IGD.

__________

"Abel" mata yang semula tertutul rapat itu perlahan terbuka. Sinar yang menyilaukan mata dan memori lama yang membuat gadis yang semula berbaring lemah itu terpanjak.

Apakah ini mimpi?

Apakah ini benar?

Kakinya yang lemas mulai menuntunnya menuju tempat yang tak asing baginya. Gazebo? Itu terjadi beberapa jam lalu. Apakah ini mimpi?atau dia benar benar akan pergi kali ini?

Memori dari seorang gadis kecil yang rambutnya selalu di kuncir dua. Kehidupan hangat yang di kelilingi orang orang tersayang, ayah ibu. Tawa dan kegembiraan yang tidak akan pernah bisa di ulang.

Perlahan memori itu berganti kian cerah dengan teman teman yang menemani, tawa dan suka duka menjadi remaja. Namun, warna yang terang itu kian meredup bersamaan dengan datangnya orang baru.

Beberapa diantaranya membawa warna dan satu diantaranya berwarna gelap. Apakah ini benar?apakah dia orang yang selama ini dia inginkan? Netranya menatap ke belakang. Satu orang yang selalu ada di setiap memorinya orang yang selalu ada saat dia benar benar di masa terburuknya, bahkan ketika dia jauh lebih mengharapkan orang lain laki laki itu masih setia di sampingnya.

___________

Netra yang terpejam selama 2 jam itu terbuka perlahan, seisi ruangan heboh memanggil dokter memeriksa keadaannya. Dia tidak bisa mendengar apa apa, nafasnya mulai tidak stabil sementara detak jantungnya semakin melemah. Laki laki yang dia lihat di mimpi itu benar, benar benar dia. Ardhan.

Abel menyadari kesalahannya selama ini, saat dia lebih memilih Alvan Ardhan selalu diam dan menerima semua itu, Abel tau menjadi dirinya itu menyakitkan tapi lebih menyakitkan melihat Ardhan yang selalu setia bersamanya meskipun Abel melihat laki laki lain.

Abel ingin meminta maaf, banyak hal yang ingin Abel sampaikan. Jemarinya menunjuk Ardhan membuat laki laki bertubuh tinggi itu mendekat menggenggam erat tangan dingin Abel. Netra coklat yang selalu hangat kini membuat Abel benar benar merasa pulang. Rumahnya kini benar benar Ardhan.

"Maaf" lirih Abel membuat air mata yang selama ini Ardhan tahan turun tanpa aba aba. Menyesakkan melihat gadis yang selama ini mati matian dia lindungi harus berjuang melawan sakit.

"Maaf.." Ardhan menggeleng, tidak Abel tidak boleh seperti ini.

"Abel, jangan minta maaf" Abel tersenyum.

"Maaf dan terima kasih, kamu harus bahagia ya" mata sayu itu perlahan tertutup. Badan Ardhan melemas. Tubuh hangat itu kini sedingin es.

Rumahnya, dunianya, wanitanya pergi meninggalkannya untuk selamanya. "ABEL!!!!!" teriak Ardhan menggelegar begitu gadis yang dia cintai sudah berpulang kepada Tuhan.

Semua orang terkejut begitupun Alvan, Yessika yang menyaksikan kejadian itu terdiam kaku. Itu benar, Abel sudah meninggal. Kecelakaan itu terjadi begitu saja, luka yang di alami Abel pun terlambat mendapat penanganan, gadis cantik itu sudah bersama Tuhan sekarang.

Kenan dan Damian memeluk Ardhan menenangkan laki laki itu. Sorot mata elangnya menatap Alvan dan langsung berhamburan menghujani laki laki blesteran itu dengan pukulan. Alvan tahu itu kesalahannya, itu salahnya dia pantas mendapatkannya. Abel dari dulu milik Ardhan dia tidak boleh mengambil milik orang lain, tidak boleh. Tapi nyatanya?dia terlalu serakah sekarang.

"Dhan sadar Ardhan!!" Sentak Arjuna melerai keduanya. "Abel gak akan suka lo kaya gini" Ardhan kalah, dunianya sudah hilang.

________________

Banyak yang bilang semua di dunia ini ada masanya, dan setiap masa ada orangnya. Tapi untuk Ardhan masa untuk orang ini tidak akan ada akhirnya. Rumahnya yang sudah tiada akan selalu dia kenang dan rayakan. Setiap ulang tahun dan hari hari kesukaan Abel akan selalu Ardhan rayakan. Karangan bunga dan buket mawar merah selalu menghiasi rumah baru Abel.

"Ini udah 3 bulan sejak kamu pergi, gimana disana?ketemu ibu?atau ayah?" Tanya Ardhan pada gundukan tanah yang di penuhi mawar merah segar.

"Hari hari yang aku jalanin sama kamu sekarang beda, kamu baik tuhan sayang sama kamu" Ardhan mengusap nisan bersamaan dengan tangan yang mengepal menahan amarah yang masih tertahan.

"Aku akan selalu jadi tameng terdepan buat kamu, kamu inget kan aku rumah kamu, aku punya kamu" Ardhan tersenyum. "Aku pulang ya" laki laki itu berdiri usai mencium nisan Abel dan beranjak pergi.

Beberapa saat kemudian Alvan tiba membawa bunga mawar segar menjenguk Abel di rumah barunya. Wajahnya pucat pasi. Dia tidak pernah mengira gadis ini akan benar benar pergi. "Maaf ya, maaf aku selalu jadi yang terburuk, semoga kamu tenang" Alvan berdiri lalu pergi dari area pemakaman.

Tidak ada yang tau kapan dan bagaimana kita akan berpulang, hanya Tuhan yang tahu, andai jika Abel tahu kapan dia akan pergi mungkin dia akan meminta satu kesempatan untuk merubah tujuannya, bukan Alvan tapi Ardhan. Bukan orang baru tapi orang yang selalu siap untuknya kapan pun itu. Bahkan ketika matanya hanya tertuju pada Alvan Ardhan tak pernah marah. Karena Abel tau, cinta yang dimiliki Ardhan jauh lebih besar dari pada rasanya pada Alvan dan Abel tidak pernah bisa melihat dengan jelas rasa yang Ardhan berikan itu.

Penyalasan selalu datang di bagian akhir, jangan pernah membiarkan penyesalan menyesakkanmu, cukup bersyukur karena memiliki orang orang di sekitarmu akan membuat semua yang buruk terlihat lebih baik. Atau untuk lebih singkatnya, cintai semua yang ada dalam hidupmu sebelum kamu tahu itu tak akan pernah kamu temui lagi di kehidupan selanjutnya.

Bukan chapter terakhir, tolong sabar dikit lagi ya ada plot twist yang akan mimin up di next chapter. Dan chapter berikutnya adalah ending ya makasiii semua readers tercinta mimin atas dukungannya🫶🫶.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALVANZO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang